TIKUS MENGGUGAT

oleh -
oleh

Oleh : Murtadho

Sruput kopinya dulu… !!!

SuaraBojonegoro.com – Duduk disudut warung kopi yang berada diujung batas desa, pagi beranjak siang itu para penikmat seduhan kopi kothok khas ndeso lagi hangat membahas kejadian semalam, sambil menghisap dalam dalam sebatang rokok terwe (baca : glitir dewe), dan ada pula yang harap-harap cemas, kira-kira malam nanti giliran petak sawah milik siapa, yang menjadi sasaran empuk perompak tanaman padi yang 15 hari lagi masuk masa panen.

Matahari sudah beranjak diubun-ubun, rasan-rasan tentang bancak an tikus diladang persawahan mereka belum menemukan titik terang apa, mengapa dan bagaimana solusi agar panen periode ini lebih mendingan dari sebelumnya. Sumpah serapah tak terhindarkan pada sang tikus, ada yang berusaha pasrah cemas mencoba sok bijak pada situasi yang tak ada jalan keluarnya. Bayangan kerugian materiil tak terelakan, apalagi sisa tunggakan belum selesai.

Seperti halnya manusia tim cyber tikus mengetahui kalau kaumnya di jadikan kesalahan mutlak atas kerusakan yang dialami oleh petani, saat manusia asyik menggunjingkan kaum tikus, segera tim telik sandi melaporkan semua kejadian tersebut kepada raja tikus.

Dengan seksama raja tikus mendengarkan semua laporan anak buahnya, dengan tertawa terkekeh kekeh raja tikus memerintahkan kepada semua kaumnya untuk berkumpul, dengan maksud memberi wejangan kepada umatnya, sekaligus memberikan maklumat, tentang apa yang sedang terjadi.

Setelah jutaan umatnya berkumpul, sang raja tikus memulai khotbahnya. Kita hanya makan dari apa yang seharusnya kita makan tidak lebih, kita, lanjut sang raja tikus, hanya bersenjatakan gigi kecil yang tajam dan modal kebersamaan sesama rakyat tikus untuk mendapatkan makanan, tidak lebih.

Sedangkan mereka (baca: manusia), perilakunya melebihi dari kita bangsa tikus. Misalnya, raja tikus mencoba mencontohkan, Pupuk subsidi mendadak hilang di pasaran, disaat bangsanya sendiri sedang membutuhkan, ujarnya.

Masih menurut raja tikus, saudara mereka sudah menanamnya penuh resiko, saat panen harga jualnya dipermainkan, manusia macam apa itu, geramnya.

Belum lagi jatah kesejahteraan untuk rakyatnya dijarah untuk kepentingan sendiri, korupsi ada dimana-dimana, dan mereka tidak punya rasa malu atau kasihan sama bangsanya sendiri. tegasnya.

Untuk itu saya maklumatkan, nanti malam kerahkan semua anak cucu cicitmu untuk memakan tanaman para petani kalo perlu sampai habis, perintahnya. Sedangkan untuk pasukan telik sandi untuk menjaga dan membuat jalan alternatif saat bangsa manusia membuat jebakan untuk menangkap rakyat kita.

Menjelang senja, warung kopi yang tadi pagi ramai, mendadak sepi, ternyata para petani sedang mempersiapkan diri melakukan ronda di sawah malam nanti.

Dan benar saja saat malam tiba, pasukan tikus begitu membabi buta memakan tanaman padi di persawahan. Dalam sekejap saja tanaman yang tinggal hitungan hari panen menjadi tak tersisa. Sedangkan warga yang melakukan ronda tak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa melihat tanaman mereka di babat habis oleh bangsa tikus.

Sruput kopinya lagi… !!!
————————————
Penulis adalah : warga Bojonegoro – 352215xxxxxx0002
.

No More Posts Available.

No more pages to load.