Zaman Modern, Perajin ‘Kukusan’ Masih Bertahan di Desa Lengkong

oleh -
oleh
Reporter: Abid Amrullah 

suarabojonegoro.com – Desa Lengkong Kecamatan Balen adalah salah satu dari beberapa desa yang masih bertahan di saat modernisasi seperti ini yang masih membuat kosan atau kukusan, sebuah alat masak tradisional. (26/01/18).

Alat yang digunakan untuk memasak nasi ini mulai meredup posisinya sebab sudah tergantikan dengan alat-alat moderen yang lebih mudah, praktis, dan canggih.
Rohman salah seorang pengrajin mengatakan bahwa Kerajinan ini sudah turun temurun dari dulu, dimana ini merupakan usaha sampingan dari penduduk di daerah Lengkong Timur, Kuniran dan sekitarnya. Dimana pencarian utama mereka adalah sebagai petani. Diluang inilah mereka membuat kerajinan kusan. Untuk mengisi waktu luang sekaligus sebagai kebutuhan sehari-harinya.

“Warga membuat kusan ini sebagai pekerjaan sampingan, pekerjaan inti Warga-warga di sini kebanyakan ya petani,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa kerajinan seperti ini sudah banyak orang yang tidak bisa membuatnya, mungkin sebab cara pembuatan yang sulit atau mungkin sebab alat seperti ini sudah jarang di gunakan.

Bahan yang digunakan adalah bambu yang di belah menjadi beb. Bagian kemudian disisik (Jawa;red) menjadi helaian bambu yg tipis. Setelah itu di NAM (dirajut) hingga membentuk kerucut.

Abdul Aziz salah seorang pengepul kusan ini menuturkan Untuk pemasarannya biasanya di daerah pasar tuban dan daerah pinggiran laut seperti pasar soko, rengel dan merakkurak. Dengan harga yang bervariasi antara 5 – 10 ribu.

“Kita lemparnya di daerah utara, dengan harga yang sangat murah,” tutur pak aziz.

Akan tetapi produk ini kurang diminati oleh masyarakat. Makanya yang membeli kebanyakan adalah orang-orang jaman dulu dan para tengkulak yang melempar produk tersebut ke luar daerah kabupaten bahkan luar jawa.

“Kedudukannya mulai meredup, makanya tak sedikit yang memasarkannya di luar daerah,” imbuhnya.

Ia juga berharap agar kerajinan tangan seperti ini yang pernah Jaya di masanya semoga disaat-saat moderenisasi ini bisa berkembang lagi dan tentunya menjadi komoditi prodak anak bangsa yang bisa menembus pasar nasional bahkan internasional.

“Semoga bisa berkembang lagi, bahkan sampai bisa di ekspor,” imbuhnya. (Bid/Red)

No More Posts Available.

No more pages to load.