(Guru SMA N 2 Bojonegoro)
suarabojonegoro.com – Medsos hari ini sedang viral video tentang penganiayaan guru terhadap siswa. Hal ini sudah menyebar ke mana mana dengan hitungan detik. Tentu saja membuat manyarakat heboh dan menuding guru. Menjatuhkan almamater guru.
Sebentar kemudian beredar klarifikasi dari hasil Whatsapp yang menyatakan bukan guru yang menganiaya, tapi wali siswa yang anaknya digauli oleh siswa di kelas itu. Karena emosinya teman anaknya di benturkan tembok seperti dalam video itu. Bahkan gurunyapun dihantam ketika berusaha melerai.
Manakah yang benar?? Tiada yang tahu saat berada jauh dari lokasi. Hanya sekedar lihat video, baca berita klarifikasi lalu mengikuti arus kisah. Kadang ikut ikut emosi sendiri. Masyarakat dengan mudahnya meyakini berita yang beredar tanpa adanya filter.
Sesaat kemudian beredar berita yang ditulis oleh Komisioner KPAI bidang pendidikan yang membenarkan video kekerasan yang menjadi viral di medsos. Bahkan beliau mengecam keras kejadian di SMP Pangkalpinang. Tulisannya yang sangat kronologis dan runtut. Termasuk sebab sebab penganiayaan terjadi.
Masyarakat dibuat semakin kalut dan kacau. Berita mana yang bisa dipercaya. Siapa yang melakukan semua ini??
Jelaslah bahwa medsos itu bebas sebebas bebasnya tanpa editor. Siapapun boleh membuat berita sendiri. Entah itu nyata atau fiktif . Siapapun boleh share tanpa syarat syarat tertentu. Siapakah yang patut disalahkan?
Sesaat kemudian beredar surat pernyataan klarifikasi dari kepala sekolah SMP Negeri 10 Pangkal Pinang Bp. Muhamad Kadar . Yang menyatakan bahwa di Sekolahnya tidak terjadi seperti video yang sedang viral saat ini. Dan bahkan boleh dilakukan pengecekan.
Masyarakat benar benar dibuat bingung oleh berita di medsos. Jika emosi tidak terjaga, tentu tidak menutup kemungkinan wali murid akan memusuhi guru. Sikap yang bijak sangat dibutuhkan dalam menanggapi share berita semacam itu. Memang kadang sulit bagi kita untuk memastikan ini benar atau salah. Sesuatu yang salahpun bisa tampak benar karena diramu dengan tulisan yang bagus.
Bijaksana dalam menanggapi berita. Apalagi berkaitan dengan perkelahian, gejolak masyarakat dan sejenisnya. Karena kadang ada oknum tertentu yang mengambil kesempatan dengan tujuan memecah belah. Tugas kita semua untuk meredam hal semacam itu agar tidak meluas. Yaitu tidak mudah menerima berita yang belum pasti. Apalagi menyebarkan. (*/JW)
Mari bersatu melangkah maju.
Lampaui batas maksimalmu
Demi bangsa penuh cita