Perkembangan Teknologi, Dampak Bagi Perkembangan Anak

oleh -
oleh

SUARABOJONEGORO.COM – Tim Penggerak PKK Kabupaten Bojonegoro, bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional menggelar sosialisasi perubahan perilaku anak akibat pengaruh perkembangan teknologi. Acara yang berlangsung di Pendopo Pemkab Bojonegoro ini diikuti oleh Anggota Tim Penggerak PKK Kecamatan, Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan dan desa serta kader pokja II se Kabupaten Bojonegoro. Rabu (02/05/2018).

Acara tersebut dibuka oleh Plt Sekertaris Daerah Kabupaten Bojonegoro, Yayan Rohman, AP, MM yang mewakili Pj Bupati Bojonegoro dengan menghadirkan dua orang narasumber dari Masyarakat Peduli Media yakni Tri Pri Handayani atau akrab dengan panggilan Bu Yeyen dan Dyva Claretta .

Plt Ketua Tim Penggerak PKK Narty Suprianto mengatakan, perkembangan teknologi saat ini bergerak semakin cepat. Itu membawa dampak positif juga negatif. Ibu-ibu PKK harus memahami itu semua.  Dia berharap agar seluruh peserta menyimak semua yang disampaikan narasumber dan menjadi bekal untuk mendidik putra putri kita.

Pj Sekda Yayan Rohman menjelaskan, perkembangan teknologi membawa perubahan yang luar biasa. Misalnya, saat ini untuk belanja tidak perlu pergi ke toko atau mall. Cukup beli lewat online di situs-situs yang banyak menyediakan. ”Langsung diantar ke rumah,” terangnya.

Dengan perkembangan teknologi yang seperti itu, para orang tua terutama ibu-ibu juga harus menyesuaikan. Sebab, perkembangan teknologi ada dampak positif dan negatifnya. Misalnya, media sosial (medsos) membuat membuat interaksi dengan banyak orang semakin mudah.

Orang jadi mudah bersosialisasi. Namun, medsos tersebut juga berdampak negatif. Yaitu, kurangnya interaksi pengguna medsos dengan lingkungan sekitar. ”Sebab, para pengguna hape sibuk sendiri-sendiri,” terang dia.

Hal ini menunjukkan bahwa tanggungjawab ibu-ibu PKK tidak mudah. Sebab, anak-anak saat ini dilahirkan di zaman yang teknologi berkembang pesat. ”Jarang ada anak-anak yang paham permainan zaman dulu. Bahkan, unas saat ini sudah pakai komputer,” jelasnya.

Dyva Clareeta dari Forum Masyarakat Peduli Media mengatakan, banyak anak-anak saat ini tidak paham permainan tradisional. Itu karena tidak ada transfer dari orangtua ke anak-anak mereka. Orangtua membiarkan anak-anak mereka bermain ponsel seharian. Asalkan mereka tidak menganggu orangtua. ”Orangtua senang anaknya anteng. Tapi dampaknya bisa buruk,” ungkap dia.

Menurut Clareeta, permainan tradisional harus dihidupkan lagi. Sehingga, anak-anak mengenal permainan itu. Karena banyak hal positif yang kita dapatkan dari permainan tradisional, mulai belajar bersosialisasi, interaksi dan mengasak motorik tubuh kita.

Narasumber lain Pri handayani mengingatkan ibu-ibu PKK agar selalu mengawasi anak-anaknya. Jangan sampai anak-anak tersebut dibiarkan berselancar sendirian di dunia maya. Sebab, berbagai bahaya mengincar mereka. Mulai pornografi hingga ujaran kebencian. Orang tua jangan tenang saja ketika anak diam didalam kamar dan bermain gadget, kita harus waspada dan lebih baik mengajak anak berinteraksi atau bermain diluar rumah daripada asyik berselancar didunia maya.

Ibu – ibu jaman now harus peka dan jangan gaptek, kita harus tau kontens yang ada di HP anak anak kita, mengurangi pemakaian gadget jauh lebih utama dan mengganti dengan interaksi bersama keluarga .
Narasumber tersebut juga menyoroti fenomena anak punk yang marak terjadi diberbagai wilayah .

Acara sosialisasi ini merupakan inisiatif yang digagas oleh Plt Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bojonegoro sebagai bentuk menambah wawasan dan pengetahun kepada para kader dan orang tua sekaligus upaya melindungi anak anak sebagai aset bangsa, mereka adalah tumpuan masa depan negeri dan orang tua mereka. (Lis)

 

Reporter: Syaroni

No More Posts Available.

No more pages to load.