Inilah Peran 3 Warga Bojonegoro Yang Diduga Terlibat Pemasok Senjata Api KKB di Papua Yang Diamankan Satgasus

Reporter : Bima Rahmat

SuaraBojonegoro.com – Tiga tersangka pemasok senjata api untuk kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua, yang berasal dari Kabupaten Bojonegoro terancam hukuman mati. Penangkapan ketiga tersangka tersebut merupakan hasil kerja sama antara Polda Jawa Timur, Polda Papua dan Polda DIY. Rabu (12/03/25).

Dalam operasi tersebut setidaknya enam orang telah diamankan dan tiga diantaranya adalah warga Kabupaten Bojonegoro yang mana ketiga tersangka tersebut berperan sebagai pemasok senjata api. Dari data yang dihimpun ketiga tersangka tersebut mempunyai peran masing-masing diantaranya adalah Teguh Wiyono dari Kabupaten Bojonegoro berperan sebagai pemasok dan sekaligus distributor senjata api.

Selain itu Mukhamad Kamaludin yang juga berasal dari Sukosewu Bojonegoro ditangkap sebagai operator mesin perakitan senjata api dan Pujiono warga Jatirogo, Kabupaten Tuban turut diamankan karena perannya sebagai pembuat popor senjata. Dalam perkara ini ketiga tersangka disangkakan pasal 1 ayat (1) undang-undang darurat Nomor 12 Tahun 1951 dengan ancaman hukuman mati, penjara seumur hidup atau penjara paling lama 20 tahun.

Baca Juga:  Polisi Berhasil Gagalkan Pengiriman Senjata Ke KKB di Papua, Diduga Senjata Juga di Rakit di Bojonegoro

“Pasal tersebut mengatur tentang kepemilikan dan penggunaan senjata api secara ilegal oleh warga sipil,” kata Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Imam Sugianto.

Selain mengamankan para tersangka pihak kepolisian juga mengamankan sejumlah barang bukti diantaranya 982 butir amunisi berbagai ukuran, perangkat untuk merakit senjata, sebuah mobil pickup jenis Suzuki dan lima senjata rakitan.

“Ini adalah hasil pembuatan dari yang bersangkutan, tinggal dibuatkan popor dan larasnya dan digunakan seperti contoh ini (sniper),” kata Dirreskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Farman.

Berdasarkan penyelidikan, Teguh dan Kamaludin diketahui telah merakit senjata yang diperuntukkan bagi operasi KKB Papua, yang didanai Yuni Enumbi, seorang mantan anggota.

“Mereka sangat mengetahui. Tapi yang melakukan komunikasi jual beli adalah saudara Teguh,” pungkasnya. (Bim/red).