Kilang Minyak Di Tuban Rencananya Lebih Besar Dari Balongan Indramayu

Reporter : Bima Rahmat

SuaraBojonegoro.com –  kilang minyak yang terletak di Balongan, Indramayu, memiliki peranan penting dalam menjaga pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) serta Petrokimia untuk wilayah DKI Jakarta Jawa Barat dan lainnya. Kamis (01/08/19).

Krisna Irawan selaku Process Engineering RU VI Balongan Indramayu Jawa barat, mengungkapkan bahwa dengan adanya kilang minyak tersebut sekaligus berpengaruh terhadap perekonomian wilayah.

“Dengan kapasitas produksi 125 ribu barel per hari, produk Kilang Balongan terdiri dari BBM sebanyak 52 persen,” katanya.

Selain itu kilang minyak yang berdiri pada tahun 1994 ini juga mengolah BBK (Pertamax) sebanyak 17 persen, 11 persen non BBM yakni LPG, dan 20 persen adalah produk lainnya.

Baca Juga:  1 Orang Meninggal Akibat Kebakaran Rumah, 1 Lainnya Alami Luka

“Sementara untuk wilayah distribusinya, 61,9 persen untuk DKI Jakarta dan sekitarnya, 25 persen Jawa barat, dan13,1 persen daerah lainnya,” ujarnya.

Sementara itu Unit Manager Comunication dan CSR MOR V Jatimbalinus Rustam Aji, menjelaskan bahwa untuk rencana Kilang minyak di Tuban kapasitasnya lebih besar jika dibanding dengan kilang yang berlokasi di Balongan KM 9 Indramayu yakni sebesar 300 ribu barel perhari.

“saat ini, impor minyak mentah dan produk oleh negara sebanyak 200 ribu Barel perhari, sehingga dengan adanya kilang di tuban targetnya tidak lagi impor,” tambahnya.

Selain itu dirinya juga menjelaskan jika untuk lifting minyak nasional sebesar 800 ribu barel perhari dan yang di kelola Pertamina sebanyak 600 ribu barel perhari dan sisanya dikelola oleh KKKS. Hal ini disebabkan kebutuhan minyak mentah nasional 1 juta barel perhari.

Baca Juga:  Wisata Air WEB Bulurejo Rengel, Tawarkan Pesona Sensasi Berrekreasi

“Sehingga pemerintah harus impor untuk memenuhi kapasitas dan kebutuhan tersebut. Jika 1 juta minyak mentah diolah hasilnya adalah 900 BBM,” tegasnya.

Dengan adanya Kilang Minyak di Tuban dan pengembangan sumur, lanjutnya, dapat dipastikan jika kebutuhan minyak nasional dapat terpenuhi dan Indonesia tidak perlu import minyak. (Bim/red).