Indonesia Darurat Ketersinggungan, Masihkah Pancasila Dijadikan Sebagai Obat Persatuan?

Oleh: Riyan Nor Rohman

SuaraBojonegoro.com – Pancasila adalah landasan dari segala keputusan bangsa dan menjadi ideologi tetap bangsa serta mencerminkan kepribadian bangsa. Pengalaman agung dari nilai Pancasila mulai luntur dan dilupakan oleh masyarakat Indonesia. Kini, Pancasila hanya dijadikan sebagai simbol kebanggan belaka. Proses panjang perumusan Pancasila untuk dijadikan dasar negara sekaligus sebuah ideologi negara Indonesia menunjukkan bagaimana kegigihan para pendiri bangsa terdahulu untuk memperjuangkan masa depan Indonesia.

Pancasila harus dimaknai tidak hanya sebagai simbol belaka justru lebih dari itu, Pancasila adalah sebuah ideologi yang sakral maka dari itu kita sebagai generasi muda yang terpelajar harus bisa mengimplementasikan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila. Karna generasi muda Indonesia pun saat ini terkesan bingung dengan identitas bangsanya sendiri. Mulai terpengaruh oleh berbagai macam ideologi dan budaya asing melalui sosial media hingga melupakan jatidirinya sebagai warga negara bangsa Indonesia. Pancasila seperti disudutkan dari bangsanya sendiri, hal ini ditandai dengan kemerosotan moral masyarakat Indonesia salah satunya generasi muda. Padahal generasi muda merupakan orang-orang yang akan meneruskan cita-cita bangsanya sendiri.

Baca Juga:  Pentingnya keterbukaan publik dalam perencanaan pembelian kereta Api

Secara formal dan legal, tentu Pancasila hingga hari ini masih tetap menjadi sumber dari segala sumber hukum di Indonesia. Simbol Garuda Indonesia masih gagah terpampang pada tiap-tiap gedung pemerintahan, instansi, sekolah, universitas dan tempat-tempat lain yang oleh undang-undang memang diwajibkan untuk memasangnya. Namun secara ruh adakah Pancasila yang masih terpatri dalam sanubari pada setiap warga negara bangsa Indonesia?

Hilangnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan masyarakat dikarenakan tidak adanya rasa persatuan antar masyarakat. Tidak ada sikap saling tenggang rasa dan saling menghormati antar masyarakat sehingga seringkali terjadi perpecahan. Bagaimana kita mengatasi semua ini? Padahal sudah terlihat jelas bahwa Pancasila mengajarkan kita untuk memiliki sikap tenggang rasa. Baik dalam segi pendapat, kepercayaan, suku dan bahasa. Faktanya, terlihat jelas bagaimana tenggang rasa sangat amat sulit ditemukan dalam kehidupan masyarakat.

Baca Juga:  Fenomena Siswa Begadang di Warung

Tentu hal ini sangat bertolak belakang dengan isi atau nilai-nilai Pancasila. Untuk itu, ini adalah peran penting untuk kita semua khususnya pemerintah dan generasi muda agar selalu menjaga dan mengimplementasikan warisan negara yang sakral dari para pendiri dan pejuang bangsa terdahulu. Jadikanlah Pancasila sebagai acuan untuk kita semua dalam bersikap dan bertutur kata yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Sehingga, generasi muda ini tidak bersifat apatis dengan pembelajaran nilai-nilai Pancasila dan bersikap kritis terhadap pengaruh ideologi-ideologi yang bertentangan dengan Pancasila serta sikap-sikap intoleran. Pancasila harus dijadikan pegangan dan prinsip hidup generasi muda Indonesia dalam menghadapi derasnya arus globalisasi saat ini. Generasi muda juga harus mampu mengimplementasikan dan mensosialisasikan Pancasila, bhineka tunggal ika dan nilai-nilai toleransi bangsa Indonesia agar tetap eksis dan kokoh. (**)

*) Penulis adalah Mahasiswa Semester satu, Prodi Bahasa Ingggris, FKIP Universitas Islam Malang.