Wartawan Ini Berikan Semangat & Santunan Keluarga Pelaksana Pemilu Yang Meninggal

oleh -
oleh

Reporter : Sari W

SuaraBojonegoro.com – Salah Satu Wartawan Di Bojonegoro yang bekerja di media Siber SuaraBojonegoro.com, Sasmito mendatangi keluarga Korban Petugas pelaksana Pemilihan Umum tahun 2019 yang meninggal, kedatangan Wartawan ini untuk memberikan semangat dan juga santunan terhadap keluarga Korban yang ditinggalkan. Selasa (21/5/19).

Melihat kondisi Keluarga Korban membuat Wartawan yang sudah lama bekerja didunia jurnalis ini sangat prihatin, dikarenakan ada beberapa korban yang meninggalkan keluarga dan anak anak yang masih kecil dan harus mengenyam pendidikan, sehingga dibutuhkan semangat dan juga uluran tangan dari masyarakat atau pemerintah untuk meringankan beban mereka. Karena sang Bapak yang meninggal adalah tulang punggung keluarga mereka.

Seperti yang dialami Anggota PPS (Panitia Pelaksana Pemilu) yang meninggal adalah Luanto (48) warga Desa Ngadiluwih, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Luanto ini meninggal dunia pasca dirinya pulang menjadi petugas TPS setelah merasakan sakit setelah bekerja dan akhirnya meninggal Dunia .

Yuliati, (42) Istri Luanto menerangkan bahwa suaminya ini pernah mengalami sakit jantung dan kambuh beberapa kali dalam kurun waktu 3 tahun, bahkan pernah beberapa kali dirawat di Rumah Sakit Ibnu Sina Bojonegoro.

“Bapaknya pernah dirawat karena sakit jantung, dan karena kelelahan, bekerja di TPS sampai larut malam dan tidak berhenti membuat suami saya kambuh dan akhirnya meninggal dunia,” Terang Yuliati.

Luanto meninggalkan seorang istri dan dua anak yang masih kuliah di Kediri dan anaknya yang masih berusia 3 tahun. Kondisi keluarga ini sangat sederhana dan tinggal di rumah yang kecil dan masih berlantaikan tanah.

Sasmito juga mendatangi keluarga korban petugas pelaksana pemilu lain yang meninggal yaitu Supriadi (22) warga Desa Meduri RT. 03 RW 08, Kecamatan Margomulyo Bojonegoro, Jawa Timur ini meninggal Dunia karena kelelahan dan kemungkinan akibat Kecapekan yang berlebihan, seperti yang disampaikan oleh Kakaknya Heri dan juga ibunya Darmini.

Ditemui dirumahnya, Darmini menyampaikan bahwa sebelum meninggal, Supriadi pada Hari Pelaksanaan pemilu melakukan pekerjaannya mulai pagi hingga malam hari, kemudian pasca menjadi petugas TPS (Tempat Pemungutan Suara) 10 Desa Meduri, korban tidak langsung pulang.

Setelah menjadi petugas TPS adik saya kemudian mampir menonton pertunjukan ketoprak dan karena kecapekan ketika pulang dari menonton ketoprak keluarga mendengar kabar dia mengalami kecelakaan lalu lintas.

Selain itu, didatangi pula keluarga Ngalim, anggota Komisioner Panwas Kecamatan Ngraho yang meninggal akibat kecelakaan dijalan Raya Ngraho Padangan pada saat perjalanan kegiatan tugas pemilu. Ngalim meninggalkan satu istri Siti Fatimah (48) yang tinggal di Desa Blimbinggede, Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro, dan 5 orang anak.

Menurut istrinya sebelum meninggal Ngalim sering melakukan kegiatan baca Al Quran didalam rumahnya, juga dalam bekerja Ngalim ini tidak mengenal rasa capek dan selalu ringan tangan dalam melaksanakan tugas tugas Pengawasan Pemilu.

Dikatakan olehnistri Ngalim bahwa suaminya Sering pulang pergi dari rumah ke Bojonegoro dan Juga ke kantor Panwas, dan dipastikan suaminya saya sangat capek, tapi Ngalim ini tidak pernah sambat.

Melihat kondisi demikian Sasmito yang datang ke Rumah keluarga korban ini menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya korban dan memberikan semangat kepada keluarga untuk tetap tabah dan juga menerima meninggalnya korban sebagai bentuk pengabdian kepada bangsa dan negara.

“Mereka ini meninggal dalam tugas pelaksanaan pemilu dan juga pulang dari tugas pelaksanaan pemilu sehingga meninggalnya mereka ini adalah gugur dalam tugas, dan semoga dalam keadaan sahid,” Terang Pria yang juga ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Bojonegoro.

Melihat ada beberapa kondisi keluarga korban yang ekonominya menengah kebawah, dirinya berharap agar pemerintah bisa memberikan peluang atau bantuan yang terbaik bagi keluarganya. “seperti Almarhum Luanto ini meninggalkan anak yang masih kecil, dan kondisi keluarganya yang pas pasan,” Terangnya.

Selain memberikan santunan terhadap keluarga korban, Sasmito datang ke keluarga Korban Petugas Pelaksana Pemilu ini bersama tim Redaksi, untuk melihat langsung kondisi keluarga dan juga berupaya berkomunikasi dengan pihak keluarga dengan harapan agar ada kebijakan pemerintah untuj bisa memberikan program berkelanjutan terhadap keluarga Yang ditinggalkan guna menghidupi keluarga mereka yang kini tanpa seorang Ayah dan suami. (Ari/Tim/SB)

No More Posts Available.

No more pages to load.