PUASA YANG TERNODA (2)

Oleh : Drs. H. Sholikin Jamik, SH.MH.

Selanjutnya yang menjadikan puasa ternoda adalah letika orang puasa tapi

2. Gibah, gosip, atau membicarakan keburukan orang lain
Kendati gibah tidak termasuk dusta, tapi membicarakan keburukan orang lain termasuk perilaku tercela yang dilarang Islam.
Seseorang yang bergosip atau membicarakan keburukan orang lain dianalogikan seperti memakan bangkai saudaranya, sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Hujurat ayat 12.

Jika seorang muslim bergibah, sedang ia berpuasa, maka ia hanya memperoleh lapar dan haus saja, tidak ada pahala bagi ibadah puasanya. Hal ini ditegaskan dalam hadis berikut:

“Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan sia-sia dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, ‘Aku sedang puasa, aku sedang puasa’,” (HR. Ibnu Khuzaimah).

Baca Juga:  Bulan Muharram antara Syariat dan Mitos (Bagian Kedua)

3. Adu domba dan fitnah
Akar dari perbuatan adu domba dan fitnah adalah kebencian. Adu domba dapat berupa rasa tidak senang melihat orang lain rukun, lalu menyebarkan fitnah untuk merusaknya. Jangankan pahala puasa, Islam mengancam orang yang melakukan adu domba dengan balasan neraka di akherat.
Dasarnya adalah sabda Nabi Muhammad SAW: “Pelaku adu domba tidak akan masuk surga,” (H.R. Muslim).

4. Bersumpah palsu
Perbuatan lain yang bisa merusak pahala puasa ialah bersumpah palsu. Menyatakan sumpah, tapi berbohong merupakan perbuatan yang dilarang dalam Islam. Apalagi, jika sampai membawa nama Allah SWT di awal sumpahnya maka perilaku itu termasuk salah satu dari 3 dosa paling besar.
Larangan bersumpah palsu ini dijelaskan Al-Quran dalam surah Ali Imran ayat 77 sebagai berikut:

“Sesungguhnya orang-orang yang menukar janjinya [dengan] Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bagian [pahala] di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak [pula] akan mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih,” (Ali Imran [3]: 77]

Baca Juga:  Rabies dan Budaya Suku di Indonesia

5. Tidak menjaga mata dari syahwat
Orang yang mengumbar syahwatnya ketika berpuasa, pahala puasanya akan gugur sehingga yang tersisa lapar dan haus saja.
Salah satu sumber syahwat yang utama ialah pandangan mata. Apabila mata seseorang jelalatan, tidak menundukkan pandangan pada lawan jenis yang bukan mahramnya, maka ia telah menodai ibadah puasanya. Karena itulah, seorang muslim harus waspada dengan pandangan matanya.

Nabi Muhammad SAW bersabda: “Pandangan merupakan salah satu anak panah iblis,” (HR. Al-Hakim dan Thabrani).

Penulis adalah Dosen STIKES Muhammadiyah Bojonegoro