Biasanya Panen Diatas Banjir, Petani di Bantaran Sungai Begawan Solo Tahun Ini Dapat Berkah

oleh -
oleh

SuaraBojonegoro.com – Sejumlah desa di Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo, Jawa Timur panen dengan harga tinggi pada musim hujan awal tahun ini. Harga gabah basah dari sawah mencapai Rp 5.200 per kilo gram.

Harga tersebut terbilang cukup tinggi dibandingkan harga panenan pada musim hujan tahun 2017 lalu senilai Rp 4.200 per kilo gram. Rp 5.200 ini sama dengan harga gabah pada panenan musim kemarau akhir 2018 kemarin senilai Rp 5.500 per kilo gram.

“Kami sangat bersyukur karena musim hujan biasanya lahan kami kebanjiran, tetapi tahun ini aman dari banjir dan dapat panen dengan harga tinggi,” ujar Sanawi Kepala Desa Pucangarum, Kecamatan Baureno, Bojonegoro Selasa, (15/1/19).

Dia menjelaskan, harga Rp 5.200 itu terkena potongan (refaksi) 5 persen dari bobot gabah dari tengkulak yang membeli. Kata dia, tengkulak yang membeli gabah para petani masih didominasi dari lokal, sehingga tidak ada persaingan harga.

Meski hari ini harga gabah tinggi, namun dia memperkirakan harga tersebut akan turun beberapa minggu kedepan. Sebab, curah hujan di wilayah Bojonegoro tinggi.

“Panen hari ini kemungkinan akan ada penurunan karena faktor cuaca ekstrem, tetapi sedikit antara Rp 200 sampai Rp 300 per kilo gramnya, dan harga terendah nanti kami prediksi masih Rp 4.800 per kilo gram,” tterangnya

Dia menambahkan, luas lahan Desa Pucangarum yang hari ini panen seluas 277 hektare. Selain Desa Pucangarum, di Kecamatan Baureno ada Desa Lebaksari, Kadungrejo, Kauman, Karangdayu dan Pomahan juga panen raya.

Sementara di Kecamatan Kanor, sejumlah desa juga panen diantaranya Desa Kedungprimpen, Gedongarum, Temu, Prigi, Pilang, Semambung dan Desa Kanor serta beberapa desa lain yang tersebar dk aliran Sungai Bengawan Solo.

“Desa Pucangarum mengawali panen karena tanamnya mmaj. Untuk serentak panen raya kemungkinan dua minggu lagi,” papar Sanawi.

Dia menambahkan, kualitas panenan hari ini menurun 20 persen karena faktor musim hujan. Selain itu banyaknya hama dan kurangnya sinar matahari sehingga padi kurang tumbuh maksimal.

Kadir (54) salah seorang petani menambahkan, pasca panen musim hujan ini dia bersama petani lainnya akan langsung melakukan tanam padi lagi. Sebab cuaca hujan tahun ini diperkirakan tidak begitu ekstrem yang berdampak pada banjir Sungai Bengawan Solo.

“Tetapi masih nunggu koordinasi dahulu dengan pengurus Hippa dan desa lainnya. Tapi kemungkinan tanam lagi,” ujarnya menambahkan. (Die/SB)

No More Posts Available.

No more pages to load.