SuaraBojonegoro.com – Bertempat di Gedung PCNU Bojonegoro diselenggarakan lomba baca kitab kuning, acara yang diselenggarakan oleh PC RMI NU Bojonegoro (Pengurus Cabang Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama) Bojonegoro kali diikuti oleh 80 peserta dari seluruh pesantren di Bojonegoro.
Menurut M.Nurul Burhan, S.Ag selaku ketua Panitia lomba baca kitab kuning, bahwa kegiatan lomba baca kitab kuning yang diselenggarakan pada selasa, 27/10/2020 tujuannya adalah melestarikan warisan ulama salaf dengan selalu memberi motivasi pada generasi muda untuk lebih mengenal kitab kuning. Diselenggarakan lomba baca kitab kuning harapannya bisa mencetak generasi masa depan yang mumpuni membaca kitab kuning agar tidak meninggalkan tradisi ulama, menjaga dan melestarikan warisan ulama berupa kitab salaf, tambah Gus Burhan yang juga pengasuh Ponpes Salafiyah Al Bahroin Padangan
Acara lomba baca kitab kuning dibuka oleh langsung oleh Kepala Seksi Pondok Pesantren Kemenag Bojonegoro Drs. Abdulloh Hafidz habib, dalam sambutan pembukaan beliau sangat apresiasi dalam kegiatan lomba baca kitab kuning kali ini, semoga kedepan bisa lebih baik dan banyak peserta lagi, kata Abdullah Hafidz memberi semangat.
Hadir dalam acara pembukaan Lomba baca Kitab Kuning adalah Seksi Pondok Pesantren Kemenag Bojonegoro, Ketua PC RMI NU Bojonegoro Gus Lutfi Zamroni beserta jajaran pengurus dan Dewan Juri Baca Kitab Kuning
Selanjutnya setelah pelaksanaan dewan juri mengumumkan hasil kegiatan lomba baca kitab kuning, adapun yang lolos sebagai juara lomba baca kitab kuning adalah: Juara 1 Ainun Naim dari Ponpes Al Barokah Nailal Karomah Kasiman, Juara 2 Ahmad Zakiyul Fuad Ponpes Kasyifatul Ulum Dander, Juara 3 Jihadatul Muarifah Fathul Majid Kasiman, Juara harapan 1 Ulil Albab Ponpes Kasyifatul Ulum Dander, juaran harapan 2 Putri Masitoh Ponpes Darussalam Sumberejo, Juara harapan 3 Khotibul Umamil Yaqin Ponpes Abu Darin Kendal Dander.
Lomba baca kitab kuning pada peringatan hari santri tahun ini yang diselenggarakan oleh PC RMI NU Bojonegoro semoga pada tahun berikutnya menjadi motivasi para santri untuk selalu belajar dan belajar agar warisan ulama berupa Kitab Kuning tetap terjaga dan tetap ada peminatnya. Tegas Gus Burhan diakhir keterangan. (Lis/Red)
