Medsos, Antara Hoax dan facebook Bodong

oleh -
oleh
Oleh: Moh.Muhajir*

Masih ingat kejadian laka lantas yang terjadi di Jalan PUK Baureno-Kepohbaru pada, Senin (1/5/2017) di Desa Sidomukti Kecamatan Kepohbaru, antara pengendara sepeda motor vario dengan CBR 150R yang mengakibatkan dua pengendara meninggal, saat itu juga, foto kejadian tersebut beredar di beberapa group facabook Bojonegoro. Pasca kejadian itu, beberapa hari kemudian beredar di facebook foto kejadian kecelakaan yang terjadi di Kepohbaru tersebut dipelintir oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, dengan keterangan  bahwa kejadian tersebut dikarenakan hp yang meledak karena di taruh didalam jok. Tidak cukup di situ saja, kabar hoax foto tersebut beredar, screnshoot foto tersebut yang beredar di facebook juga muncul menjadi sebuah berita di media online luar Bojonegoro, dengan keterangan “warning. Jangan simpan hp di bawah jok spd motor. Pada saat berdering langsung meledak. Ini terjadi di Purwo’sari Jawa Timur. Krn disana ada accu & tangki bensin”. Sampai saat ini, foto tersebut masih bisa di lihat di media tersebut dengan hadline “Jangan simpan HP di Bawah Jok Motor, Bisa Meledak” bahkan berita tersebut sudah dibaca lebih dari 1000 orang.

Kejadian di atas bisa kita jadikan contoh bahwa hoax itu memang benar-benar menyesatkan dan mampu mempengaruhi psikis seseorang, bahkan sangat meresahkan. Bagi masyarakat Bojonegoro tentu faham dan tahu betul ketika foto tersebut beredar di medsos dan dibagikan dengan ditambah keterangan yang tidak semestinya, kita yang tahu pasti akan mengatakan bahawa itu hoax, tapi bagaimana mereka yang berada di luar Bojonegoro, katakanlah mereka yang berada di Banten, atau Jogjakarta. Ketika pengguna medsos membaca foto kecelakaan yang terjad di Kepohbaru tadi dengan diberikan keterangan “Jangan simpan HP di Bawah Jok Motor, Bisa Meledak” apakah mereka percaya dengan foto tersebut? Bisa jadi mereka akan percaya.

Untuk menagkal masifnya informasi atau berita hoax di media sosial, ada beberapa langkah yang bisa dijadikan peganggan dalam berselancar di dunia maya. Pertama, jika berita/info yang beredar itu berasal dari media yang tidak berbadan hukum, tidak memiliki alamat yang jelas, dan juga struktur redaksi, maka berita atau informasi yang teribit perlu dipertanyakan kebenarnnya, menurut saya sendiri, media yang tidak memiliki ciri-ciri seperti penulis kemukakan diatas bisa penulis katakan media tersebut adalah media abal-abal.

Kedua, jangan mudah terpancing dengan head line berita dan membagikan berita atau informasi tersebut tanpa membaca dan memahami isi berita tersebut, kita harus fahami betul dengan berita yang akan kita bagikan, selain itu perhatikan sumber berita, lakukan kroshek terlebih dahulu, atau mencari sumber berita lain yang akurat dan kredibel.

Ketiga, tanamkan pendidikan karakter rasa ingin tahu. Dewasa ini pendidikan diharapkan mampu merubah kearah yang lebih baik, dari 18 nilai pendidikan versi kemendiknas ada nilai “rasa ingin tahu”. Rasa ingin tahu merupakan cara berpikir, sikap, dan perilaku yang mencerminkan penasaran dan keingintahuan terhadap segala hal yang dilihat, didengar, dan dipelajari secara lebih mendalam. Jika kita terlalu mudah percaya dengan informasi yang kian mudah kita dapatkan, tanpa mencari kebenaran secara mendalam, maka karakter yang diharapkan kemendiknas belum tertanam pada diri kita.

Keempat, Jika kita menemukan informasi atau kabar dari akun facebook, kemudian mau kita bagikan informasi tersebut, menerut penulis, apa yang sudah penulis jelaskan di atas bisa dipertimbangkan, kemudian lihatlah dan kenali betul akun facebook yang informasinya akan kita bagikan, sementara ini, aplikasi yang ramai di gunakan untuk menyebarkan berita hoax adalah facebook. Facebook sengaja dimanfaatkan oleh oknum untuk menyebarkan berita hoax, karena Aplikasi buah karya Mark Zuckerberg ini menjadi primadona masyarakat Indonesia, cara membuat akun facebook yang mudah dengan persyaratan yang tidak begitu ribet menjadi salah satu banyaknya akun facebook yang bodong. Bayangkan, jika satu orang saja bisa membuat puluhan akun dan mampu mengoperasikannya dalam satu perangkat. Hal ini tentu sangat menghawatirkan jika disalah gunakan oleh oknum untuk menyebarkan berita hoax guna kepentingan tertentu. Menginggat Indonesia sebagai pengguna facebook terbesar ke 4 dunia, langkah preventif tentu sangat perlu kita upayakan guna menjalin keakraban antar pengguna facebook.

Adolf Hitler sang diktator nazi pernah menulis dalam autobiografinya yang berbunyi “Buatlah kebohongan yang besar, buatlah sederhana, selalu ulangi kebohongan itu, dan akhirnya orang-orang akan percaya” kalimat ini bisa jadi  digunak sebagai motivasi mereka yang selalu membuat berita atau informasi hoax,, karena melihat latar belakang Adolf Hitler sebagai tokoh nazi yang berpengaruh. Wallahua’lam.

*Penulis adalah adalah abdi dilembaga pendidikan Al Falah Bojonegoro

No More Posts Available.

No more pages to load.