Musyda Muhammadiyah Bojonegoro, Ini Beberapa Rekomendasi PC IMM Bojonegoro

oleh -
oleh

Oleh: Ahmad Fatoni *)

SuaraBojonegoro.com – Musyawarah Daerah (MUSYDA) ke- X  Muhammadiyah Kabupaten Bojonegoro  bertempat di gedung dakwah Muhammadiyah bojonegoro jalan teuku umar. Seharusnya musyawarah daerah ke-X ini dilaksanakan dalam setiap 5 tahun sekali dari tahun 2016 sampai 2020 karena terkendala pandemi, sehingga mulai dari perhelatan muktamar pimpinan pusat Muhammadiyah dahulu, dilanjut musyawarah wilayah (Musywil) muhammadiyah dan baru musyawarah daerah Muhammadiyah, yang akhirnya dapat dilaksanakan  Ahad,12 Maret 2023.

Semarak dalam musyawarah daerah sudah sangat terasa, dari sebelum nya ada acara pra musyda dengan mengadakan kegiatan fun bike terbuka untuk umum yang bertempat di pondok mbs al-amin putri di desa mojoranu kecamatan dander, terus dilaksanakannya musyawarah pimpinan daerah (MUSYPIMDA) yang melibatkan majelis, lembaga, ortom daerah dan pimpinan cabang muhammadiyah se-bojonegoro dalam membahas masalah dan target ke depan. Terakhir dari rangkaian acara adalah momentum musyawarah daerah (MUSYDA) dalam menentukan pimpinan selanjutnya.

Kali ini musyawarah daerah ke-x muhammadiyah Bojonegoro mengangkat tema “mewujudkan islam berkemajuan, memajukan Bojonegoro” gagasan yang dibawa dalam musyda sangat rasional dan memang relevan dengan apa yang di cita-citakan muhammadiyah, serta pimpinan muhammadiyah Bojonegoro nantinya bisa benar-benar memajukan Bojonegoro melewati hubungan secara holistic, yang mampu mengontrol kebijakan-kebijakan yang di lakukan oleh kepemerintahan karena tataranya pimpinan muhammadiyah setingkat daerah harus seperti bupatinya muhammadiyah.

Harapan besar dalam musyda yang dikatakan menggembirakan harus mampu membawa sosok pimpinan muhammadiyah yang benar-benar responsif terhadap pemuda dan memperhatikan kader-kader Muhammadiyah dalam pemberdayaan maupun pemberian fasilitas yang dibutuhkan, yang mana nantinya akan melanjutkan estafet kepemimpinan.

Jika melihat secara luas pimpian daerah Muhammadiyah seperti lahan basah, yang mana melihat perkembangan dan kemajuan amal usahanya dari segi pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan lain-lain. Maka dari itu aset-aset muhammadiyah yang harus di jaga bukan hanya di nikmati segelintir orang saja atau kelompok tertentu.

Momen lima tahun tersebut tidak sekedar menjadi pergantian kepemimpinan saja, namun  juga pembaharuan dan pembenahan gerakan muhammadiyah dari masa ke masa, apalagi yang kita hadapi yang serba pragmatis, budaya konsumtif dan sangkar besi kapitalisme.

Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Bojonegoro berkomitmen untuk menjadi ruang evaluasi guna pembaharuan gagasan dan perluasan gerakan hingga menyentuh seluruh elemen Muhammadiyah dan dinamika yang terjadi mulai cabang hingga ranting agar menjadi focus dalam musyda. Sebenarnya secara garis besar hampir sama dinamika yang terjadi di setiap cabang, yaitu masalah perkaderan, namun juga setiap cabang memiliki ciri khas dan kebutuhannya masing-masing cabang.

PC IMM Bojonegoro mempunyai rekomendasi dalam melihat sosok pemimpin Muhammadiyah bojonegoro yang ideal, di antaranya :

Pertama pimpinan daerah muhammadiyah bojonegoro untuk membentuk wadah bagi pengembangan keilmuan kader-kader Muhammadiyah bojonegoro. Dengan membentuk central studi untuk pengembangan dan penguasaan keilmuan yang dapat memunculkan kematangan berpikir sehingga muhammadiyah bojonegoro tidak kehilangan nafas intelektual.

Kedua mampu merumuskan strategi dalam dalam pengembangan ekonomi  prespektif Muhammadiyah yang tidak hanya bertumpu pada pengembangan amal usaha oleh idnividu-individu dalam persyarikatan saja. Guna membangun pemberdayaan ekonomi bagi warga muhammadiyah baik dalam sisi manajerial, keuangan, digitalisasi, infrastruktur, hingga pasar yang massif.

Ketiga pimpinan Muhammadiyah Bojonegoro mampu merumuskan langkah dalam dakwah kultural dan akomodatif dalam dalam penguatan basis-basis ideologi dengan mengedepankan konstektualisasi dakwah hingga akar rumput, agar warga muhammadiyah ajeg dalam memahami ideology yang utuh dan terhindar dikotomi.

Keempat  pimpinan Muhammadiyah kedepan mampu mengembangkan peran digitialisasi sebagai lahan dakwah di era sekarang yang serba modern dan digital. Sehingga penyebaran pandangan islam yang berpijak pada al-qur’an dan as-sunnah memiliki sifat kemajuan yang massif apabila terkemas dengan baik dalam bentuk digital sehingga mudah diakses oleh masyarakat.

Kelima mendorong  pimpinan Muhammadiyah kedepan untuk pro-aktif dalam advokasi kebijakan publik terutama pada ranah lokal daerah Bojonegoro sendiri. Hal ini yang menjadi hal yang sangat penting dalam mewujudkan baldatun thayibun wa rabbun ghafur perlu menghadirkan pengawalan-pengawalan kebijakan birokrasi yang bermuara pada kebaikan seluruh masyarakat. (**)

*) Penulis adalah : Ketua Umum PC IMM Bojonegoro periode 2022-2023

No More Posts Available.

No more pages to load.