suarabojonegoro.com – Sungguh menarik mencermati perkembangan pergantian kepemimpinan di Kabupaten Bojonegoro yang mengalami kemajuan signifikan dalam berbagai bidang era kepemimpinan Kang Yoto. Segala sesuatu yang diperlukan untuk meneruskan pembangunan Bojonegoro telah disiapkan dengan baik melalui capaian-capaian pembangunan yang diperlukan untuk kepemimpinan selanjutnya.
Dengan segala macam perkembangan yang dicapai oleh Kabupaten Bojonegoro, maka untuk mempersiapkan pembangunan yang berkelanjutan pada masa yang akan datang diperlukan Pendidikan yang bisa mempersiapkan generasi penerus yang memiliki karakter yang kuat sebagai pilar utama pelaku penerus kemajuan Bojonegoro dengan menerapkan Pendidikan karakter di segala bidang.
Sorotan itu mengenai berbagai aspek kehidupan, tertuang dalam berbagai tulisan di media cetak, wawancara, dialog, dan gelar wicara di media elektronik. Selain di media massa, para pemuka masyarakat, para ahli, dan para pengamat pendidikan, dan pengamat sosial berbicara mengenai persoalan budaya dan karakter bangsa di berbagai forum seminar, baik pada tingkat lokal, nasional, maupun internasional.
Pendidikan budaya dan karakter harus diberikan sejak usia dini hal ini dilakukan melalui pendidikan nilai-nilai atau kebajikan yang menjadi nilai dasar budaya dan karakter bangsa. Kebajikan yang menjadi atribut suatu karakter pada dasarnya adalah nilai.
Oleh karena itu pendidikan budaya dan karakter bangsa pada dasarnya adalah pengembangan nilai-nilai yang berasal dari pandangan hidup atau ideologi bangsa Indonesia, agama, budaya, dan nilai-nilai yang terumuskan dalam tujuan pendidikan nasional.
Persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, perkelahian massa, kehidupan ekonomi yang konsumtif, kehidupn politik yang tidak produktif, dan sebagainya menjadi topik pembahasan hangat di media massa, seminar, dan di berbagai kesempatan. Berbagai alternatif penyelesaian diajukan seperti peraturan, undang-undang, peningkatan upaya pelaksanaan dan penerapan hukum yang lebih kuat.
Kabupaten Bojonegoro perlu mengantisipsi maraknya perilaku anarkis, tawuran antar warga, penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, korupsi, kriminalitas, kerusakan lingkungan dan berbagai tindakan patologi lainnnya merupakan indikasi masalah dalam kelancaran pembangunan daerah.
Menumbuhkan kesadaran betapa mendesaknya agenda untuk melakukan terobosan guna membentuk dan membina karakter generasi muda sebagai generasi penerus pembangunan Jonegoro yang mensejahterakan bagi semua kalangan masyarakat secara menyeluruh.
Pendidikan karakter yang baik tetapi tidak tertulis di sebagian besar masyarakat Jonegoro dan sudah dilakukan secara turun temurun menjadi kekuatan untuk dilestarikannoleh semua generasi muda sebagai penerus pembangunan yang berkelanjutan
dan sebagiannya lagi bahkan sudah melangkah jauh dalam mempraktekannya dalam kehidupan di masyarakat
Hal ini perlu terus dilakukan agar kita tidak asing dengan tradisi keilmuannya sendiri dalam rangka memperkuat insan yang beraqlakul karimah..
Persoalan budaya dan karakter bangsa kini menjadi sorotan tajam masyarakat.
Kualitas manusia Indonesia yang dirumuskan dalam Tujuan Pendidikan Nasional
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang, mulai pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi, harus dirancang dan diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut.
Dalam rangka pembentukan karakter sehingga beragama, beretika, bermoral, dan sopan santun dalam berinteraksi dengan masyarakat, maka pendidikan harus dipersiapkan, dilaksanakan, dan dievaluasi dengan baik dan harus mengintegrasikan pendidikan karakter di dalamnya guna mewujudkan insan-insan Indonesia yang berkarakter mulia dan dapat berkontribusi dalam membangun daerahnya.
Tantangan eksternal Kabupaten Bojonegoro antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional.
Untuk warga kab Bojonegoro yang berusia sekolah harus terus didorong agar bisa melanjutkan sampai ke Peerguruan Tinggi agar dapar bersaing pada arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA).
Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.
Kabupaten Bojonegoro sebagai salah satu dari warga dunia harus mempersiapkan sebaik-baiknya agar generasinya yang berkarakter bisa menjadi pewarna dalam percaturan pergaulan secara global ini sehingga menjadikan mereka sebagai delegasi dari sebuah kemajuan yang membawa nama baik Jonegoro.
Untuk mempersiapkan generasi yang berkarakter ini dibutuhkan pemimpin yang memahami dan memaknai implementasi dari Pendidikan untuk bisa diterapkan dengan baik oleh generasi muda.
Kuswiyanto sebagai tokoh nasional adalah figur tepat yang bisa mempersiapkan dan merancang masalah Pendidikan karakter ini. Sebagai anggota DPR RI yang berada di Komisi 8. Sesuai dengan tugasnya sebagai mitra dari Kementeian Sosial dan Kementrian Agama yang memang fokus dalam masalah Pendidikan karakter ini.
Kuswiyanto yang memiliki pengalaman yang panjang dalam bidang Pendidikan adalah tokoh yang tepat sebagai perancang dari berbagai macam implementasi Pendidikan karakter yang dibutuhkan oleh Jonegoro sebagai penerus pembangunan yang telah berhasil saat ini. (*)