Insentif Ketua RT RW Bojonegoro Akan Dinaikan

oleh -
oleh

SUARABOJONEGORO.COM – Menjadi Ketua Rukun Tetangga (RT) bukan hal mudah. Selain membantu memberikan pelayanan kepada masyarakat yang sudah menjadi tanggung jawabnya, juga harus memelihara kerukunan warga di lingkungannya.

Tanggung jawab itulah yang saat ini diemban, Nurokhim, Ketua RT 22, RW 05 Desa Ngumpakdalem, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

“Tidak hanya masalah administrasi saja, tapi kalau ada konflik maupun persoalan di warga ya pasti kita yang pertama kali ikut menyelesaikan,” kata dia kepada wartawan, Senin (05/03/18).

Dia mencontohkan, seperti pemberian bantuan beras miskin yang saat ini menjadi Rasta, tidak semua warga yang tergolong miskin memperoleh bantuan. Padahal dari pihak RT telah mendata dan mengusulkannya, namun realisasinya tidak sesuai keinginan warga.

“Pasti yang jadi jujugan warga pertama adalah RT,” ucap bapak dua putra itu.

Tugas tersebut belum seimbang dengan insentif yang diterima selama ini. Dalam satu tahun, Ketua RT di Desa Ngumpakdalem hanya menerima sebesar Rp 60.000.

“Itu diterima selama enam bulan sekali,” jelasnya.

Insentif ini dinilai kecil dibandingkan dengan desa lainnya yang rata-rata mencapai Rp 100.000 per bulan. Sehingga, apabila ada calon bupati (Cabup) dan calon wakil bupati (Cawabup) yang menawarkan peningkatan honor atau insentif, dirinya menyambut baik.

“Ya sangat senang kalau memang ada yang akan menaikkan insentif untuk Ketua RT maupun RW,” tuturnya.

Nurokhim berharap, Bupati Bojonegoro terpilih mendatang bisa meningkatkan kesejateraan Ketua RT maupun RW yang menjadi ujung tombak pelayanan kegiatan masyarakat di tingkat paling bawah.

“Kita berharap sekali, ada yang memperhatikan kami-kami di tingkat bawah,” tandasnya.

Senada disampaikan, Ketua RW 3, Desa Pacul, Kecamatan Bojonegoro, Lukito. Intensif yang dia terima sebesar Rp50.000 setiap bulannya dan diberikan 6 bulan sekali. Jumlah ini memang dinilai kurang.

Selama menjabat sebagai Ketua RW, pria berkacamata minus ini harus bisa menjaga kerukunan antarwarga. Menyusun rencana, dan melaksanakan pembangunan dengan mengembangkan aspirasi, dan swadaya murni masyarakat. Termasuk mengordinasikan masalah apapun dengan masyarakat.

“Kalau dibilang kurang, Alhamdulilah, saya ini sudah kecukupan. Jadi, selama empat tahun menjabat sebagai RW, niatnya ya karena Allah SWT, ikhlas,” tukasnya.

Jika ada Cabup Cawabup yang menawarkan kesejahteraan baik untuk RT maupun RW, dirinya sangat setuju. Sehingga bisa menambah semangat dan meningkatkan kinerja.

“Tidak semua orang itu mau menjadi Ketua RT dan RW, mungkin salah satunya karena belum ada keseimbangan antara pendapatan yang diterima dengan beban yang dijalani,” tandasnya.

Lukito berharap, siapapun Bupati terpilih mendatang harus bisa memperhatikan nasib masyarakat, mulai dari kalangan bawah termasuk RT dan RW di seluruh wilayah Bojonegoro.

“Banyak sekali harapan saya kepada Bupati mendatang, termasuk kesejahteraan petani juga harus diperhatikan,” pungkasnya.

Kepala Desa Ngumpakdalem, Ahmad Burhani, mengungkapkan, setiap tahunnya Pemdes mengalokasikan anggaran untuk pemberian insentif kepada Ketua RT maupun RW di wilayahnya.

“Hanya saja, saya tidak bisa menjawab sekarang karena takut salah,” sambung Ahmad Burhani dihubungi terpisah melalui telepon genggamnya.

Insentif ini diberikan kepada 54 RT dan 11 RW. Besarannya tahun ini tetap, tidak ada kenaikan. Honor itu diambilkan dari Alokasi Dana Desa (ADD).

Pemberian insentif itu diberikan sebagai imbalan kinerja RT dan RW selama ini. Karena, jika ada yang minta surat keterangan, pendataan, dan lain sebagainya berkaitan dengan warga, berhubungan dengan RT dan RW.

“Ya inginnya ada peningkatan insentif, tapi melihat kemampuan desa,” tandasnya.

Menanggapi Keinginan Ketua RT dan RW ini, Calon Bupati (Cabup) Bojonegoro, Soehadi Moeljono, menyatakan, kedepan akan meningkatkan kesejahteraan Ketua RT dan RW di Bojonegoro.

“Kita akan tambah insentif mereka,” tegas Pak Mul-sapaan akrab Soehadi Moeljono dikonfirmasi terpisah.

Peningkatan insentif ini, menurut mantan Sekda Bojonegoro ini, perlu diberikan karena tugas RT dan RW selama ini sebagai pintu pelayanan terdepan kepada masyarakat. Selain itu RT dan RW juga lebih mengetahui kondisi sosial warganya.

“Kedepan mereka akan kita berdayakan agar ikut membantu pendataan dan mendukung pembangunan untuk mewujudkan Bojonegoro yang lebih tangguh,” kata Cabup nomor urut 1 yang berpasangan dengan Kader Muslimat NU, Mitroatin. (yud/red)

No More Posts Available.

No more pages to load.