Seni Bonsai Mini Meriahkan Pasar Seni di Festibale Ramadhan

oleh -
oleh

SuataBojonegoro.com – Sejumlah pelaku dan penyuka seni bonsai ikut memeriahkan gelaran Festibale Ramadhan di Bale Parawangsa. Tak hanya dari Bojonegoro, mereka juga datang dari Kabupaten Tuban yang memang selama ini intens terlibat dalam berbagai kegiatan di Bale Parawangsa. “Kami atas nama perorangan, karena memang kebetulan memiliki sejumlah koleksi,” kata Yoeng, aktifis seni bonsai dari Kecamatan Rengel Tuban.

Sejumlah bonsai mini terpajang di bagian depan arena kegiatan. Tak hanya dipajang, beberapa juga tampak dimodifikasi seolah menjadi miniatur taman. Kegiatan itu sendiri bakal dibuka untuk umum pada hari ke empat ramadhan (Minggu, 26/03) dan berakhir pada h – 4 lebaran sebagai bagian dari Pasar Seni di helat Festibale Ramadhan. “Memang pihak Bale hanya menerima bonsai kecil-kecil yang katanya terjangkau dan bisa dikoleksi untuk hiasan meja saat lebaran,” tambahnya.

Ditanya soal harga yang ditawarkan, ia mengatakan bahwa karena segmennya lebih umum maka koleksi yang dipajang dijamin lebih ramah di kantong pengunjungnya. Bojonegoro dan Tuban memang diketahui memiliki kondisi geografis yang identik, hal tersebut membuat adanya kesamaan potensi di kedua kabupaten ini. “Itulah kenapa kami mengajak para seniman bonsai untuk menunjukkan potensi yang bisa digarap oleh kedua kabupaten. Digarap secara sederhana dan dapat di implementasikan oleh awan sekalipun,” jelas Ramon Pareno mewakili Bale Parawangsa.

Menurutnya, bonsai mini dapat menjadi karya kreatif unggulan dari Bojonegoro dan Tuban. Terlebih ada momentum lebaran, dimana Kabupaten Bojonegoro merupakan tempat tujuan mudik. “Sangat khas untuk dijadikan hiasan meja tamu saat lebaran, ini bisa menjadi potensi yang layak dikembangkan. Semoga langkah awal kami ini menginspirasi,” tambahnya.

Selain bonsai mini, terdapat juga sukulen dan beberapa karya kriya. Dalam helat Festibale Ramadhan itu juga digelar sejumlah kegiatan lain yang melibatkan berbagai pelaku kreatif di Bojonegoro dan sekitarnya. Mulai dari pertunjukkan seni, nonton bareng, helat Tadarus Sastra Purnama, story telling kitab hingga Jagong Kesenian. Festibale Ramadhan bersifat terbuka untuk umum, baik pengunjung ataupun partisipan yang ingin terlibat di dalamnya.

“Meskipun terlihat seperti pameran, tapi tujuannya adalah pasar. Dan Alhamdulillah kegiatan ini juga memunculkan seniman-seniman yang selama ini belum terlihat,” pungkasnya. Membuka Festibale Ramadhan, musik ber genre rap dan hip hop yang dibawakan oleh Bom Bom dikolaborasikan dengan alunan syahdu nostalgia dari Music Parking yang dimotori oleh Fauzi Zam Zam. (Red/Lis)

No More Posts Available.

No more pages to load.