Bidang Advokasi AKD Bojonegoro: Status WA Kades Pumpungan Adalah Bentuk Kejengkelan Yang Terpendam

oleh -
oleh

Reporter : Team Redaksi

SuaraBojonegoro.com – Polemik adanya unggahan Status diakun Wathsapp pribadi Kades Pumpungan, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, merupakan bentuk kejengkelan atau kejengahan dari pada Kepala Desa Pumpungan yang mendapat perlakuan kurang baik dari Oknum oknum wartawan dan Oknum LSM yang sering mendatangi dirinya bahkan keluarganya serta diduga melakukan intimidasi.

Disampaikan oleh Anam Warsito, ketua bidang advokasi hukum dan HAM asosiasi kepala desa (AKD) Kabupaten Bojonegoro bahwa apa yang dilakukan kepala desa Pumpungan ini merupakan bentuk geram atau kejengkelan dirinya yang diredam selama ini, yang akhirnya  akhirnya tertuang atau diunggah di status WhatsApp pribadinya tersebut.

“Jadi sebenarnya itu adalah situasi kondisi nyata yang dialami karena memang faktanya setiap hari banyak oknum yang mengaku LSM dan mengaku sebagai wartawan yang mendatangi kepala desa dan sebenarnya tidak hanya Pumpungan saja, tapu banyak kepala desa yang memiliki keluhan sama,” Ujar Anak Warsito, Kamis (10/3/2022).

Anam juga menjelaskan bahwa keluhan para kepala Desa di Bojonegoro ini sering tersampaikan bahwa tidak sedikit dalam kegiatan kegiatan pertemuan AKD diungkap oleh sebagian anggota AKD dan itu disampaikan kepada Anam Warsito langsung atas adanya ulah Oknum wartawan dan oknum LSM tersebut.

“Saat pertemuan dengan kepala Desa  banyak menyampaikan hal yang sama kepada saya terkait dengan banyaknya oknum wartawan yang berbondong bondong ke desa yang pada intinya ujung-ujungnya enggak jelas dan ujung-ujungnya minta uang saku dengan secara terbuka,” Lanjut Anam.

Menurut Anam bahwa para wartawan atau LSM tidak perlu merespon ini sebagai sesuatu yang negatif dan semestinya Wartawan dan LSM yang benar-benar menjalankan tugasnya justru merasa prihatin dan memahami bahwa ternyata ada di sisi lain oknum wartawan dan oknum LSM yang kemudian ternyata mereka setiap hari bekerja seperti itu dan menyimpang dari tupoksinya.

“Hal ini nyata yang tidak dialami oleh sebagian besar kades di Bojonegoro, untuk itu dalam hal ini sebenarnya kita harus saling  intropeksi diri bahwa benar bahwa kepala desa mengunggah status seperti itu ya memang kurang elok tetapi bahwa itu bagian dari pada letupan kejengahan yang setiap hari didatangi oknum wartawan dan oknum yang mengaku sebagai LSM yang ujung-ujungnya minta uang saku itu,” Tambah prianyang juga mantan anggota DPRD Bojonegoro ini.

Sehingga menurut pria yang juga menjabat sebagai Kades Wotan, Kecamatan Sumberrejo ini dari adanya perilaku oknum wartawan dan oknum LSM yang mendatangi Kades yang ujung ujungnya meminta uang akhirnya akan mengganggu pikiran dan konsentrasi para kepala desa untuk menjalankan pemerintahan di desanya dan memberikan pelayanan pada masyarakat untuk melaksanakan program-programnya.

“Jadi apa yang terjadi sesuatu yang nyata untuk itu mari kita saling ber benah, kami juga pihak kepala desa akan berkoordinasi agar tidak lagi mengunggah hal hal semacam itu, tetapi juga kawan-kawan Wartawan dan LSM juga harus bersama-sama bagaimana agar budaya atau situasi bagaimana kemudian dan mereka memalak kepala desa ini juga jangan diteruskan,” Pungkasnya.

Meskipun kami punya keberanian,  pihaknya juga tidak melaporkan ke penegak hukum  atas apa yang dilakukan oleh oknum oknum yang mengaku wartawan atau Oknum mengaku LSM tersebut, pihaknya juga menekan diri agar hal tersebut tidak dilakukan dan hanya muncul di Status Wathsapp bukan sebagai tindak laporan kepada Polisi.

Sebelumnya diberitakan bahwa seorang Kades di Bojonegoro yang bertugas di Desa Pumpungan, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro mengunggah status di akun Wathsappnya dengan bertuliskan “apapun yang terjadi, Kades adalah santapan empuk Wartawan dan LSM” #ratrimomonggo, Dan juga “LSM karo wartawan ora usah heboh maslah BKD, #TUGAS MULIA CARI PENIMBUN MINYAK GORENG, tak baturi nek gladaki pedagang sing nimbun minyak goreng.

Slamet Hari Hadi, selaku Kades Pumpungan yang sengaja mengunggah Status tersebut ketika dikonfirmasi mengatakan bahwa Dirinya mengaku tidak betah berada di kantor karena sering didatangi sekelompok orang yang mengaku-ngaku sebagai oknum wartawan dan anggota oknum sebuah lembaga swadaya mayarakat (LSM).

Menanggapi Keluhan dan ungkapan Status WA tersebut, Sasmito Anggoro Selaku Ketua SMSI (Serikat Media Siber Indonesia) Kabupaten Bojonegoro mengatakan bahwa apa yang dialami Kades Pumpungan ini sering sekali diungkapkan kades kades lainnya di Bojonegoro, akan tetapi dirinya meminta kenapa harus resah jika memang tidak berbuat salah, sebisa mungkin untuk ditemui dihadapi asal tidak menganggu kinerja di Pemerintahan Desa.

Dia juga meminta kepada Wartawan jangan memaksa untuk dilayani jika memang Nara sumber yang akan diwawancarai masih sibuk dengan Kegiatan dan tugas tanggung jawab sebagai pelaksana pemdes.

Dengan adanya kejadian ini, Sasmito meminta agar wartawan juga memahami tugas dan fungsinya dan menjalankan kegiatan jurnalistik sesuai kaidah wartawan dan UU Pers, begitu juga kades juga harus memahami aturan aturan pers dengan baik agar bisa melayani wartawan sesuai tugas wartawan dan bisa membedakan mana wartawan yang benar2 menjalankan tugasnya dengan baik dan yang menyimpang dari tugas Jurnalistiknya. (Team/Red)

No More Posts Available.

No more pages to load.