suarabojonegoro.com – Sejak Oktober 2014 Komisi VIII DPR RI secara bersama getol memperjuangkan dan mendesak Kementerian Agama RI dan Dirjen Pendidikan Islam agar mempercepat progress penyelesaian Tunggakan Tunjangan Profesi Guru baik PNS dan Non PNS yang belum atau sudah mendapatkan SK Inpassing pada Madrasah dan PAI Sekolah Umum.
Kuswiyanto sebagai salah satu tokoh pendidikan yang sejak pemuda menggeluti dunia pendidikan terus berusaha keras berjuang bersama Komisi VIII melalui Rapat Kerja Bersama dengan Kemenag, Kemendikbud, Kemenkeu, BPKP dan Bappenas. Disamping terus melakukan supervisi monitoring dan evaluasi proses penyaluran Tunjangan Profesi Guru ini.
“Sepanjang perjalanan terlalu banyak kendala dan masalah dalam alokasi anggaran ini, mulai dari tidak sinkronnya data Kemenag dan Kemenkeu yang mengakibatkan guru guru menjadi korban,” jelas mantan Kepala Sekolah ini.
“Alhamdulillah ditahun ini Kemenag telah menganggarkan 1,4 triliun dan 3,3 triliun untuk TPG terutang yang masuk dalam RUU APBN-P 2017,”terangnya.
Masih menurut Kang Kus sapaan akrab politisi ini, Anggaran 4,6 Triliun ini dialokasikan untuk 5 pos yakni pertama, tunjangan guru non Non Madrasah yang sudah inpasing terhutang sejak 2016, kedua tunjangan guru madrasah dan PAI terhutang 2014 dan 2015, ketiga tunjangan guru bukan PNS(belum diverifikasi Itjen). Keempat guru PAI bukan PNS inpassing yang sudah diverifikasi Itjen dan kelima tambahan TPG Madrasah dan PAI daerah tahun anggaran 2017, sehingga Kemenag sudah tidak ada lagi tunggakan terkait tunjangan guru tersebut.
Dengan capain tersebut guru madrasah patut bersyukur dengan terus berupaya meningkatkan kapasitas diri dan bekerja profesional agar tercipta lingkungan belajar yang efektif dan menyenangkan sehingga kegiatan belajar mengajar semakin optimal.
Justru tantangan terbesar guru dan institusi pendidikan adalah memastikan peserta didik mendapatkan pelayanan pendidikan yang berkualitas sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Dengan capaian ini juga, Kuswiyanto juga terus mendukung gerakan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro “Ayo Sekolah” untuk menuju masa depan generasi yang lebih gemilang. (wan/lis)