Bedah Rumah Warga Miskin dari Pasangan Mulyo Atine

oleh -
oleh
FOTO: Calon Bupati Bojonegoro, Soehadi Moeljono (berkopyah hitam) saat bersama masyarakat Bojonegoro.

SUARABOJONEGORO.COM – Program pembangunan yang berpihak pada warga tak mampu, tampaknya menjadi perhatian serius pasangan Cabup dan Cawabup Bojonegoro, Soehadi Moeljono dan Mitroatin.

Program yang tak kalah penting dari gagasan lainnya adalah bedah rumah. Sasaran program ini adalah warga kurang mampu secara ekonomi.

Pasangan yang dikenal masyarakat dengan sebutan “Mulyo Atine” itu, akan menyediakan bantuan rumah layak huni bagi warga yang memiliki rumah yang tidak mampu direnovasi sendiri.

Melalui program ini, warga seperti Saeri (40), nantinya bisa menikmati rumah layak huni. Selama ini warga asal Desa Sambiroto, RT.05 RW 01, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro bertempat tinggal di rumah sederhana yang terbuat dari bambu atau orang Jawa biasa menyebutnya “gedhek”.

“Sudah lima tahun tinggal di sini,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (1/5/2018).

Tanah yang di tempati merupakan peninggalan mertua. Tidak luas. Cukup untuk ruang depan, kamar dan dapur. Lantainya juga masih berupa tanah. Begitupun kamar mandinya juga seadanya.

Sedang di kanan kirinya berdiri bangunan rumah yang terbilang bagus dan mewah. Kondisi tersebut kontras sekali dengan rumah Saeri.

Namun demikian, bapak satu anak ini tidak pernah berkecil hati. Penghasilannya sebagai tukang becak yang tidak menentu, membuatnya tidak mampu merenovasi rumah.

“Dinding semuanya dari bambu. Sudah bolong-bolong tapi masih bisa melindungi kami dari panas dan hujan,” jelasnya.

Diperkirakan untuk merenovasi rumah ini seperti menembok rumah, dan lantai menelan biaya sekitar lima belas jutaan rupiah.

Diakui, selama ini belum ada tawaran untuk pengajuan bedah rumah baik dari pemerintah desa maupun Pemkab. Oleh karena itu, dia sangat mendukung jika kedepan ada bantuan bedah rumah dari Pemkab.

“Sangat setuju jika Bupati terpilih mendatang bisa memberikan program bedah rumah bagi warga kurang mampu. Ini akan sangat membantu,” harapnya.

Sementara Darmini (35), warga Desa Sukoharjo, Kecamatan Kalitidu, mengaku, kondisi rumah yang semi permanen sudah ada sejak dia dilahirkan dulu. Setelah orang tuanya meninggal, rumah tersebut dihuni bersama suami, dan dua adiknya.

“Kondisinya ya setengah tembok, setengahnya lagi papan,” ucapnya ditemui terpisah.

Sementara atap rumah yang terbuat dari genteng dan esbes, sekarang ini kondisinya mulai memprihatinkan. Saat hujan lebat turun sering bocor, dan esbes pecah karena tidak bisa menahan angin.

“Kalau ada program bedah rumah sangat setuju, karena sudah mengajukan tapi belum direalisasikan,” ungkapnya.

Wanita yang bekerja sebagai buruh tani ini berharap, kedepan bupati terpilih bisa mewujudkan program bedah rumah secara merata khususnya bagi warga miskin. Agar rumah yang kini dihuni banyak orang bisa layak, dan nyaman ditempati.

Menanggapi hal itu, Cabup Soehadi Moeljono mengakui, jika masih banyak rumah tidak layak huni. Dari hasil dirinya turun ke bawah, kondisi tersebut dijumpai hampir di setiap desa.

“Mereka mengaku tidak memiliki biaya untuk merenovasinya, karena pendapatan yang diterima hanya cukup untuk makan sehari-hari,” jelas Pak Mul, sapaan akrabnya.

Oleh karena itu, lanjut Pak Mul, kedepan dirinya bersama Bu Mit, sapaan akrab Mitroatin, telah menyiapkan program bedah rumah. Program ini akan menyediakan bantuan rumah layak huni bagi warga yang memiliki rumah yang tidak mampu direnovasi sendiri.

“Dengan begitu nantinya mereka akan memiliki rumah yang nyaman dan aman ditempati,” pungkas Cabup yang berpasangan dengan Kader NU ini.(lis*)

No More Posts Available.

No more pages to load.