Nenek Ini Nekat Akhiri Hidupnya, Akibat Sakit Tak Kunjung Sembuh

Reporter : Bima Rahmat

suarabojonegoro.com –  Minah (75) warga Dusun Karang Desa Duri RT 016 RW 004 Kecamatan Ngambon Kabupaten Bojonegoro ditemukan tewas gantung diri di belandar rumahnya sekitar Pukul 06.00 WIB.

Korban pertama kali diketahui oleh saksi Winartik warga Desa Setren Kecamatan Ngasem yang sekaligus keponakan korban menyatakan bahwa pada Sabtu sekira pukul 06.00 WIB pagi tadi, saksi berkunjung ke rumah korban, dengan maksud membawakan makanan berupa lontong sayur untuk makan korban. Hal ini dibenarkan oleh Kapolsek Ngambon, AKP Pujiono. Sabtu (01/07/17).

“Sesampai di rumah korban, saksi mendapati rumah korban dalam keadaan tertutup dan dikunci dengan cara dicengkal menggunakan kayu dari dalam rumah.” Kata Kapolsek Ngambon.

Setelahnya saksi memanggil manggil korban, karena korban tidak menyahut saksi meminta bantuan pada kepala dusun setempat untuk membantu membuka rumah korban.

“Saksi bersama kasun dan warga sekitar membuka rumah dengan paksa dan mengetahui korban telah meninggal dunia tergantung di blandar rumahnya.” tambah Kapolsek.

Selanjutnya peristiwa tersebut segera dilaporkan kepada kepala desa setempat lalu di teruskan ke Polsek Ngambon.

Karena mendapati korban sudah dalam keadaan tidak bernyawa akhirnya hal tersebut dilaporkan ke Kepala Desa setempat dan dilanjutkan ke Polsek Ngambon. Mendapati laporan tersebut kemudian Polsek bersama anggotanya mendatangi serta mengecek Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Dari hasil identiflkasi, diketahui ciri-ciri mayat, Iidah menjulur tergigit dan berdarah, mengenakan celana dari bahan kaos (trining) warna hita, mengenakan baju gamis warna merah maroon motif kembang-kembang Iengan warna hitam dan berkerudung.

“Korban tinggal sendirian dirumahnya dan menderita sakit kaki akibat kecelakaan yang tidak kunjung sembuh. Diduga korban merasa depresi sehingga mengakhiri hidupnya dengan gantung diri,” tambahnya.

Berdasarkan pemeriksaan petugas medis dari Puskesmas Ngambon, tidak di ketemukan adanya tanda-tanda penganiyaan. (Bim/red).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *