Menulis Tak Semudah yang Dibicarakan

oleh -
oleh
Oleh: Ulfa Lu’luatul H

suarabojonegoro.com –  Banyak orang yang beranggapan bahwa menulis itu sangat mudah. Lebih baik menulis daripada berbicara di depan orang banyak. Banyak orang yang gugup, demam panggung, dan keringat dingin di saat berbicara di depan umum. Padahal berbicara itu sangat mudah.

Setiap hari kita sudah belajar berbicara di depan umum tanpa di sadari seperti itu. Sama halnya berbicara dengan orang banyak. Hanya saja berbicara di depan umum itu menjadi hal yang aneh bagi orang yang pertama atau pemula.

Mengapa demikian? Karena berbicara di depan umum itu kita sebagai pusat perhatian dari semua sudut pandang. Harus pandai-pandai berbicara dan mengolah kata agar menjadi baik dan enak di dengar.

Anggapan itu kurang tepat karena berbicara lebih identik dengan berbicara secara spontan. Tanpa disadari berbicara itu lebih mudah dari menulis. Menulis tak Semudah yang kita bayangkan, menulis bukan hanya coretan tulisan yang di tulisi di atas kertas dan tidak mempuyai makna.

Menulis adalah keterampilan berbahasa, menyusun kata-kata, kemampuan nalar atau berpikir, mengingat, cermat, dan harus dengan keadaan konsentrasi secara penuh agar mendapatkan hasil yang benar-benar maksimal. Seperti yang di katakan Heaton dalam St.Y Slamet (2008: 14)”Menulis merupakan keterampilan yang sukar dan kompleks”.

Dari ungkapan Heaton bawasannya menulis itu sulit dengan menggunakan aturan dalam kebahasaan. Tulisan itu sendiri merupakan ungkapan penyampain pendapat penulis yang di kemas dalam sebuah tulisan yang bisa di baca dan menarik untuk di baca. Menulis juga melalui tahap persiapan yaitu sebelum Menulis harus memiliki kesiapan dalam waktu, tenaga, fikiran dan persiapan apa yang harus di tulis.

Tahap pengumpulan data yaitu tahap bahan-bahan data yang harus di kumpulkan sebagai topik permasalahan yang akan ditulis. Tahap pengembangan merupakan tahap penjelasan dari topik yang di buat dengan memerhatikan aspek 5W+1 H yang di susun dengan sistematis. Tahap penyaringan yaitu tahap yang finishing untuk menjadi sebuah tulisan yang baik. Bagaimana dengan seorang penulis pemula yang baru pertama kali menulis sebuah karya tulis.

Pasti rasanya aneh, harus menulis di awali dengan kata apa, topiknya apa, bagaimana jika tulisannya kurang menarik, ataukah tulisan dalam penulisannya tidak sesui kaidah penulisan dalam kebahasaan. Pertanyaan-pertanyaan seperti itulah yang membuat orang bimbang dan bergejolak dihati saat ingin menulis sebuah karya tulis. Kendala penulis dalam menulis adalah bagaimana cara menarik pembaca agar tulisannya dapat di baca orang banyak.

Apalagi ingin menulis di media massa atau online, rasa bimbang itu selalu bermunculan. Tetapi sampai kapan harus memiliki perasaan seperti ini. Semua tulisan pasti mempuyai nilai, orang satu dengan orang yang lain pasti berbeda hanya saja yang membedakan adalah dengan cara pengemasannya dalam menulis karya.

Bagi pemula pasti ada kata-kata ataupun kalimat yang kurang tepat. Seperti pepatah “Tak ada gading yang tak retak”(setiap manusia pasti memiliki kekurangan).
Dari sinilah semangat menulis itu ada, harus memberanikan diri untuk mengirim hasil karya untuk di baca oleh orang banyak. Meskipun pemula tidak boleh pesimis jika karyanya kurang berkualitas.

Setidaknya, sudah berusaha dengan apa yang kita bisa. Tak perlu malu dan minder memperlihatkan hasil karya ke media massa atau media online. Jika ada kekurangan dalam penulisan pasti direktur atau editor media online akan membenarkan yang lebih baik. Banyak harapan karya kita itu bisa dijadikan motivasi untuk penerus generasi muda.

Jangan hanya menulis di saat mengerjakan tugas, skripsi, makalah, dan presentasi. Ayo memberanikan diri menulis karya kita. Jika tak ada yang ingin menulis karyanya, Terus siapa yang akan menjadi penulis untuk mengisi tulisan-tulisan yang indah di media massa atau media online.

Sebagai generasi muda marilah tunjukkan karya-karyamu. Tanpa karyamu pasti media massa atau media online akan terasa hampa. Menulis sebenarnya itu Indah dan mengasyikkan saat kita melakukannya dengan ikhlas. Kesusahan itupun perlahan akan menjadi mudah.

So, jangan pernah takut dan minder untuk memperlihatkan karya-karyamu yang berkualitas.

Penulis Adalah Mahasiswa IKIP  PGRI Bojonegoro, Prodi Pendidikan Matematika

No More Posts Available.

No more pages to load.