Nyadran Desa Kepohkidul Sebagai Wujud Penghormatan Kepada Ibu Bumi dan Bopo Angkoso

oleh -
oleh

Report : Bima Rahmat

SuaraBojonegoro.com – Sebagai wujud penghormatan kepada Ibu Bumi dan Bopo Angkoso, Desa Kepohkidul, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, gelar Nyderan atau lebih dikenal dengan sedekah bumi. Acara ini digelar sebagai bentuk rasa syukur kepada bumi yang telah memberikan rezeki berupa hasil bumi untuk keberlangsungan hidup manusia. Minggu (03/07/22).

Kepala Desa Kepohkidul, Samudi, menjelaskan jika sedekah bumi ini diawali dengan nyekar atau berdoa untuk para leluhur Desa Kepohkidul.

“Pemuliaan leluhur dan alam ini menggambarkan kehidupan masyarakat petani desa yang mempercayai ajaran-ajaran seperti memayu Hayuning Bawono, memayu Hayuning Projo dan memayu Hayuning kulowargo,” katanya.

Selain itu Nyadran ini pun sebagai bentuk menghormati para petani yang telah berjasa dalam membuka lahan atau babat alas sebelum kawasan itu bisa ditanami. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu lahan yang digunakan oleh petani ini semakin lama semakin menyusut akibat pembangunan permukiman maupun industri.

“karena di tempat kami warga yang berprofesi sebagai petani tinggal sedikit, padahal petani itu kan pelaku utama di sektor pangan,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama Wakil Bupati Bojonegoro, Budi Irawanto, bahwa tradisi Nyadran adalah tradisi turun temurun dari leluhur sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karenanya pria yang akrab disapa Mas Wawan ini berharap agar tradisi Nyadran ini terus dilestarikan.

“Jangan sampai tradisi adiluhung ini terkikis oleh zaman,” tuturnya.

Selain itu tradisi Nyadrab adalah sebagai wadah masyarakat desa untuk saling bergotong royong dalam membangun, ikut peduli terhadap kemajuan dan kemandirian desa.

“Selain sebagai wujud syukur, Nyadran ini sekaligus sebagai wadah masyarakat untuk bersilaturahmi dan bergotong royong untuk kemajuan desa,” pungkasnya. (Bim/red).

No More Posts Available.

No more pages to load.