Inilah Pencak Silat ‘RASA’ Asli Bojonegoro Didirikan Di Sukorejo

Reporter: Bima Rahmat

SuaraBojonegoro.com – Berawal dari nama Ramuan Segala Aliran (Rasa) merupakan bela diri pencak silat yang didirikan oleh Eyang Ahmadi di Desa Sukorejo, Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro pada tahun 1948. Jumat (18/10/19).

Hal ini disampaikan Solikin, selaku Dewan Pendekar, pencak silat Rasa. Beriring perkembangan jaman makna dari nama Rasa tersebut akhirnya dirubah menjadi Rukun Angudi Santosaning Anggo yang bermakna menjalin kerukunan bersama dan menyehatkan badan.

“Jadi tujuan Rasa itu tidak hanya bela diri saja tapi juga untuk menyehatkan badan kita,” katanya.

Pencak Silat asli kota Bojonegoro ini didirikan oleh Eyang Ahmadi. Yang mana asalnya ia belajar pencak dari Eyang Rusiman dan Nyai Rusiman yang ahli pencak Cimande yang berasal dari Jawa Barat. Pada waktu itu Eyang Ahmadi, masih menjabat sebagai Jogo Boyo. Dengan jabatan Jogo Boyo tersebut dirinya berkesampatan melalang buana untuk mencari ilmu khususnya pencak silat kepada kedua tokoh tersebut.

“Karena beliau (Eyang Ahmadi.red) itu tekun Eyang Rusiman dan Nyai datang ke sini untuk menurunkan ilmunya,” ujarnya.

Baca Juga:  Pengurus BKP Himbau Agar Anggota Pencak Silat Untuk Ciptakan Kondusifitas di Bojonegoro

Setelah menguasai ilmu bela diri yang mumpuni selanjutnya Eyang Ahmadi mendirikan perguruan pencak silat yang diberi nama Rasa pada tahun 1948 di Desa Sukorejo. Dari keterangan para anggota senior perguruan pencak silat Rasa, dulunya Eyang Ahmadi menggunakan cara melatih pencak silat dengan cara Kamuflase yakni dengan membungkus pencak silat dengan seni musik tradisional jedoran. Ternyata cara tersebut sangat efektif untuk mengelabuhi tentara penjajah. Yang mana di masa penjajahan pada waktu itu memang melarang keras penduduk pribumi belajar ilmu bela diri.

“Yang memberikan nama Rasa dan menciptakan lambang, ya Eyang Ahmadi sendiri,” ujarnya.

Pria yang merupakan keponakan dari Eyang Ahmadi ini menjelaskan makna dari lambang yang saat ini masih dipergunakan oleh perguruan pencak silat Rasa. Yang mana pada lambang segitiga merupakan ciri khas gerakan langkah jurus pencak silat Rasa. Yang mana dilangkah segitiga ini diyakini efektif sebagai hindarkan dari serangan lawan.

“Kalau kita faham (menguasai.red) lawan akan kewalahan menyerang kita,” jelasnya.

Baca Juga:  Peraturan Baru Pertandingan Pencak Silat, Ini Persiapan IPSI Bojonegoro

Sedangkan lambang senjata trisula adalah merupakan senjata andalan perguruan pencak silat Rasa. Untuk lambang bersinar merupakan simbol yang bermakna pencak silat Rasa ini diharapkan dapat menyinari masyarakat dengan sinar kewibawaan.

Hingga saat ini perkembangan pencak silat berlambang segitiga ini tersebar diberbagai wilayah baik di bojonegoro maupun luar bojonegoro. Perkembangan pencak silat ini tidak lepas dari peran para santri yang kebetulan mondok di luar bojonegoro dan mengajarkan pencak silat asli Bojonegoro ini.

“Saat ini sudah berkembang sampai di luar jawa. Tapi karena pada waktu itu mereka belum tahu ini pencak silat apa?. Seperti kemarin waktu harlah ada yang dari Kalimantan, Jakarta ikut hadir,” ucapnya.

Dirinya berharap dengan perkembangan jaman saat ini perguruan pencak silat asli Bojonegoro ini dapat berkembang serta terorganisasi dengan baik.

“Saya juga berharap pencak silat Rasa ini nantinya dapat menjadi salah satu cagar budaya asli Bojonegoro,” pungkasnya. (Bim/red).