Investor Nyaman, Bojonegoro Siapkan Tenaga Terampil

oleh -
oleh
Reporter: Monika

suarabojonegoro.com – Pemkab Bojonegoro sepertinya  belum memberikan pendampingan secara maksimal kepada Pemerintah Desa (Pemdes), terkait bagaimana menjaring investor agar bisa masuk ke desa-desa di wilayah setempat.

Bagi desa yang dekat dengan industri hal itu tak begitu berpengaruh. Menjadi berbeda jika lokasi desa tak ada industri.

Kepala Desa Campurejo, Kecamatan Bojonegoro, Edi Sampurno, mengatakan, selama ini belum pernah mendapatkan pendampingan terkait cara menarik investor untuk berinvestasi di desanya.

Hanya saja, meski tidak melakukan promosi, namun sudah ada investor yang mendirikan dua rumah sakit swasta. Keberadaan rumah sakit tersebut, secara otomatis, perekonomian warga di sekitar Lapangan Minyak dan Gas Bumi (Migas) Sukowati, Blok Tuban, ini menjadi meningkat.

“Banyak industri ikutan yang berdiri di sekitar rumah sakit, seperti apotek, rumah makan, warung, pedagang kaki lima, dan lain sebagainya,” kata Edi Sampurno, Senin (19/2/2018).

Selama ini, keberadaan investor yang akan berinvestasi di wilayahnya selalu berkoordinasi dengan Pemdes. Sehingga bisa melakukan intervensi dalam  keterlibatan tenaga kerja, apalagi upah umum pedesaan di Bojonegoro sebesar Rp1.005.000 per bulan.

“Kita dorong para pengusaha untuk melibatkan tenaga kerja disana,” tandasnya.

Menurutnya, Perda 23 tahun 2011 tentang Konten Lokal masih belum dikatakan maksimal. Masih banyak warga lokal yang tidak terlibat pada industrialisasi migas di wilayahnya.

“Jangankan tenaga kerja lokal, pengusaha kecil saja sulit bisa bekerja. Selain kebutuhan tenaganya sedikit, modal untuk ikut usaha didalam proyek migas tergolong besar,” pungkasnya.

Di lain sisi Pemkab  Bojonegoro, terus berupaya meningkatkan minat investor agar berinvestasi dengan memberikan insentif. Saat ini, sudah ada puluhan investor yang berinvetasi di Bojonegoro, termasuk pembangunan pabrik sepatu dan plastik di Kecamatan Baureno.

“Adanya insentif ini memberikan keuntungan tersendiri bagi investor,” kata Kepala Bagian Perekonomian Pemkab Bojonegoro, Rahmat Djunaidi.

Pemberian insentif investasi mendukung program pemerintah untuk padat karya. Misalnya, memberikan bonus kepada investor yang menyerap tenaga kerja di atas 200 orang serta lainnya.

“Dengan masyarakat mendapat pekerjaan, maka daya beli masyarakat secara otomatis juga akan meningkat,” tukasnya.

Menurutnya, menarik investor adalah domain pemerintah daerah, sehingga desa hanya berpartisipasi dalam perektrutan tenaga kerja saja.

“Desa harus maksimal mendata warganya supaya terlibat dalam pekerjaan tersebut,” pungkasnya.

Menanggapi kondisi tersebut, Cabup Bojonegoro, Soehadi Moeljono, mengatakan,

saat ini terjadi  persaingan sengit  dalam bidang tenaga kerja di industri Migas maupun non Migas. erja di era sekarang ini. Oleh karena itu diperlukan penyiapan keterampilan untuk meningkatkan kemampuan tenaga kerja lokal agar memiliki daya saing.

“Kedepan kita akan bersinergi dengan perusahan industri migas untuk meningkatkan kemampuan melalui pelatihan keterampilan,  agar pemuda Bojonegoro menjadi  tangguh yang bisa memenuhi kebutuhan teknis industri migas, dan produk turunan pendukungnya,” tegas Pak Mul- sapaan akrab Soehadi Moeljono ini.

Sedangkan bagi investor, lanjut birokrat selama 32 tahun sebagai  PNS ini, pihaknya telah menyiapkan program pelayanan perijinan untuk investasi dan usaha bisnis, serta pembentukan koperasi dan BUMDes, secara elektronik yang mudah, sederhana, cepat, dan tepat.

“Kami yakin investor akan merasa nyaman dan aman mengembangkan usahanya di sini. Dengan begitu akan membuka lapangan kerja dan usaha baru bagi warga sekitar,” pungkas mantan Sekda Bojonegoro yang dalam Pilkada Bojonegoro 2018 berpasangan dengan Kader NU, Mitroatin, sebagai Cawabupnya. (nik/red)

No More Posts Available.

No more pages to load.