Kapolres Bojonegoro, Dinobatkan Jadi Warga Kehormatan PSHT

oleh -
oleh
Reporter : Bima Rahmat

suarabojonegoro.com – Organisasi pencak silat Persaudaraan Setia Hati Teratai (PSHT) Cabang Bojonegoro, malam hari ini mengangkat Kapolres Bojonegoro, AKBP Wahyu Sri Bintoro, menjadi warga kerhormatan. Upacara pengangkatan tersebut dilaksanakan di Gedung Serbaguna Jalan KH Mansur, Kecamatan Bojonegoro.

Dalam upacara penyematan Kapolres menjadi warga kerhormatan tersebut dipimpin langsung oleh Plt Ketua umum pusat Madiun dengan disaksikan tokoh-tokoh PSHT Cabang Bojonegoro, Dewan Pengesah serta seluruh calon warga baru PSHT tahun 2017.

“Ijinkanlah saya berada disini, untuk mewakili pengurus pusat. Untuk mengukuhkan sebagai warga kehormatan AKBP Wahyu Sri Bintoro. Dengan mengucap Bismillahirohmanirohim, pada malam hari ini Jumat 06 Oktober 2017 tepat Pukul 21.30, saya mengukuhkan saudara AKBP Wahyu Sri Bintoro menjadi warga kehormatan Persaudaraan Setia Hati Terate. Semoga Allah melimpahkan rahmat serta hidayahnya. Semoga kehadiran beliau bisa bermanfaat bagi dirinya pribadi, keluarga serta keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Terate. Sehingga beliau dapat menitih karir hingga ketingkat yang paling tinggi”, kata Murjoko, selaku Plt Ketua Umum PSHT, dilanjutkan dengan penyematan atribut PSHT sebagai pertanda bahwa Kapolres Bojonegoro telah sah menjadi bagian keluarga besar PSHT.

Dalam sambutannya, Plt Ketua Umum PSHT Madiun, Murjoko, menyatakan d
engan disahkannya warga baru PSHT Cabang Bojonegoro ini ia mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi tingginya. Disamping penghargaan dan apresiasi tentunya ini mengandung konsekuensi. Ia berharap dengan bertambahnya warga baru ini kondisi semakin kondusip dan mendapatkan simpati dari masyarakat.
                                               
“Dengan dilantiknya AKBP Wahyu Sri Bintoro sebagai bagian dari keluarga SH Terate ini kami merasa bangga karena beliau telah bersedia menjadi bagian dari SH Terate. Namun hal ini mengandung konsekuensi bagi kadang-kadang SH Terate yang berada di Bojonegoro. Dengan diangkat beliau sebagai warga kehormatan masyarakat akan menilai, apakah saudara-saudara kita di Bojonegoro mampu menjaga kridibelitas beliau sebagai Kapolres di Bojonegoro ini. Sudah barang tentu Kapolres bukan ha
nya milik keluarga besar PSHT namun Kapolres adalah milik seluruh warga masyarakat Bojonegoro”, ujarnya.

Maka dari itu dirinya mengajak keluarga besar PSHT Cabang Bojonegoro untuk menjaga harkat dan martabat nama baik SH Terate khususnya yang berada di Bojonegoro ini. Sehingga dengan demikian secara tidak langsung ikut pula menjaga keberadaan saudara baru PSHT, AKBP Wahyu Sri Bintoro.

Sementara itu AKBP Wahyu Sri Bintoro diwaktu yang sama menyatakan bahwa dengan diangakatnya dirinya sebagai warga kehormatan di PSHT ini merupakan suatu kebanggan, kehormatan bagi dirinya pribadi.

“Saya mohon doanya semoga baju yang dikenakan tadi, yang ada simbol Persaudaraan Setia Hati Terate ini tentu filosofinya sangat dalam sekali”,
katanya.

Dirinya menegaskan bahwa dengan menjadi warga kehormatan ini merupakan beban bagi dirinya sendiri. Hal ini dikarenakan ia harus bisa menjaga dirinya sendiri, keluarga, kesatuan Kepolisian maupun keluarga besar PSHT.

“saat saya menjabat sebagai Kapolres diawal awal bulan, kita bekerja sama dengan Bapak Wahyu. Alhamdulillah pada tanggal 20 Oktober 2016 yang bertepatan dengan hari jadi Bojonegoro yang ke 339, kita sudah mendekrarasikan Bojonegoro Kampung Pesilat ditingkat Kabupaten. Kemudian kita telah mendekrarasikan Bojonegoro Kampung Pesilat di tingkat kecamatan-kecamatan”, ujarnya.

