Ketua Sarbumusi: Kalau Kantor NU Di Pakai Politik Praktis Silahkan Keluar

oleh -
oleh
Reporter : Bima Rahmat

suarabojonegoro.com – Terkait dengan isu bahwa Kantor Nahdatul Ulama Kabuapten Bojonegoro, dipergunakan sebagai Posko kemenagan salah satu bakal calon Bupati Bojonegoro, mendapatkan tanggapan dari tokoh NU Kabupaten Bojonegoro, Sunaryo Abuma’in. Dirinya menyatakan bahwa Kantor NU bukanlah Kantor Partai Politik. Jumat (19/01/18).

“Sejak awal saya mengharapkan, struktur kepengurusan NU harus dapat mengayomi semuanya (bacabup.red)”, katanya.

Pria yang sekaligus sebagai Ketua Badan Otonom (Banom) Sarbumusi (Sarikat Buruh Muslim Indonesia)  NU Kabupaten Bojonegoro, ini secara tegas menyatakan jika ada warga NU yang mendukung salah satu bakal calon Bupati dan wakil Bupati itu adalah hal wajar, namun jika menggunakan simbul institusi itu salah besar.

“Itu malah merusak NU, semua bakal calon itu adalah warga NU secara kultural, walaupun tidak secara kepengurusan, kalau kantor NU di pakai kepentingan Politik praktis silahkan keluar, jangan NU di kotori”, ujarnya.                            

Lebih jauh, Pria yang akrab disapa Mbah Naryo, kepada suarabojonegoro.com, menyatakan bahwa NU bukanlah organisasi Politik. Maka dari itu jika NU berpolitik maka akan kembali pada tahun 1972 yang mana di tahun tersebut NU adalah Partai Politik.

Seperti yang diketahui bahwa dalam Pilbup, Kabupaten Bojonegoro, terdapat empat bakal calon Bupati yang akan merebutkan kursi orang nomor satu di Kota Ledre ini. Diantaranya adalah pasangan Anna Muawanah dan Budi Irawanto, yang diusung oleh PDI-P dan PKB, Mahfudhoh dan Kuswiyanto, yang mana pasangan ini diusung oleh PAN, NasDem, dan Gerindra.

Selanjutnya pasangan Basuki dan Pudji Dewanto, yang diusung oleh Gerindra dan PPP, serta pasangan Soehadi Moeljono dan Mitroatin yang diusung oleh Partai Demokrat dan Partai Golkar. (Bim/red).

No More Posts Available.

No more pages to load.