Inilah Klarifikasi Orang tua Ajeng dan Pihak SMPN 4 Bojonegoro

oleh -
oleh

Reporter: Ciprut Laela

SuaraBojonegoro.com Dalam rangka menanggapi pemberitaan salah satu murid SMPN 4 Bojonegoro, Nur Ajeng, yang sebelumnya diberitakan di salah satu media dengan judul Kisah Pilu Siswa SMPN 4 Bojonegoro di Kota Minyak Nyata Adanya, pihak sekolah segera merespon dengan bersilaturahmi ke rumah Nur Ajeng Nautikha yang berada di desa Sidodadi kecamatan Kapas, Rabu (31/03/2021).

Silaturahmi ke kediaman Nur Ajeng ini diwakili oleh pihak wali kelas, Agus Amak Fadholi dan didampingi oleh wakil kepala SMPN 4 Bojonegoro, Nachwan Syafawi. Tujuan silahturahmi ini hanya ingin tahu maksud dan tujuan pemberitaan tersebut.

Orang tua Ajeng, Kasiyatun, menuturkan bahwa beberapa hari yang lalu memang didatangi seorang wartawan yang sebelumnya ia tidak kenal. “Wartawan tersebut langsung meminta untuk menemui putri saya. Saya sama sekali tidak mengetahui maksud dan tujuan wartawan tersebut menemui Ajeng” tutur Kasiyatun.

Sementara itu, saat wali kelas memperlihatkan isi berita yang mengatakan bahwa Ajeng mengeluhkan pembayaran atau biaya yang harus ditanggung selama belajar di SMPN 4 Bojonegoro, Kasiyatun menyatakan hal itu tidak benar adanya.

“Jujur saya tidak bilang bahwa saya dan anak saya mengeluh mengenai pembayaran tersebut.”
Orang tua Ajeng juga meminta maaf atas adanya miskomunikasi pemberitaan di media online tersebut yang mengakibatkan nama SMPN 4 Bojonegoro agak tercoreng.

Sementara itu, pihak lembaga satuan pendidikan SMPN 4 Bojonegoro, melalui Kepala SMPN 4 Bojonegoro, Agus Sugianto, S.Pd., menuturkan bahwa apa yang diberitakan tersebut semuanya tidak benar.

Terkait dengan biaya investasi/ sumbangan orang tua yang harus dilunasi sebelum naik kelas 8 itu tidak benar sama sekali. Menurut pihak sekolah, apabila siswa belum mampu melunasi di kelas 8 atau bahkan mungkin sampai kelas 9, para siswa di SMPN 4 Bojonegoro tetap bisa mengikuti kegiatan pembelajaran maupun ujian.

“Jadi, kita bebaskan siswa untuk belajar. Bahkan, kami tidak pernah membebani pihak orang tua” ujar kepala SMPN 4 Bojonegoro.

Selain itu, terkait dengan uang rekreasi yang dimaksud di berita sebelumnya, itupun tidak diwajibkan membayar ke sekolah. Namun, siswa diminta untuk nabung melalui Program Simpanan Pelajar (Simpel) yang bekerja sama dengan Bank Jatim. Dalam hal ini, seluruh siswa SMPN 4 Bojonegoro menerima buku rekening masing-masing.

“Jadi, sifatnya itu siswa menabung dan apabila siswa membutuhkan uang tersebut secara mendadak mereka juga bisa mengambilnya di bank Jatim. Lebih lanjut, apabila tidak ada kegiatan rekreasi maka uang yang sudah ditabungkan di Simpel itu menjadi hak milik siswa”.

Agus, panggilan akrabnya, juga menuturkan bahwa selama ini pihak SMPN 4 Bojonegoro juga welcome membantu siswa-siswi SMPN 4 Bojonegoro yang tidak mampu. Mereka diberikan keringanan dengan syarat bisa menunjukkan surat keterangan tidak mampu dari desa.

Selain memberikan keringanan, pihak SMPN 4 Bojonegoro juga beberapa kali memberikan bantuan keuangan kepada siswa-siswi SMPN 4 Bojonegoro yang juga bekerjasama dengan pihak-pihak terkait seperti Baznas. Bahkan, terkadang bapak-ibu guru juga memberikan santunan kepada anak yatim-piatu yang menempuh pendidikan di SMPN 4 Bojonegoro.

Di akhir pernyataannya, Kepala SMPN 4 Bojonegoro juga sangat menyayangkan adanya pemberitaan sepihak tanpa adanya konfirmasi terlebih dahulu dengan pihak sekolah yang seharusnya juga bisa memberikan klarifikasi agar pemberitaan tersebut seimbang. (Prut/Red)

No More Posts Available.

No more pages to load.