Didik Mukrianto Sosialisasi 4 Pilar Peran PSHT Dalam Membangun Bangsa

oleh -
oleh
Reporter : Bima Rahmat 

suarabojonegoro.com – Malam hari ini Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Bojonegoro, menggelar sosialisasi 4 pilar peran PSHT dalam membangun bangsa. Acara yang digelar dengan santai dan penuh persaudaraan tersebut dihadiri oleh Ketua PSHT Cabang Bojonegoro, pengurus harian PSHT Cabang Bojonegoro, Dewan Pertimbangan Cabang, serta para tokoh-tokoh PSHT baik dari Cabang Bojonegoro maupun Pusat.

Wahyu Subagdiono, selaku Ketua Cabang Bojonegoro, menyampaiakan bahwa dengan narasumber hadir pada acara malam hari ini dapat memberikan warna yang lain terkait empat Pilar.
“Sebenarnya SH Terate ini adalah cerminan dari Indonesia, keragaman, latar belakang yang berbeda, itu ada di SH Terate”, katanya.

Sementara itu Didik Mukrianto, selaku anggota SH Terate dan sekaligus  Anggota DPR RI menyatakan bahwa apa yang terkandung di dalam nilai-nilai luhur Bangsa ini sesungguhnya tidak terlepas dari ajaran-ajaran luhur SH Terate.

“Oleh karena itu kalau saya berbicara 4 pilar tentu ini sudah Paripurna dalam ajaran kita. Tinggal bagaimana kita mebyadari bahwa nilai-nilai luhur yang terkandung di 4 pilar MPR ini sesungguhnya sudah kita jalankan di SH Terate ini”, katanya.

Pria yang sekaligus sebgai anggota DPR RI dari Fraksi Demokrat ini menegaskan bahwa di dalam ajaran SH Terate sudah universal.
“Kita sudah jauh melangkah kedepan apa yang dilakukan oleh MPR yaitu sosialisasi”, ujarnya.

Ia menegaskan dalam hal ini SH Terate mempunyai peranan dalam mengawal 4 pilar NKRI. Hal ini berdasarkan dengan tujuan SH Terate yakni mendidik manusia agar berbudi pekerti luhur tahu benar dan salah serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

“Artinya dengan pribadi yang dibangun di SH Terate ini kita senan tiasa diwajibkan untuk terus mengawal kebaikan, untuk melahirkan solusi-solusi untuk Bangsa ini dan sudah barang tentu SH Terate ini didirikan dan didikasikan sebagai alat perjuangan untuk kemerdekaan. Bahakan kalau kita mengigat KI Hadjar Hardjo Oetomo sebagai perintis kemerdekaan Indonesia ini juga menentag kesewenag-wenagan penjajah. Ini sebagai bentuk Nasionalis SH Terate dan ini sebgai bentuk kecintaan SH Terate terhadap tanah air”, tambahnya.
           
Dalam sejarah perputaran bangsa, di dalam setiap dekade bangsa disetiap dinamikanya yang sangan dinamis dengan berbagai sejarah perjalanan bangsa yang naik turun SH Terate tetap komitmen dan konsisten untuk mendukung NKRI dan membersihkan dari segala rong-rongan yang membentuk idiologi-idiologi yang bertentangan dengan NKRI.

“Jadi kalau saya berbicara tentang 4 pilar maka saya akan mengigatkan ajaran kita, bahwa SH Terate tetap konsisten dan komitmen. Bukan hanya dalam doktrin dan pembicaraan, tapi dalam ajaran dan tingkah laku kita sudah terapkan”, imbuhnya.

Diwaktu dan tempat yang sama Ketua Bidang antar lembaga dalam kesempatan ini putra biologis Almarhum Tarmadji Boedi Harsono ini membahas tentang Mukadimah SH Terate yang berkaitan tentang Bangsa dan Negara.

Dalam alenia pertama yang emnyatakan “bahwa hakikat hidup manusia itu berkembang menurut kodrat dan iramanya amsing-masing menuju kesempurnaan”.

“Artinya warga SH Terate harus faham bahwa Allah menciptakan manusia itu berbeda-beda. Kita tidak bisa memilih lahir sebagai apa. Jadi kita harus menghargai sesama makhluk Allah. Karena itu persaudaraan di SH Teeate itu persaudaraan yang sejati, yang tidak memandang siapa kamu siapa saya, tidak memandang agama, suku dan Ras”, katanya.

Dalam ajaran SH Terate, pencak silat yang menjadi salah satu ajaran SH Terate dalam tingkat pertama, untuk mengendalikan diri pribadi serta mempertebal keyakinan pada diri sendiri.

“Di SH Terate inilah kita diajarkan Kebinekaan, jadi kalau di SH Terate malah membuat perpecahan itu malah nggak pas. Di SH Terate kita diajarkan memberi bukan meminta”, ujarnya.

Pria yang sekaligus sebagai Wakil Ketua DPRD, Kabupaten Madiun ini menuturkan bahwa dalam mukadimah SH Terate menjelaskan “Tidak mengingkari martabat keduniawian tidak kandas dalam pelajaran pencak silat sebagai oleh tubuh semata melainkan lebih jauh menyelami pendidikan kejiwaan, untuk menggapai sejauh-jauh kepuasan hidup abadi”.

“Warga SH Terate itu boleh kaya, boleh punya pangkat, boleh pintar, boleh kuat, tetapi tidak boleh menggantungkan itu semua, karena yang abadi adalah kemuliaan hati”, tambhanya.

Di SH Terate lah semua kelompok bisa masuk dan menyatu, di SH Terate tidak bileh ada satu kelompok atau satu orang yang merasa lebih dibandingkan dengan yang lain. Sebagai syarat lahir maka dibentuklah Organisasi.

“Jadi walaupun SH Terate ini tidak ada organisasinya akan tetap hidup, dan SH Terate ini bisa mandek jika anggotanya sudah berebut bondo (materi.red). Karena kalau sudah berebut materi tidak akan muncul keikhlasan. SH Terate tidak butuh orang pangkat, tidak butuh orang pinter, tidak butuh orang yang kaya, tapi SH Terate butuhnya orang ikhlas dan ngerti, karena itulah SH Terate bisa berkembang”, pungkasnya. (Bim/red).

No More Posts Available.

No more pages to load.