Reporter: Burhanudin Joe
SuaraBojonegoro.com – Kamis malam (22/5/2025) menjadi momen istimewa bagi pegiat seni dan masyarakat Bojonegoro. Bertempat di pelataran Actore Mediart, Gang Modin No. 41A, Kelurahan Kauman, Sanggar Sayap Jendela menyuguhkan pertunjukan seni tradisional “Sandur” yang sarat nilai budaya. Acara ini merupakan bagian dari film dokumenter yang digarap sebagai tugas akhir mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, khususnya dari Program Diploma 3 Komunikasi Terapan.
Rr. Ghaitsa Zahira Shofa, koordinator tim dan produser, menjelaskan bahwa kegiatan ini menjadi bagian penting dari tugas akhirnya. Ova panggilan akrab Rr. Ghaitsa Zahira Shofa menjelaskan bahwa pada tugas akhir tersebut mengangkat topik “Hambatan Regenerasi Sandur terkait Stigma Sandur” dalam bentuk film dokumenter.
“Pertunjukan ini kami gelar sebagai bagian dari proses dokumentasi. Harapannya, sandur yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) bisa lebih dikenal masyarakat luas, tidak hanya di Bojonegoro,” ujar Ova yang juga alumni SMAN 1 Bojonegoro angkatan 2022.
Sandur sendiri merupakan seni pertunjukan rakyat yang menggabungkan unsur tari, musik gamelan, nyanyian, serta narasi yang sarat nilai-nilai spiritual dan sosial. Namun, dalam perkembangannya, sandur menghadapi tantangan regenerasi akibat stigma yang masih melekat di sebagian kalangan masyarakat.
Pertunjukan dimulai pukul 19.00 WIB dan dihadiri oleh berbagai kalangan seniman, pelajar, akademisi, serta warga sekitar. Dengan kemasan yang sederhana namun penuh makna, pentas ini menyuguhkan semangat pelestarian budaya lewat pendekatan artistik dan edukatif.
Acara ini sekaligus menegaskan komitmen Sanggar Sayap Jendela dalam merawat tradisi lokal dan menjadi ruang bagi kolaborasi lintas generasi. Keterlibatan mahasiswa UNS memperkuat bahwa dunia akademik pun memiliki peran dalam menjaga nyala budaya.
Dengan semangat ini, diharapkan sandur tidak hanya menjadi kenangan, tapi terus hidup dan berkembang bersama zaman. (Joe/Red)