Sementara itu Ketua PSHT Cabang Bojonegoro, Wahyu Subagdiono menyatakan bahwa ditahun 2017 ini PSHT Cabang Bojonegoro mengesahkan calon warganya sebanyak 3313. Yang dalam pelaksanaan pengesahannya dibagi menjadi empat gelombang yakni dimulai pada tanggal 2, 3, 5 dan 6 Oktober 2017. Dirinya menegaskan untuk menjadi warga SH Terate harus melalui proses sesuai petunjuk dan ajaran SH Terate.

“Tidak sulit sebenarnya, semampunya siapapun bisa ikut. Bahkan orang cacat telinganya, mata, kaki dan tangannya bisa ikut latian di SH Terate. Jadi tidak susah karena bagaimanapun juga SH Terate adalah budaya bangsa yang tenunya seluruh masyarakat boleh untuk mengikutinya”, kata pria kelahiran Madiun ini.

Dirinya menuturkan bahwa tujuan dari PSHT adalah untuk mendidik manusia agar berbudi pekerti luhur tahu benar dan salah serta beriman kepada Tuhan YangbMaha Esa.

“Setelah disahkannya warga baru ini semoga ini tidak menjadi hal yang terakhir mereka didalam proses mengenal SH Terate. Justru sebagai pintubagaimana calon warga memahami ajaran dan wasiat SH Terate”, tambahnya.

Lebih jauh dirinya menegaskan di SH Terate siapapun bisa menjadi warga kehormatan. Terutama bagi mereka yang mampu memberikan nilai manfaat bagi masyarakat dan SH Terate.

“Banyak sebenarnya tokoh-tokoh Nasional yang menjadi warga kehormatan di SH Terate. Semoga Bapak Kapolres dapat lebih memahami SH Terate. Sehingga didalam berkumpul dan bersinggungan dengan SH Terate beliau lebih faham tentang karakter SH Terate. Dan beliau bebas bergerak sebagai aparat penegak hukum dengan melaksanakan tugas sebaik baiknya”, ucapnya.

Ia juga menjelaskan bahwa dalam penyematan warga kehormatan AKBP Wahyu Sri Bintoro ini tidak melalui prosesi pengesahan sebagaimana yang dilalui anggota SH Terate yang lainnya. Namun penyematan ini telah di terdapat Surat Keputusan dari Majelis luhur PSHT.

PSHT Pusat Madiun Akan Kawal kasus Penganiayaan 

Murjoko, selaku Plt Ketua Umum   Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Pusat  Madiun, dengan didampingi para tokoh PSHT Cabang Bojonegoro, Cabang Tuban, Cabang Lamongan, Cabang Surabaya serta pengurus harian PSHT Kabupaten Bojonegoro, malam hari ini mengunjungi rumah duka korban penganiaan yang dilakukan oleh sporter sepak bola Surabaya atau yang biasa dikenal dengan Bonek. Dalam kunjungannya di Desa Tlogorej, Kecamatan Kepohbaru, Kabupaten Bojonegoro, tersebut didampingi pula oleh Kapolres Bojonegoro, AKBP Wahyu Sri Bintoro, serta Kapolsek Kepohbaru. Sabtu (06/10/17).

Dihadapan para awak media dan keluarga korban dirinya mewakili keluarga besar PSHT Pusat Madiun mengucapkan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga korban.

“Namun harapan kami, marilah kita berdoa semoga almarhum diampuni segala dosanya, diterima amal ibadahnya serta mendapatkan tempat disisinya, dan keluarga diberikan kekuatan lahir dan batin”, katanya.

Pada kesempatan ini dirinya berharap kepada kadang-kadang PSHT, agar bisa mengendapkan pikiran, bisa berfikir dengan jernih. Untuk itu dirinya mengajak para anggotanya untuk menyerahkan permasalahan ini kepada aparat keamanan.

“Dan mudah-mudahan aparat keamanan dapat mengungkap secara tuntas. Kami berharap seluruh           anggota khususnya di Jawa Timur dan
dimanapun berada untuk membantu meringankan beban keluarga”, ujarnya.

Kepada Kapolres Bojonegoro dirinya berharap untuk bisa menyikapi permasalahan ini dengan arif dan bijak. Dan tentunya harapan dari kadang-kadang PSHT agar para pelaku yang belum tertangkap agar dapat segera tertangkap dan diadili seadil adilnya dan juga transparan.

“Sehingga kami sebagai anggota SH Terate dapat menerima dengan ikhlas”, harapnya.

Lebih jauh dirinya menyatakan bahwa SH Terate akan tetap mengawal kasus ini dengan tuntas, dan selanjutnya akan diserahkan kasusnya tersebut kepada pihak Kepolisian. (Bim/Red)

No More Posts Available.

No more pages to load.