Program Industri Rumahan untuk Ibu Rumah Tangga Untuk Peningkatan Ekonomi

oleh -
oleh
Reporter: Monika

SuaraBojonegoro.com – Tak semua perempuan di Kabupaten  Bojonegoro menggeluti kegiatan industri rumahan, padahal usaha ini sangat membantu ekonomi keluarga.

Terbukti diantara kaum ibu yang menggeluti industri kecil tersebut, perekonomian keluarganya lebih baik. Bahkan, sampai ada yang meninggalkan  pekerjaan yang mapan demi profesi baru di rumah sendiri.

Seperti halnya apoteker,  Sri Utami (35), warga Desa Sukorejo. Ibu muda ini memilih menggeluti kerajinan tangan berbahan limbah kayu dari usaha mebel suaminya.

Pemilik UD Rumah Telur Meubel & Craft ini, melihat potensi limbah untuk dijadikan sovenir dan barang berharga lainnya. Selain itu dengan usaha di rumah, dia bisa mengikuti tumbuh kembang anaknya.

Kreativitas Mbak Utami, begitu dia akrab disapa,  memadukan limbah kayu dengan cangkang telur menjadi tas, kalung,  gantungan kunci, dan aneka sovenir lainnya.

 Pengerjaan limbah kayu menjadi barang jadi, diakui Mbak Utami, tidak mudah, dan butuh waktu lama. Usaha ini melibatkan warga dengan sistem borong kerja.

“Untuk satu tas yang pengerjaannya lebih  rumit apalagi pakai kulit telur, butuh waktu sampai empat hari,” jelasnya.

Selain dipasarkan di Bojonegoro, kini produk usaha rumahan itu, mulai merambah pasar di tempat-tempat wisata di Jakarta, Bandung, Biak, Balikpapan, Sidoarjo, Surabaya, Gresik, dan Tuban.

Untuk masalah pasar, dia dibantu Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker), dan Dinas Perdagangan setempat.
Biasanya melalui pameran, dan tempat-tempat pusat oleh-oleh Jatim dan Dekranasda.

“Ingin mengajak ibu-ibu sekitar yang masih nganggur biar tergerak hatinya untuk berkreasi juga. Biar tidak mengandalkan uang dari suami saja,” pungkasnya.

Senada disampaikan Meirina Suminartyaningsih, pengrajin kraf asal Desa Pacul, Kecamatan Bojonegoro. Karena tuntutan sebagai ibu rumah tangga, dia  meninggalkan pekerjaan disebuah lembaga keuangan di Bojonegoro, kemudian menggeluti usaha kraf.

Kerajinan kraf dengan bahan baku kain perca  dilakoni, Mei, sapaan akrabnya, Meirina di sela- sela rutinitas mengurus anak-anak dan suaminya di rumah.

“Ada banyak hasil kerajinan yang saya buat, seperti anyaman, mainan anak-anak, tas, dompet, dan masih banyak lagi,” imbuh Mei, sapaan akrabnya.

Kreatifitasnya makin berkembang dengan keeajinan Decoupage, kini banyak diminati masyarakat. Decoupage merupakan kerajinan atau bentuk seni berbahan potongan kertas, lalu ditempel pada objek dan dilapisi dengan pernis atau pelitur.

“Itu saya pelajari dari  internet,” kata Mei.

Produknya pun dipasarkan melalui media sosial, seperti facebook dan instagram. Kebanyakan peminatnya dari luar Bojonegoro.

Dari hasil kerajinan itu  Mei mendapat pendapatan yang lumayan, untuk menopang ekonomi keluarga. Kini warga  Bojonegoro yang mulai mengenal hasil kerajinannya.

“Kesulitan saya ada di tekhnologi, saya ini termasuk gagap tekhnologi karena harus melalui media sosial, jadi harus sering belajar update sendiri,” tandasnya seraya tersenyum.

Dia katakan, selama ini belum ada pelatihan atau pendampingan dari Pemkab Bojonegoro bagi pengusaha kecil. Begitu juga untuk bantuan modal maupun peralatan. Justru selama ini Mei yang kerap memberikan pelatihan dan pendampingan kepada ibu-ibu.

Dirinya berharap, Pemkab  kedepan dengan bupati yang baru bisa memperhatikan pengusaha kecil sepertinya. Perhatian tersebut tidak hanya berupa pemberian modal atau pendampingan saja, tetapi juga membantu memasarkan produk.

Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BP2KB) Bojonegoro, Adi Witjaksono, mengaku selama ini telah memberikan pelatihan dan pendampingan kepada ibu-ibu rumah tangga.

Kegiatannya   kebanyakan berupa pembuatan roti kering,  sesuai permintaan para ibu rumah tangga.  Termasuk juga pelatihan kepada istri kepala desa, agar dikembangkan kepada warga desanya.

Adi mengungkapkan,  kendala yang dialami adalah kurangnya minat masyarakat mendapatkan pelatihan  dalam mengembangkan usaha. Hanya orang-orang tertentu yang bertahan, dan benar-benar mendapatkan manfaat dari bantuan tersebut.

Menanggapi hal itu, salah satu Calon Waki Bupati (Cawabup) Bojonegoro, Mitroatin, menyatakan, kedepan akan memberdayakan kaum perempuan khususnya ibu-ibu rumah tangga agar mereka memiliki usaha yang dapat menopang ekonomi keluarga.

Sedangkan skemanya berupa, program ekonomi rumahan dengan meningkatkan kemampuan bisnis bagi usaha Ultra-Mikro.  Terutama bagi perempuan dan ibu rumah tangga, dalam mengembangkan bisnis berbasis rumah tangga  yang memanfaatkan teknologi informasi.

Untuk masalah permodalan, akan bersinergi dengan perbankan dan lembaga keuangan untuk memfasilitasi permodalan. Sekaligus mendampingi  pemasaran dari produk yang dihasilkan.

“Agar usaha yang digeluti dapat berjalan, dan berkembang sehingga dapat mewujudkan perekonomian yang tangguh,” tegas Bu Mit yang berpasangan dengan Cabup Soehadi Moeljono di Pilkada Bojonegoro. (Nik/Lis)

Foto: Dok. SB

No More Posts Available.

No more pages to load.