Reporter : Redaksi
SuaraBojonegoro.com – Setelah musibah Tersengat aliran listrik yang menimpa satu keluarga berjumlah 4 orang meninggal dinarea perkebunan Cabe, di Desa Tambahrejo, Kecamatan Kanor, Bojonegoro, Musibah orang meninggal tersengat listrik kembali terjadi di Desa Ngadiluhur, Kecamatan Balen, Bojonegoro, Jawa Timur, Senin (12/10/2020) sore.
Seorang Pria bernama Panji (45) warga Desa Ngadiluhur RT 01 RW 4, diketahui meninggal Dunia tersengat listrik ditempat dia bekerja dibelakang rumahnya. korban yang juga bekerja sebagai pande besi atau pengrajin dari bahan besi ini meninggal diketahui oleh mertuanya sendiri Sumining (60).
Disampaikan Kapolsek Balen, AKP Simpen, bahwa korban meninggal akibat sengatan arus pendek listrik ini diketahui pukul 16.30 Win, dan sudah dalam kondisi tergelatak dilantai tempat ia bekerja dan tangan kiri korban masih dalam keadaan memegang seutas kabel yang menghubungkan dengan lampu penerangan didalam tempatnya bekerja.
“Keluarga korban kemudian melaporkan kejadian tersebut dan kami langsung mendatangi lokasi kejadian bersama tim medis untuk memastikan kematian korban,” Kata Kapolsek Balen.
Dari keterangan saksi, bahwa korban meninggal dalam keadaan memegang Kabel yang dialiri arus listrik, dan mengetahui kejadian tersebut, mertua korban langsung mencabut stop kontak aliran listrik dan kemudian meminta tolong kepada warga.
“Warga kemudian berdatang untuk memastikan kejadian tersebut, dan akhirnya korban diketahui telah meninggal dunia,” Lanjut AKP Simoen.
Petugas Kepolisian bersama tim medis kemudian melakukan pemeriksaan dan tidak ditemukan adanya tanda tanda kekerasa atau penganiayaan dalam tubuh korban, dan korban dinyatakan murni meninggal akibat tersengat aliran listrik. Kemudian mayat korban diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan.
Kapolsek Balen menghimbau kepada masyarakat atas kejadian ini agar lebih berhati hati dalam persoalan arus listrik, dan diharapkan untuk meminta tolong kepada ahlinya jika ada permasalahan dengan kelistrikan yang ada karena jika tidak memahaminya bisa berakibat fatal. (SAS/Red)
