Asuransi Lahan Rawan Bencana, Pak Mul Akan Programkan Itu!

oleh -
oleh
Reporter: Wahyudi

SuaraBojonegoro.com – Banjir luapan Sungai Bengawan Solo yang menyentuh siaga merah merendam areal pertanian utamanya tanaman padi seluas 1.015 hektar, 1.015 hektar tanaman palawija, dan 623 hektar pekarangan milik warga. Selain itu merendam beberapa rumah warga, fasilitas umum, maupun akses jalan.

BPBD Bojonegoro mencatat, pada pukul 24.00 WIB banjir merendam 71 desa di 11 kecamatan. Dengan taksir kerugian diperkirakan mencapai Rp2,8 miliar.

Meskipun saat ini tren ketinggian air di sungai terpanjang di Jawa  dalam kondisi naik turun, namun air telah meluber kemana-mana. Termasuk di lima desa di wilayah Kecamatan Kanor.

Camat Kanor, Subiyono, mengatakan, kelima desa yang areal persawahannya tergenang banjir yakni Desa Cangaan (lahan padi 76 hektar),  Kabalan (136 hektar padi dan jagung 20 hektar),  Simbatan (75 hektare padi), di Desa Tejo (7 hektare padi), dan di Desa Temu 15 hektare lahan padi terendam.

“Rata-rata padi yang tergenang itu usia antara dua sampai tiga minggu,” ujarnya kepada wartawan, Sabtu (24/2/2018).

Jika genangan air yang merendam tidak kunjung surut, maka tanaman padi bisa rusak.

Petani di Kanor, menurut dia, sebagian besar sudah mengikuti program asuransi pertanian. Apabila tanaman padi yang rusak karena bencana bisa,  diklaim mendapat asuransi ganti rugi.

Ketua Kelompok Tani Gangsar, Desa Kedungarum, Kecamatan Kanor, Parlan, mengungkapkan, sebanyak 180 anggota yang tergabung dalam kelompoknya sudah mendaftar sebagai peserta asuransi pertanian.

“Ada lahan pertanian anggota kelompok seluas 122,3 hektare yang sudah didaftarkan asuransi Pertanian,” ujarnya.

Sejauh ini asuransi pertanian sangat membantu petani. Apalagi di wilayah Kanor dan sekitarnya sering terjadi bencana banjir luapan Bengawan Solo.

Menurut Parlan, asuransi usaha tani padi (AUTP) yang harus dibayar petani sebesar Rp180 ribu per hektar. Dari jumlah tersebut disubsidi pemerintah 80 persen (Rp144 ribu), sehingga yang harus dibayarkan petani tinggal Rp36 ribu per hektar.

Sedangkan Kepala Desa Cangaan, Jamil,  mengatakan, banjir yang menggenang areal persawahan merupakan luapan dari anak Sungai Bengawan Solo di Kali Mekuris. Beberapa rumah warga yang tergenang, kini masih bertahan di rumah masing-masing.

“Paling banyak menggenangi persawahan,” jelasnya.

Dikonfirmasi terpisah  Calon Bupati (Cabup) Bojonegoro, Soehadi Moeljono, menyatakan, asuransi pertanian ini sejalan dengan program yang sudah disiapkan. Ke depan pihaknya telah memberikan jaminan asuransi pertanian bukan hanya bagi petani di bantaran Sungai Bengawan Solo, namun petani di wilayah rawan bencana banjir bandang.

“Kita juga akan menyediakan asuransi di bidang peternakan, perikanan, dan perkebunan,” tegas Pak Mul, panggilan karib Soehadi Moeljono.

Kedepan pihaknya juga akan memperkuat pembangunan tanggul di kantong-kantong produksi padi di wilayah bantaran Bengawan Solo. Agar kerugian akibat banjir dapat diminimalisir. (Yud*)

No More Posts Available.

No more pages to load.