Ganyengnya Jagong Budaya Di Desa Eksotis, Bersama Wahyu Subagdiono & Didik Mukrianto

oleh -
oleh
Reporter : Bima Rahmat

suarabojonegoro.com – Suasana dingin menusuk tulang di malam hari ini tidak mengurangi gayengnya suasana Jagong Budaya di Desa Eksotis Dusun Tadahan, Desa Krondonan, Kecamatan Gondang, Kabupaten Bojonegoro. Jagong Budaya yang digelar oleh Kelompok Kerja Budaya (Pokja) Kabupaten Bojonegoro ini dihadiri oleh beberapa tokoh masyarakat Kecamatan Gondang, Anggota DPR RI, Anggota DPRD Kabupaten Bojonegoro Dinas Budaya Dan Pariwisata Kabupaten Bojonegoro serta para Investor lokal Kabupaten Bojonegoro. Suasana yang dikemas dengan santai tersebut dimeriahkan oleh artis Ibu Kota Ilham Idol yang mempersembahkan lagu karyanya yang menghipnotis para pengunjung. Senin (24/07/17).

Wahyu Subagdiono selaku Ketua Kelompok Kerja Budaya (Pokja) Kabupaten Bojonegoro menyatakan bahwa Pokja memberikan tema malam hari ini dengan Gondang Eksotis. Hal ini karena potensi Kecamatan Gondang yang memang luar biasa Indahnya. Dimana masing-masing sudut Desa tersebut mempunyai keindahan yang tersendiri.

“Seperti tari yang diperagakan oleh adik-adik kita tadi. Itu merupakan potensi alami yang luar biasa kedepannya”, katanya.

Pria yang sekaligus menjabat sebagai Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Bojonegoro tersebut menegaskan bahwa potensi wisata yang ada di Kecamatan Gondang tersebut akan lebih luar biasa dan berkembang lagi, apabila ada sinergi antara wisata satu dengan wisata yang lain yang ada di Kecamatan Gond
ang ini.

“Apabila ingin lebih berkembang tentunya harus ada sinergi antara tempat wisata satu dengan tempat wisata yang lain yang ada di Gondang ini”, tambahnya.

Dalam kesempatan ini dirinya berharap kedepannya agar potensi-potensi wisata yang ada di Gondang ini dapat dikelola dengan baik sehingga nantinya akan menarik wisatawan baik dalam maupun luar Kabupaten Bojonegoro.

“Di daerah Krondonan yang Indah dengan dikelilingi perbukitan ini harus dikelola dengan baik. Mulai dengan pengelolaan lahannya hutannya harus dikelola dengan sebaik baiknya”, ujarnya.

Sementara itu Anggota Komisi III DPR-RI, Didik Mukrianto menuturkan bahwa dirinya ingin belajar kepada guru-guru bangsa yang hadir dalam acara Jagong Budaya tersebut. Karena dirinya meyakini bahwa yang hadir dalam acara tersebut merupakan guru-guru Bangsa yang sebenarnya.

“Alhamdulillah saya dapat hadir dalam acara pada malam hari ini. Tentu saya ingin mendapatkan oleh-oleh dari yang hadir pada malam hari ini. Namun demikian saya ingin mendengar dan ingin menyerap apa yang menjadi kesulitan dan keluhan disini. Sehingga nantinya akan dapat saya perjuangkan di Jakarta nantinya”, katanya.

Pria yang sekaligus menjabat sebagai Ketua Karang Taruna Nasional tersebut dalam kesempatan malam ini juga memberi pesan dalam memahami dan mensikapi persoalan-persolan kebangsaan, tentang Kebinekaan, serta mengantisipasi adanya bibit-bibit yang mengancam Kebinikaan.

“Tentu apabila kita menyadari bahwa kunci dari Kebinikaan adalah bagaimana kita bertoleransi dan Tenggang Rasa. Bagaimana kita dapat menghargai sesama manusia, agama, suku dan lain-lain”, katanya.

Selanjutnya Kasi Budaya Dinas Budaya Dan Pariwisata, Suyanto dalam kesempatan yang sama. Ia menceritan bahwa di Kecamatan Gondang khususnya di Desa Krondonan ini dirinya banyak sekali kenagan sewaktu dirinya masih menjadi Pramugari Tayub.

“Saya kangen dengan Desa ini, sperti Tadahan, Tengaring, Kenohorejo, Kaliasin dan lain-lain. Saya pernah jatuh berkali kali disini karena kondisi Jalan yang sangat licin sewaktu saya berbudaya. Karena dulunya saya adalah Pramugari Tayub”, katanya.
               
Dalam kesempatan ini Pria yang akrab
disapa Pak Yanto Munyuk ini menceritakan tentang Budaya. Ia memberikan contoh tempat wisata Bali yang mana Pulau Bali tersebut tidak hanya dikenal karena Eksotis alamnya akan tetapi Bali juga dikenal karena kebudayaannya.

