Mengenang Perjuangan Lettu Soeyitno Di Bojonegoro Saat Melawan Penjajah

oleh -
oleh

SUARABOJONEGORO.COM – Sejarah kemerdekan pada kurun waktu tahun 1945 sampai dengan 1949 meniggalkan jejak sejarah. Salah satunya adalah di Kabupaten Bojonegoro, yang mana dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan tersebut gugur pahlawan besar Lettu Soejitno. Untuk mengenag jasa pahlawan yang mempunyai nama lengkap Raden Mas Soejitno Koesoemobroto, tersebut didirikanlah patung monumen yang terbuat dari perunggu di tengah-tengah alun-alun Bojonegoro, walau kini ketenaran patung tersebut kalah dengan datangnya Watu Semar. Minggu (19/08/18).

“Mungkin generasi melineal sekarang sudah jarang yang tahu sejarah Lettu Soejitno. Inilah alasan, mengapa perlu adanya pembelajaran pada sejarah lokal bagi siswa di sekolah,” kata Ratna salah satu guru sejarah di Kabupaten Bojonegoro.

Ratna, menuturkan bahwa Lettu Soejitno merupakan sosok kelahiran Kabupaten Tuban tepatnya tanggal 4 November 1925. Lettu Soejitno bergabung dengan pejuang Republik dan menjadi komandan dalam menghadang pasukan Belanda pada masa Agresi Militer tahun 1949 di Bojonegoro.

“Dalam sebuah pertempuran di sebuah Desa (Mulyoagung.red) di Bojonegoro, pada 15 Januari 1949, komandan tempur yang sempat tergabung dalam Brigade Ronggolawe ini gugur,” ujarnya.

Ibu dua orang anak ini mengisahkan jika pada usia 23 tahun R.M Soejitno Koesoemobroto mengeyam Pendidikan Dasar, Europeesche Lagere School (ELS) di Tuban, setelah itu melanjutkan Hollandsch-Inlandsche School (HOS) nya di Surabaya

“Akan tetapi belum sampai lulus kemudian menyelesaikan pendidikan setingkat SMP nya di Tuban. Setelah itu Soejitno melanjutkan pendidikan di Syodenco (Perwira PETA) di Bogor. Karier Soejitno diawali pada Zaman Penjajahan Jepang sebagai perwira PETA (Syodenco) di Dai Ni Daidan Tuban,” jelasnya.

Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, lanjutnya, Soejitno masuk Badan Keamanan Rakyat (BKR), Tentara Keamanan Rakyat (TKR), Tentara Keselamatan Rakyat (TKR), Tentara Republik Indonesia (TRI), dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Batalyon Suharto Resimen 30 Divisi V di Tuban, Lettu Soejitno sempat berpindah ke Batalyon 16 Brigade Ronggolawe dengan Pangkat Letnan Satu dengan jabatan sebagai Perwira Operasi, tepatnya pada awal tahun 1948. Dan ketika kles II tahun 1949 Lettu Soejitno menjadi komandan perlawanan dan pertempuran di Palagan Temayang.

“Pada masa peperangan tepatnya tanggal 15 Januari 1949, Lettu Soejitno bersama anak buahnya Gugur dalam pertempuran melawan Belanda. Pada tanggal 15 Januari 1949 terjadi pertempuran yang dahsyat antara Tentara Indonesia melawan Belanda dan Lettu Soejitno sebagai komando perlawanan, dalam pertempuran tersebut ia gugur sebagai kusuma bangsa Di Desa Mulyoagung,” pungkasnya. (Bim/red).

Reporter : Bima Rahmat

No More Posts Available.

No more pages to load.