Oleh : Wahyu Tri Bintang FS
suarabojonegoro.com – Masa remaja adalah masa dimana transisi sekaligus masa gemilang untuk darah muda . dikatakan masa transisi adalah masa perpindahan dari usia kanak-kanak menuju usia remaja, usia yang menuntut kedewasaan. Nah selain itu, masa dimana membaranya untuk mencari jati diri . Kekuatan fisik yang mendukung, juga semangat muda yang menggelora, menjadikan remaja sebagai tonggak peradaban manusia.
Melihat dari potret global untuk mencermati moral remaja masa kini sungguh sangat memprihatinkan sekaligus sangat disayangkan. Bagaimana tidak, mari kita lihat remaja kita sekarang sudah banyak yang terlibat dalam tindak kriminal, mulai dari tawuran antar pelajar, pencurian, mabuk-mabukan, penyalahgunaan narkotika, pergaulan bebas (yang mengarah kepada seks bebas), keluyuran tak tentu arah dan tujuan yang jelas (seperti anak-anak punk), dan hilangnya tata karma pada teman ,guru maupun orang tua .
Beradab atau tidaknya suatu bangsa, dapat dilihat dari perilaku remajanya, terutama aspek moral alias akhlak atau budi pekerti. Moral adalah cerminan hidup bagi penegak bangsa dan remaja adalah harapan bangsa. Di pundaknyalah masa depan bangsa dipertaruhkan.Jika remajanya hancur, maka hancurlah bangsa.
Di zaman yang serba modern ini,sering kali kita menjumpai remaja yang semakin lupa dengan apa yang seharusnya mereka kerjakan sebagai generasi penerus yaitu kewajiban belajar, patuh pada orangtua dan juga agama. Para remaja sekarang lebih mementingkan hura-hura dengan gemerlapnya dunia malam dan memanjakan hawa nafsu daripada menjalankan kewajiban. Hal inilah yang dikhawatirkan, moral bangsa akan terabaikan dan tidak sedikit orang tua yang lebih cenderung memenuhi kebutuhan fisik buah hatinya daripada kebutuhan ruhani mereka.
Para orangtua sering sibuk dengan profesi mereka masing-masing. Sementara anak dipercayakan pada orang yang kurang berwenang terhadap dirinya. Itulah yang menyebabkan anak hidup dengan jalan mereka sendiri, tanpa bimbingan dari orangtua.
Mereka tidak menyadari yang mereka lakukan adalah awal dari hancurnya moral mereka, sedangkan orangtua mereka tidak mengetahui sama sekali. Jika kebanyakan orangtua seperti ini, maka nasib bangsa ini menjadi taruhannya. Dengan demikian peran serta orangtua dan lingkungan sangat penting dalam pengawasan pertumbuhan moral anak sebagai generasi penerus.
Faktor yang mempengaruhi terhadap nilai dan moral remaja adalah:
– Faktor lingkungan yang mencakup aspek psikologis, sosial, budaya, dan fisik kebendaan, baik yang terjadi di keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
– Kondisi psikologis, pola interaksi, pola kehidupan beragama, berbagai sarana rekreasi yang tersedia didalam lingkungannya akan berpengaruh juga terhadap perkembangan nilai dan norma tersebut.
Selain hal diatas terdapat factor-faktor yang memengaruhi bobroknya moral pelajar dimasa sekarang, yaitu:
– Longgarnya pegangan terhadap agama Dengan longgarnya pegangan seseorang pada ajaran agama, maka hilanglah kekuatan pengontrol yang ada didalam dirinya.
-Kurang efektifnya pembinaan moral yang dilakukan oleh rumah tangga, sekolah maupun masyarakat. Pembinaan moral yang dilakukan oleh ketiga lembaga ini tidak berjalan menurut semestinya atau yang sebiasanya. Pembinaan moral dirumah tangga misalnya harus dilakukan dari sejak anak masih kecil, sesuai dengan kemampuan dan umurnya.
– Ingin mengikuti trend Mungkin pada awalmya para remaja merokok adalah ingin terlihat keren, padahal hal itu sama sekali tidak benar. Lalu kalau sudah mencoba merokok dia juga akan mencoba hal-hal yang lainnya seperti narkoba dan seks bebas.
Ada beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada pada generasi penerus pada saat ini, diantaranya untuk meghindari salah pergaulan, kita harus pandai memilah dan memilih teman dekat.
Karena pergaulan akan sangat berpengaruh terhadap etika, moral dan kepribadian seseorang dan peran orang tua sangat penting dalam pembentukan karakter seseorang, terutama dalam mengenalkan pendidikan agama sejak dini serta yang terakhir melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya positif, seperti ikut dalam suatu perkumpulan remaja masjid, ikut pengajian-pengajian rutin, pagelaran seni, serta olahraga, karena hal tersebut juga dapat meminimalkan untuk seorang anak terjun kedalam kegiatan-kegiatan yang sifatnya mubadzir (sia-sia), semua jenis kegiatan rutin,selama kegiatan tersebut bersifat positif serta dapat juga untuk mengukir prestasi.
Jadi hayuk kita perbaiki etika generasi muda untuk diri kita sendiri maupun bangsa kita . cinta tanah air sebagian dari iman .
Fastabiqul khoirot !!..
*) Penulis adalah Mahasiswa
Fakultas ILmu kesehatan Jurusan S1 Keperawatan Universitas muhammadiyah malang