PENDIDIKAN DEMOKRASI BAGI PEMILIH PEMULA

oleh -
oleh

Oleh: Era Dwi Hermawanto

SuaraBojonegor.com – Pemilihan umum merupakan salah satu bentuk partisipasi politik sebagai perwujudan dari kedaulatan rakyat. Partisipasi merupakan salah satu aspek penting dari demokrasi. Karena keputusan politik yang dibuat dan dilaksanakan oleh pemerintah menyangkut dan mempengaruhi kehidupan warga negara maka warga masyarakat berhak ikut serta menentukan isi keputusan yang mempengaruhi hidupnya dalam keikutsertaan warga negara dalam mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik.

Meningkatnya angka pemilih pemula yang tidak menggunakan hak pilihnya bukan tanpa sebab, peran pemilih pemula sangat mendominasi mengingat pemilih pemula yang baru memasuki usia hak pilih sebagian besar belum memiliki jangkauan politik yang luas untuk menentukan ke mana mereka harus memilih.

Pemilih pemula merupakan subjek dan objek dalam kegiatan politik termasuk di dalamnya adanya kegiatan pemilihan umum. Pemilih pemula sebagai objek dalam kegiatan politik, yaitu mereka yang masih memerlukan pembinaan dalam orientasi kearah pertumbuhan potensi dan kemampuan dalam bidang politik. Mereka sebagai penerus bangsa perlu memiliki wawasan dan pengetahuan dalam bidang politik termasuk kegiatan pemilihan umum. Di sinilah peran pemuda diperlukan, peran pemuda sangat sentral mengingat pemuda sudah pernah menggunakan hak pilih, memiliki wawasan dalam bidang politik, memiliki jangkaun politik yang luas, tahu untuk menentukan ke mana mereka harus memilih. Selain itu, pengalaman dan pengetahuan dalam soal politik praktis, membuat pemuda berpikir lebih rasional.

Karakteristik yang dimiliki oleh pemilih pemula, adalah sebagai berikut:
1. Belum pernah memilih atau melakukan penentuan suara di dalam TPS.
2. Belum memiliki pengalaman memilih.
3. Memiliki antusias yang tinggi.
4. Kurang rasional.

5. Pemilih muda yang masih penuh gejolak dan semangat, yang apabila tidak dikendalikan akan memiliki efek terhadap konflik-konflik sosial di dalam pemilu.

6. Menjadi sasaran peserta pemilu karena jumlahnya yang cukup besar.

7. Memiliki rasa ingin tahu, mencoba, dan berpartisipasi dalam pemilu, meskipun kadang dengan berbagai latar belakang yang berbeda.

Faktor-faktor yang mendorong partisipasi pemuda dalam menggunakan hak pilih yaitu kesadaran politik para pemilih, rasa ingin tahu para pemilih pemula. Faktor yang mendorong pemuda tidak berpartispasi dalam menggunakan hak pilih adalah kesibukan mereka sehari-hari. Peranan pemuda yang sangat komplek dalam kegiatan sehari-hari untuk mengetahui tanggung jawab mereka terhadap pribadinya, selalu menjadi faktor utama yang menghambat keterelibatan mereka dalam kegiatan pemilihan umum. Mereka lebih memilih untuk melaksanakan kegiatan mereka daripada harus ikut serta dalam urusan pemilu.

Peranan pemuda yang sangat komplek dalam kegiatan sehari-hari untuk memenuhi tanggung jawab mereka terhadap pribadinya, selalu menjadi faktor utama yang menghambat keterlibatan mereka dalam kegiatan pemilihan umum. Mereka lebih memilih untuk melaksakan kegiatan mereka daripada harus ikut serta dalam urusan pemilu.perasaan tidak mampu dan larangan dari pihak keluarga. Perasaan tidak mampu. Sehingga, mereka berpendapat bahwa yang berhak untuk terjun didalamnya adalah orang-orang kaya, berpendidikan, ataupun orang yang sudah berpengalaman di dunia politik. Larangan dari pihak keluarga disebabkan falsafah ketimuran bagi masyarakat Jawa masih dijunjung dengan teguh. Mereka masih mementingkan keluarga diatas kepentingan yang lain. Jadi, ketika anggota keluarga ada yang tidak setuju dengan suatu aktifitas yang dilakukan maka lebih baik berhenti melakukannya. Di dalamnya juga dengan aktifitas politik pemilih pemula dalam pemilu, ketika anggota keluarga ada yang melarang mereka segera mematuhinya
Keikutsertaan pemilih pemula dalam dunia politik, bagi beberapa pemuda adalah suatu hal yang istimewa. (**)

No More Posts Available.

No more pages to load.