“Pernah suatu ketika Malaysia ingin mengembangkan sebuah Pulau di Langkawi. Yang mana Pualu tersebut digadang gadang dapat mengalahkan Pulau Bali. Akan tetapi tidak mungkin Langkawi bisa mengalahkan Bali karena Bali dikenal bukan karena Eksotis alamnya saja”, tambahnya.

Belajar dari hal itu dirinya berharap Kecamatan Gondang untuk kedepannya mampu menggali Potensi cagar Budaya yang ada di Desa setempat untuk dikembangkan. Karena saat ini sudah banyak Budaya Bangsa yang tenggelam, diabaikan dan bahkan ditinggalkan.
“Suatu contoh orang lahir itu masalah, mau nikah maslah, melahirkan juga masalah, nah disitulah ada ritual-ritual yang perlu diangkat. Maka kalau ingin mengembangkan wisata jangan kikis habis Budayanya lokal”, terangnya.

Tidak hanya itu saja dalam acara Jagong tersebut Waka ADM, Supriyanto sangat mengapresiasi para seniman yang tergabung dalam Kelompok Kerja Budaya. Dirinya menyatakan bahwasanya hutan adalah merupakan salah satu dari budaya Bojonegoro. Apabila ditarik ketas hutan yang ada adalah merupakan anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa dan tentunya hutan diciptakan untuk kesejahteraan bagi masyarakat.

“Perhutani merupakan bagian kecil dari hutan dan tentunya yang paling besar pemanfaatannya adalah untuk masyarakat. Dan Perhutani diberi kewe
nagan oleh Negara hanya untuk menjaga kelestariannya saja”, katanya

Maka dari itu ia berharap masyarakat Kecamatan Gondang kedepannya dapat memanfaatkan kekayaan hutan ini dengan sebaik baiknya. Pasalnya aturan Regulasi terkait dengan kehutanan di tahun ini sudah sangat lunak.

Adapun Djagat Pramudi seorang tokoh dan salah satu pelaku seni di Kabupaten Bojonegoro malam hari ini menyampaikan bahwasanya di dalam kesenian memang perlu diperlukan perjuangan untuk menghidupkan kesenian itu sendiri. Dirinya menyatakan bahwa kesenian Bojonegoro sudah dikenal baik di Nasional hingga ke Internasional.

“Saya memberdayakan kesenian-kesenian Bojonegoro baik itu kesenian Oklik, kroncong dan menghidupkan ke
senian sandur yang sudah lama mati suri. Untuk itu perlu dihidupkan dan diperkenalkan ke seluruh Nusantara bahkan mungkin ke masyarakat dunia”, tuturnya.

Dirinya berharap di Kecamatan Gondang ini nantinya ada kesenian tradisi yang mungkin tidak ada di daerah lain. Maka dari itu dirinya mengajak masyarakat desa Gondang ini untuk mengangkat kesenian dan tradisi lokal agar tidak di kelola Bangsa lain.

“Sebenarnya di Indonesia itu banyak sekali kesenian-kesenian yang telah di kemas dan dikelola oleh Bangsa lain, misalnya musik Ref yang sebenarnya musik itu sejak dulu sudah ada di tanah Jawa. Banyak lagu-lagu pitutur Jawa yang tidak ada melodinya dan hanya lirik lagunya yang ada. Karena disini tidak di berdayakan maka diambil oleh orang-orang luar Negeri”,
katanya.

Praktisi seni ini juga menyatakan bahwa sebenarnya kesenian-kesenian yang sederhana saja dapat menyumbangkan kesenian yang luar biasa bagi Bangsa Indonesia. Dalam kesempatan ini dirinya secara spontan membuat puisi geguritan yang dipersembahkan untuk masyarakat Gondang yang diberi Judul Bang-Bang Wetan yang mengandung makna apabila manusia mau berusaha pasti akan mendapatkan kebahagiaan. Susunan kata-kata yang indah yang dibawakannya tersebut menambah ganyeng suasana malam Jagong Budaya di Desa Eksotit.

Tidak ketinggalan camat desa   Gondang dalam kesempatan ini juga memberikan sambutan serta arahannya diacara Jagong Budaya ini. Dirinya menyakini saat sudah ada rencana Induk pengembangan potensi wisata Bojonegoro. Dirinya menyatakan bahwa potensi yang ada di Desa Gondang ini da tiga lapis yakni di bawah, di tengah dan di atas.

“Kalau diatas itu adalah hutan, walaupun sekarang kondisinya gundul tapi saya yakin insyallah dengan semangat Revolusi mental kedepannya akan lebih baik”, katanya.

Mengenai dengan potensi wisata ia menuturkan agar masyarakat lebih menigkatkan Sapta Pesona, keamanan, ketertiban kesejukkan dan termasuk keramah tamahan.

“Mulailah dari diri sendiri”, pungkasnya. (Bim/red).

No More Posts Available.

No more pages to load.