Oleh : Drs.H. Sholikin Jamik,SH.MH.
SuaraBojonegoro.com – Puasa juga memiliki dimensi sosial karena puasa adalah
penyadaran dan pengingatan bahwa kita adalah makhluk sosial
yang tidak dapat hidup menyendiri. Kita tergantung kepada
dukungan dan bantuan orang lain agar kita dapat memenuhi
kebutuhan diri kita sendiri. Dalam bulan Ramadan kita
dianjurkan banyak bersedekah dan memberi makan orang
miskin. Tentu ini bukan sekedar suatu rutinitas ritualistik
belaka, tetapi adalah suatu simbolisasi dari penegasan
komitmen kita bahwa sebagai makhluk sosial yang pemenuhan
kebutuhannya tergantung kepada orang lain kita harus
memiliki kepedulian terhadap sesama yang tercermin dalam
saling memberi, saling membantu dan menciptakan
kebersamaan.
Dan Puasa juga merupakan simbolisasi dari cara hidup yang mampu
mengendalikan pola makan. Makan dan tidak makan mendapat
perhatian yang serius dalam ajaran Islam. Dalam pandangan
Islam makan adalah keharusan alamiah yang tidak mungkin
dihindari. Bahkan pada kondisi tertentu orang wajib makan,
bahkan yang diharamkan demi mempertahankan kelangsungan
hidup. Namun pada sisi lain makan tidak boleh berlebihan
karena akan membawa mafsadah kepada manusia sendiri.
Dalam al-Quran Allah berfirman, “Dan makan dan minumlah,
tetapi jangan berlebih-lebihan” [Q. 7: 31]. Puasa adalah
simbolisasi dari keharusan melakukan pengendalian makan
Penulis : Dosen Al Islam STIKES Muhammadiyah Bojonegoro