Sembayang Di Trotoar, Karena Klenteng Masih Di Gembok

oleh -
oleh

Tuban, SuaraBojonegoro.com – Belasan umat terpaksa menggelar ritual sembahyang bersama dalam rangka sedekah bumi atau rebutan buceng diatas trotoar di pintu masuk Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Kwan Sing Bio Tuban, Rabu siang, (9/9/2020).

Hal tersebut dilakukan karena masih terjadi konflik kepengurusan diinternal tempat ibadah tersebut. Termasuk, semua gerbang pintu masuk ke kelenteng juga masih digembok sudah hampir dua bulan.

“Sembahyang dilakukan diluar karena kelenteng digembok dan belum di buka,” ungkap Mardjojo alias Tio Eng Bo.

Ritual rebutan buceng yang digelar pengurus kelenteng berlambang kepiting itu telah berjalan ratusan tahun yang lalu, dan dilaksanakan setiap satu tahun sekali. Dengan maksud untuk menghormati dan mendoakan arwah leluhur yang sudah tidak terawat.

Namun ditahun ini pelaksanaan ritual tersebut berbeda dengan tahun ini. Dimana, ritual sembahyang digelar tanpa melibatkan banyak umat karena masih dalam situasi Pandemi Covid-19. Lebih parahnya lagi, umat terpaksa mengelak ritual di atas trotoar lantaran pintu masuk masih digembok.

“Adanya Covid-19 sehingga rebutan tidak seperti dulu dan sekarang kondisi kelenteng juga masih di gembok,”

Menurutnya, sudah dua kali ritual sembahyang bersama dilaksanakan diluar Kelenteng. Pertama pada ritual sembahyang bersama dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) YM Kongco Kwan Sing Tee Koen ke-1860, dan kedua sembahyang ini.

“Kejadian seperti ini sudah dua kali,” tegas Tio Eng Bo usai sembahyang bersama di depan kelenteng terbesar se-Asia Tenggara itu.

Lebih lanjut, ia berharap kedepannya umat bisa kembali rukun damai dan pintu masuk kelenteng segara dibuka. Sehingga, umat maupun orang luar daerah bisa beribadah dengan nyaman seperti dulu lagi.

“Kalau begini (gerbang digembok, red) yang dirugikan seluruh umat yang ada di Indonesia,” pungkasnya. (HP/Red)

No More Posts Available.

No more pages to load.