Oleh : Humas PC Fatayat NU Bojonegoro
SuaraBojonegoro.com – Permasalahan krisis air bersih saat musim kemarau di empat Desa Kecamatan Ngasem dan Gayam masih terus berupaya atasi krisis air di musim kemarau. Terutama air bersih untuk rumah tangga. Warga masih jauh dari kecukupan air bersih yang layak.
Desa ini antara lain Desa Tengger, Bareng, Jelu, dan Gayam. Setiap tahun menjadi langganan bantuan pengiriman tanki air bersih dari pemerintah dan swasta. Termasuk bantuan dari ExxonMobil Cepu Limited (EMCL).
Bantuan tangki air tiap musim kemarau tidak menyelesaikan akar masalah. Bantuan ini pun tidak pasti dan tidak berkelanjutan.
Menjawab permasalahan tersebut, EMCL menggandeng PC Fatayat NU Bojonegoro menggelar Program Peningkatan Akses Air Bersih dan Pengelolaan Berkelanjutan Berbasis Masyarakat. Mengawali program, tim Fatayat melakukan sosialisasi pada Rabu (21/5) di masing-masing desa.
Hadir pada sosialisasi perwakilan EMCL, tim Fatayat NU sebagai mitra pendamping, pemerintah desa, perwakikan kecamatan dan masyarakat penerima manfaat.
Masing-masing kepala desa dalam sambutannya menyambut antusias adanya program ini, mengingat bertahun-tahun selalu mengalami kesulitan air bersih di beberapa wilayah saat kemarau. Diharapkan program dapat bermanfaat dan air bersih bisa merata, sehingga kebutuhan sanitasi masyarakat terpenuhi.
Sementara itu, Perwakilan EMCL, Slamet Rijadi, dalam sambutannya menyampaikan bahwa program ini merupakan komitmen EMCL dalam mendukung upaya pemerintah Kabupaten Bojonegoro. “Ini merupakan kolaborasi agar program dapat berkelanjutan dan bermanfaat untuk warga,” ucapnya.
Slamet juga menegaskan bahwa seluruh rangkaian dan tahapan program selalu melibatkan warga. Masyarakat terlibat aktif dan proaktif memastikan program tepat sasaran dan berkelanjutan.
“Pelibatan masyarakat merupakan unsur penting dalam keberlanjutan program, sehingga ada rasa kepemilikan yang kuat,” tegasnya.
Dilanjutkan oleh Nova Nevila selaku manajer program dengan menjelaskan tahapan-tahapan kegiatan sesuai timeline hingga bulan Oktober nanti. Selain itu, disampaikan bahwa pelaksanaan program ini juga memerhatikan konservasi alam seperti biopori dan penghijauan. “Mohon kerjasama dari pemdes dan masyarakat agar program dapat berjalan lancar berkelanjutan,”ucapnya.
Dalam acara itu sekaligus dibentuk tim pelaksana program masing-masing desa. Kemudian dilanjut kegiatan survey lokasi pada titik-titik lokasi di hari berikutnya. (Zh/red)