Pengurus Cabang PMII Bojonegoro Masa Khidmat 2017/2018 Resmi Dilantik

oleh -
oleh

suarabojonegoro.com – Bertempat di Ruang Angling Dharma Kabupaten Bojonegoro, Senin (9/10) pagi tadi dilaksanakan acara Pelantikan pengurus cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang dirangkaikan dengan dialoq kebangsaan dengan mengusung tema Harmonisasi bernegara demi kedaulatan Bangsa Indonesia.

Ketua panitia penyelenggara Sugesta Alifan Drio dalam laporannya mengatakan reorganisasi adalah pergantian dari struktur lama ke struktur yang baru kemudian disahkan dengan dilantiknya pengurus baru.

“Tujuanya adalah meneguhkan nilai Pancasila, mementingkan harmonisasi dalam kehidupan bernegara yang berlandaskan UUD 1945 dan Pancasila,” katanya.

Turut hadir dalam acara ini PKC PMII Jawa Timur, IPNU Bojonegoro, serta jajaran pengurus dan anggota PMII se Bojonegoro.

Ahmad Sunjani selaku pembina PMII Bojonegoro dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh pengurus PMII cabang Bojonegoro masa khidmat 2017-2018. Pendiri PMII Bojonegoro tahun 1986 Irsatul Ibad juga hadir dalam kesempatan ini.

“Bagi yang dilantik untuk melakukan pengabdian di PMII sesuai cita cita besar PMII. Hari ini PMII ingin meneguhkan kembali komitmen kebangsaan sejalan dengan visi NU,” pesanya.

Katanya, dua hal yang harus disadarai PMII adalah bahaya radikalisme dan narkoba. “Kita harus mempunyai cinta, komitmen dan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa yakni manusia yang Ulul Albab yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Diceritakan olehnya, dulu radikalisme terjadi pada pembunuhan Ali Bin Abi Tholib dan peristiwa karbala karena pemahaman agama yang setengah, kemudian di Indonesia juga ada Radikalisme pada tahun 1948.

Irsatul Ibad pendiri PMII Bojonegoro itu juga menceritakan, ditahun 1985 dan 1986 mendirikan organisasi mahasiswa PMII Bojonegoro. Organisasi PMII ini sekarang menjelma menjadi organisasi yang luar biasa dimana kadernya sudah mencapai 7000 orang lebih. Dirinya sangat bangga dengan organisasi PMII yang besar yang harus didukung dengan kualitas yang harus ditekankan adalah komitmen keislaman anggota PMII disamping rasa nasionalisme.

Dia berpesan bahwa PMII jangan hanya mendemo atau melakukan unjuk rasa  namun harus mampu memberikan buah pikiran untuk kemajuan bangsa khususnya Bojonegoro.

Bupati Bojonegoro Kang Yoto menjelaskan kedaulatan rakyat adalah kekuasaan tertinggi ditangan rakyat, PMII membayangkan kekuasaan tertinggi adalah rakyat. Lalu harmonisasi, kemudian siapa yang akan diharmonisasi. Bangsa kuat adalah kumpulan pemberi bukan kumpulan peminta.

Ciri yang kedua adalah bangsa yang produktif atau konsumtif,kumpulan orang yang berkontribusi bukan pemburu warisan. “Kini sumber daya alam kita sudah habis dieksplorasi, kekayaan alam kita habis setelah kemerdekaan. Lalu bagaimana nasib generasi mendatang. Problem terbesar kita adalah membagi kekayaan, hal ini sudah tidak berlaku karena sudah tidak ada lagi yang bisa dibagi. Maka  apa yang bisa kita berikan untuk bangsa, bukan apa yang kita dapat,” kata Bupati Kang Yoto.

Bangsa bisa menjadi gagal , lanjut Bupati, negara akan gagal bila tidak mampu menggunakan kekuasaan untuk membuat rakyat lebih sehat,cerdas,produktif dan berkeadilan karena tidak harmonisnya antara masalah, mimpi bersama, usaha, cita-cita tujuan dan usaha sinergitas anak bangsa, egoisme diri dan kelompok, menguat saat ada moment politik, krisis ekonomi. Kenapa susah harmonis. Kompetensi komunikasi karakteristik tindakan bahasa dan moda komunikasi antar golongan.
“Sehingga kita susah berkomunikasi dengan beragam kelompok. Untuk membuat harmoni kebangsaan ini komunikasi sosial, budaya, ruang publik, birokrat dan stok pengetahuan yang luas mencakup semua lintasan. Kosa kata yang cukup dan mampu masuk di ruang ruang publik. Hal yang luar biasa dari masyarakat Bojonegoro dimana ada suasana dan media yang tepat untuk saling berkomunikasi baik saling ejek dan lain sebagainya yang tak membuat saling tersinggung atau menjatuhkan. Modal kebangsaan kita adalah Pancasila yang merupakan hasil pemikiran para pendahulu bangsa,” papar Pria kelahiran Desa Bakung Kanor itu.

Dihadapan sahabat dan sahabati PMII Bojonegoro Bupati juga memaparkan tentang esensi pentingnya nilai-nilai kebangsaan. (Wan/lis)

No More Posts Available.

No more pages to load.