SuaraBojonegoro.com – Kegiatan FGD (Forum Group Discusion) yang membawa tema Pencegahan Intelorasi, radikalisme dan terorisme untuk menjaga kondusifitas kabupaten Bojonegoro oleh Bakesbangpol yang dilaksanakan di Salah satu Gedung di Kecamatan Baureno yang menghadirkan para siswa siswi sekolah perwakilan dari 5 Kecamatan serta guru pendamping dan Perwakilan pengurus BKP (Bojonegoro Kampung Pesilat) mendapatkan antusias dari Peserta, Kamis (1/8/2024).
Sebelum pelaksanaan FGD, acara diisi dengan sambutan sambutan dan pembukaan, Kepala Bakesbangpol Pemkab Bojonegoro Mahmudi, dalam sambutannya mengatakan bahwa acara ini digelar untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan ditingkat masyarakat dari segala bentuk pengaruh perpecahan baik perpecahan kelompok kelompok organisasi tertentu maupun Kelompok masyarakat yang berbeda golongan.
Mahmudi mengajak kepada peserta dalam acara FGD untuk mempraktekkan kerukunan dalam setiap kehidupan sehari hari, mencegah perbedaan tapi menyatukan perbedaan untuk meyakinkan bahwa persatuan dan kesatuan mampu menumbuhkan berbagai peningkatan positif di masyarakat baik, ekonomi maupun pendidikan yang lebih baik.
“Pencegahan Inteloran Radikalisme dan terorisme bisa kita cegah secara bersama sama guna mengakrabkan masyarakat serta kondusifitas di masyarakat,” Terang Mahmudi.
Sementara itu dalam sambutan pembukaannya, Joko Lukito selaku asisten 2 Pemkab Bojonegoro menyatakan bahwa mencegah Radikalisme, dan terorisme negara dan masyarakat harus saling bersatu untuk bahu membahu dalam memeranginya, selain itu kelompok masyarakat juga harus ikut dengan cara memberikan pembinaan terhadap kelompok masyarakat tersebut.
“Seperti saat ini, Ada BKP yang juga hadir untuk untuk membantu pencegahan intoleran yang dapat mengakibatkan radikalisme,” Tutur Joko Lukito.
“Ajang ini sangat penting untuk menumbuhkan semangat toleransi, dalam menciptakan persatuan dan mengurangi adanya gejolak di masyarakat,” tambahnya.
Disampaikan pula, Media sosial juga menjadi sarana penting untuk meningkatkan Dan menumbuhkan persatuan dan melakukan kewaspadaan terhadap berbagai bentuk ajaran atau ajakan yang dapat merusak kebersamaan.
Sementara itu, tiga Nara Sumber yang masing masing menyampaikan materi tentang pencegahan inteloren, radikalisme dan terorisme diantaranya adalah Budi Endah dari Kejaksaan Negeri Bojonegoro, Iptu Didik selaku KBO Sat Intelkam Bojonegoro, dan Sasmito dari Pengurus FKDM (Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat) Bojonegoro.
Dari penyampaian ketiga Nara sumber menarik minat para peserta untuk melakukan tanya jawab seputar radikalisme dan juga terkait perbedaan yang dapat mengakibatkan perselisihan antar anggota oknum kelompok organisasi tertentu yang dapat menimbulkan perpecahan dan juga keresahan masyarakat.
Persoalan komunitas anak anak remaja yang sering rasis dan juga saling melakukan ujaran kebencian baik melalui medsos atau gambar gambar pada kaos sehingga membuat sering terjadinya perselisihan dan juga bahkan tindak pidana penganiayaan.
“Dengan cinta kita dapat menciptakan rasa untuk saling mempersatukan diri antara masyarakat satu dan lainnya, sehingga perbedaan akan menjadi indah jika saling menghormati,” kata Sasmito.
Narasumber lainnya, Budi Endah juga menyampaikan bahwa adanya tindak pidana oleh anak anak remaja juga ditangani oleh pihak kejaksaan, bahkan diabtarabyabadalah di bawah umur, dan rata rata mereka kasus penganiayaan yang berawal dari ujaran kebencian dan saling ejek sehingga merasa tersinggung. “Tidak sedikit kasus tersebut terjadi dan saat ini sudah disidangkan,” Kata Endah.
Iptu Didik juga menjelaskan, bahwa setiap tindakan hukum ada dampaknya, sehingga menciptakan kerukunan dan persatuan adalah hal yang sangat penting, selain untuk pengamanan diri sendiri juga untuk masyarakat sehingga tercipta lingkungan yang baik dan kondusif. (Rum/Red)