Pemuda Desa Begadon dan Jamur Tiram

oleh -
oleh

SUARABOJONEGORO.COM – Semangat, optimis, dan bergerak, tiga kata yang sering digaungkan Muhamad Zaenal Arifin, 26 tahun, pemuda Desa Begadon, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Dia terus menyemangati pemuda di desanya untuk selalu produktif dan berusaha.

“Saya yakin, dengan optimisme ini kami bisa maju,” ucapnya saat ditemui di kumbung jamur Desa Begadon, Minggu (06/05/18).

Sebagai ketua Karang Taruna Desa, Arifin bertekad untuk terus menjadi penyemangat bagi para pemuda di desanya. Sebagai wujud nyata, dia bersama 20 pemuda di desanya itu membuat usaha jamur tiram.

Mulai budidaya hingga pengolahan jamur dilakukan para pemuda sendiri. Berkat tekad kuat dan kerja keras, mereka mendapat simpati dan dukungan dari berbagai kalangan.

“Mulai dari Kepala Desa, Camat, hingga perusahaan yang ada di sini mendukung kami,” katanya.

Saat ini para pemuda anggota Karang Taruna “Arga Satu” Desa Begadon mengelola kumbung jamur tiram di rumah seorang anggotanya. Setidaknya 2.500 backlog jamur mereka rawat.

“Setiap hari jika bagus kami bisa menghasilkan 5 hingga 7 kg jamur,” imbuhnya.

Awalnya para pemuda tidak pernah berpikir mengelola jamur. Namun berbekal pelatihan yang diadakan operator Lapangan Minyak Banyu Urip, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), mereka nekad memulai dengan modal patungan.

“Dulu kami bekerja di proyek, tapi proyek sudah selesai, kami membuat usaha ini,” tuturnya mengisahkan.

Bagi dia, pelatihan yang diberikan ExxonMobil merupakan bentuk perhatian perusahaan tersebut kepada warga sekitar. Desa Begadon merupakan salah satu desa yang ditempati Lapangan Migas Banyu Urip.

“ExxonMobil juga membantu peralatan kepada kami,” lanjut Arifin.

Eko Wahyudi, 21 tahun, didapuk pemuda setempat untuk memimpin usaha jamur tiram. Menurut Arifin, Eko paling bersemangat dan punya jiwa kepemimpinan dalam menjalankan tugas usaha ini.

“Prinsip kami dalam berusaha adalah tanggung jawab. Kami tidak berambisi pada hasil, kami menjalankan sesuai target dan melebihinya,” ucap Eko optimis.

Eko mengatakan, ExxonMobil sudah dua kali memberikan bantuan kepada para pemuda. Pertama, pada Juli tahun lalu, ExxonMobil memberi alat pengolahan jamur.

“Produk jamur olahan jamur krispi lebih menguntungkan dibanding menjualnya mentahnya saja,” ucap Eko.

Bantuan kedua diberikan ExxonMobil Maret lalu. Kali ini pemuda mendapat 21 peralatan alat pembuatan backlog jamur berupa kompor berseta tabung gas dan drum untuk merebus bahan baku.

“Awalnya kami membeli backlog, lalu hasilnya kami olah. Setelah itu kami belajar membuat backlog dan itu mendapat respon positif dari ExxonMobil,” papar Eko.

Saat ini para pemuda sudah memasarkan jamur krispi ke sekitar Kecamatan Gayam. Sebagian ada yang dibeli mentahnya oleh warga sekitar. Setelah mampu memproduksi backlog, pemuda juga melayani pemesanan backlog.

“Kami sanggup membuat seribu backlog pesanan,” kata Eko.

Eko bersama para pemuda mengaku masih berusaha untuk mengembangkan pemasaran. Selain sering memenuhi pesanan dari ExxonMobil, dia juga terus memasarkannya secara online.

“Kami belajar pemasaran secara otodidak,” ujarnya.

Ke depan, kata Eko, dia akan menunjuk bagian khusus pemasaran dan tim IT agar penjualan onlinenya terus meningkat. Dia berharap, semangat dan kerja keras para pemuda terus mendapat dukungan semua pihak.

Kepala Desa Begadon Pardi menyambut antusias para pemuda. Menurutnya, Pemerintah Desa akan terus membantu Karang Taruna meski hanya berbentuk promosi.

“Jika ada yang menanyakan oleh-oleh dari Begadon, tentu dengan yakin dan pasti kami sebut jamur krispi,” ucapnya mantap.

Pardi yakin, jika pemuda terus berkarya dengan potensi yang ada, mereka akan terus maju. Selain itu, dengan adanya kegiatan positif ini, tingkat kenakalan remaja di desanya hampir tidak terjad.

“Pemuda punya kegiatan, punya usaha, jadi mereka sibuk dengan hal-hal yang positif dan produktif. Tidak ada berita tentang miras dan narkoba yang melibatkan pemuda di desa kami,” pungkasnya. (lis/yud)

No More Posts Available.

No more pages to load.