Kalangan Pelajar Dukung Industri Pengolahan

oleh -
oleh

SUARABOJONEGORO.COM – Masih banyak lulusan sekolah tingkat SMA di Bojonegoro yang belum mendapatkan pekerjaan. Minimnya keterampilan dan peluang pekerjaan menjadikan mereka menganggur, meskipun telah lulus beberapa tahun.

Persoalan ini menjadi perhatian serius calon bupati (Cabup) dan wakil bupati (Cawabup) Bojonegoro, Soehadi Moeljono dan Mitroatin. Pasangan yang dikenal masyarakat dengan sebutan “Mulyo -Atine” ini akan membuka lapangan pekerjaan dalam jumlah besar dalam jangka waktu panjang. Bukan seperti di proyek migas yang hanya di awal membutuhkan banyak menyerap tenaga kerja, setelah itu kembali terjadi penumpukan pengangguran seperti sekarang ini.

Agar kebingungan seperti yang dialami Catur Pamungkas (20), tidak terjadi lagi pada pemuda lainnya. Sudah dua tahun ini, Catur, panggilan akrabnya, mengenyam pendidikan di SMAN 4 Bojonegoro.

BACA JUGA : Kalangan BPD Dukung Industri Pengolahan

Kurang satu tahun lagi dia akan lulus sekolah, dan mulai berfikir mendapatkan nilai bagus dan pekerjaan. Sementara untuk mendapatkan pekerjaan mapan harus memiliki keterampilan.

“Saya ingin sekali kerja kantoran, bagian pembukuan atau administrasi dan dapat gaji layak,” kata kepada wartawan, Kamis (23/5/2018).

Sekalipun dari keluarga petani, pelajar yang hobi bersepeda ini mengaku belum tertarik bekerja di dunia pertanian. Selain di sekolahnya tidak diajarkan, menjadi petani yang baik dan benar sekalipun masih terkesan kuno.

“Orang tua saya mintanya malah jadi sarjana, bukan petani,” tandasnya.

Menurutnya, jika di Bojonegoro terdapat pabrik pengolahan hasil pertanian sangat memungkinkan membuka peluang usaha, dan pekerjaan. Sudah ada beberapa produk yang dikenalnya seperti keripik singkong.

“Kalau ada peluang pekerjaan, ya bisa saja saya ikut bekerja di dalamnya. Untuk membuka pabrik pasti kan butuh tenaga terampil dan pemikir,” ungkapnya.

Dia berharap, bupati terpilih mendatang membuka sekolah pertanian bagi fresh graduated di Bojonegoro. Sehingga, anak-anak muda yang baru lulus sekolah bisa mendapatkan pelatihan dan mengembangkan industri manufaktur yang diwacanakan.

Senada disampaikan Mohammad Syafii (17), siswa SMKN 5 Bojonegoro. Bidang pertanian bagi pelajar sepertinya masih sangat asing, bahkan belum ada pelajaran tentang cara bertani selama ini.

“Kebanyakan sekarang tehnik elektro, migas, perbengkelan, dan belum ada tehnik bertani,” ungkapnya.

Faktor itulah yang menurut Syafii, belum menumbuhkan rasa ketertarikan pemuda sekarang ini di sektor pertanian, karena belum ada pengenalan secara dini terkait pertanian baik menjadi petani atau potensi bisnis di dalamnya.

“Kebanyakan sekolah kejuruan itu belum ada spesifikasi ke tehnik pertanian,” ujar pelajar asal Desa Ngampel, Kecamatan Kapas ini.

Dia berharap, bupati mendatang mengenalkan dunia pertanian sejak dini jika ingin ada regenerasi bidang pertanian. Salah satunya dengan mendirikan sekolah khusus pertanian.

“Jadi, kalau membuat pabrik pengolahan hasil pertanian, paling tidak pemuda itu punya dasar-dasar pengetahuan dulu waktu di sekolah,” pungkasnya.

Dimintai tanggapannya, salah satu Cabup Bojonegoro, Soehadi Moeljono, menyatakan kedepan telah menyiapkan program percepatan industri jasa dan manufaktur untuk meningkatkan nilai ekonomi komoditas pertanian, perikanan, dan perkebunan.

“Ini akan mempercepat mengurangi pengangguran dan kemiskinan. Banyak peluang usaha dan pekerjaan yang akan tercipta dari industri ini,” tegas Pak Mul, sapaan akrabnya.

Program ini, lanjut dia, akan diseleraskan dengan peningkatkan produksi pertanian di wilyah selatan melalui percepatan pembangunan Waduk Gongseng, jaringan irigasi, dan jaminan pupuk bagi petani.

“Kita juga akan memberikan pelatihan keterampilan bagi pemuda usia produktif, agar ketika industri itu berjalan mereka sudah siap untuk terlibat langsung,” pungkas mantan Sekda yang sudah 32 tahun mengabdikan diri sebagai PNS di Pemkab Bojonegoro ini. (lis)

No More Posts Available.

No more pages to load.