Kontributor : Sari. W
SuaraBojonegoro.com – Penyedia jasa penukaran uang baru di pinggir jalan seputaran alun-alun kota Bojonegoro, mengeluhkan sepinya pengunjung meski memasuki h-10 hari Raya Idul Fitri 1440 hijriah pada 5-6 Juni 2019 mendatang.
Fransisko (35) mengatakan, biasanya memasuki h-10 masyarakat mulai beramai-ramai menukarkan uang kertas pecahan lama dengan uang baru untuk dibagi-bagikan saat Lebaran.
“Tapi sampai sekarang masih banyak yang numpuk uang ditangan saya,” kata pria asal Medan, Sumatera Utara, Minggu (26/5/2019).
Kedatangannya di Bojonegoro memang untuk menawarkan jasa penukaran uang baru. Uang yang ditawarkan ada pecahan Rp5.000, Rp10.000, Rp20.000, Rp50.000 dan RP100.000. Masing-masing pecahan telah dikemas sendiri-sendiri. Masing-masing kemasan tersebut dihargai Rp10.000 meski nilainya tidak sama.
“Kemasannya beda-beda, yang lima ribu ini satu plastik isinya lima puluh ribu, sepuluh ribu satu plastik isinya seratus ribu, dua puluh ribu isinya seratus ribu, lima puluh ribu ada lima ratus ribu, yang seratus ribu juga isinya lima ratus ribu,” lanjutnya.
Dia datang ke Bojonegoro awal Mei membawa sebesar Rp15 juta. Namun sampai saat ini baru keluar Rp5 juta. keuntungannya pun belum seberapa karena sepi peminat. Hal ini berbeda dengan tahun sebelumnya.
“Biasanya sudah laku banyak, sekarang masing sepi. Laba juga baru tiga jutaan,” tandasnya.
Yani (40), warga Kelurahan Kadipaten, Kecamatan Bojonegoro, mengaku, enggan menukarkan uang dipinggir jalan karena takut uang tersebut palsu. Lebih baik, di Bank yabg dianggap lebih resmi.
“Saya sekarang tukarnya di bank saja,” imbuhnya. (Ari/SBC)