Sulit Air Bersih Dimusim Kemarau, Petani Harusnya Bisa Siasati

oleh -
oleh

Reporter : Bima Rahmat

SuaraBojonegoro.com Di musim kemarau ini banyak warga yang mengeluhkan minimnya air bersih untuk memenuhi kebutuhan. Termasuk para petani yang mengeluhkan minimnya air untuk pengairan. Rabu (26/06/19).

Menanggapi hal tersebut Insinyur Pertanian Urip Widodo, menjelaskan bahwa di wilayah Kabupaten Bojonegoro ini terdiri enam bulan basah dan enam bulan kering. Sehingga para petani seharusnya dapat mensiasati perubahan musim tersebut.

“Misalnya di bulan kering seperti ini menanam tanaman yang tidak membutuhkan air terlalu banyak misalnya kedelai, kacang hijau, jagung,” katanya.

Untuk para petani di musim kemarau ini dirinya menyarankan untuk menanam dengan teknik tumpang sari yang sama diterapkan para petani di kabupaten Tuban.

“Untuk mensiasati enam bulan basah dan enam bulan kering tadi. Belum masa panen petani bisa menanam tanaman lain sehingga di waktu petani belum masa panen bisa tanam lagi,” ucapnya.

Sedangkan untuk tanaman hias, lanjutnya bisa disiasati karena bukan patokan. Lain halnya jika tanaman hias untuk taman kota di musim kemarau ini penyiraman harus lebih ekstra.

Alumni Universitas Wisnu Wardhana (UNIDHANA) ini menuturkan jika hutan yang menghasilkan sumber air dan mengikat air pada musim kemarau ini beristirahat.

“Sedangkan hutan di Bojonegoro ini hutan jati bukan seperti hutan di Jember, Malang yang ada pohon besar-besar. Akhirnya sungai-sungai sedang itu tidak ada airnya,” ujarnya.

Agar tidak mengalami krisis air pada musim kemarau seperti ini dirinya menyarankan agar dalam reboisasi ditanami pepohonan yang dapat menghasilkan air, berakar banyak, dan pohon-pohon besar.

“Contohnya pohon trembesi,” tambahnya.

Dirinya menuturkan jika aktivitas penambangan minyak juga berpengaruh pada cuaca panas di wilayah Bojonegoro, menurutnya untuk meminimalisir panas maka seharusnya pihak terkait menggalakkan menanam pohon-pohon trembesi.

“Tembesi yang besar-besar kalau pohonnya kecil ya percuma karena tidak bisa menyerap dan menyimpan air, dan kuat panas” jelasnya.

Akan tetapi pohon trembesi menurutnya tidak cocok jika ditanam untuk tanaman kota. Selasa n dapat merusak bangunan dan jalan pohon trembesi juga rawan tumbang disaat musim penghujan.

“Karena rawan patah saat kena hujan dan angin,” pungkasnya. (Bim/red).

No More Posts Available.

No more pages to load.