Jaringan Gas Rumah Tangga di Bojonegoro Dikeluhkan Oleh Banyak Warga

oleh -
oleh

Reporter: Sasmito Anggoro

SuaraBojonegoro.com – Beberapa Masyarakat Desa Sukorejo, Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro yang menggunakan Jaringan Gas Bumi yang disalurkan melalui pipa untuk Rumah tangga mengeluhkan adanya pembayaran yang diduga tidak sesuai penggunaan gas yang disalurkan ke rumah tangga dari PGN (Perusahaan Gas Negara) yang digunakan sebagai kebutuhan rumah tangga yaitu memasak. Selasa (20/9/2022).

Dari data yang dihimpun awak media ini menyebutkan bahwa beberapa warga di RT 19, RT 11, dan RT 9, Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro mengeluhkan mahalnya pembayaran gas melalui saluran jaringan untuk rumah tangga yang dipasang oleh pihak rekanan sebelumnya ke rumah rumah tangga di wilayah tersebut.

Mereka membandingkan dengan gas yang berasal dari tabung Elpiji melon, yang mana seperti yang dialami warga bernama  Dirham yang tinggal di RT 11 menyampaikan bahwa setelah menggunakan gas dari jaringan pipa Gas untuk Rumah Tangga dirinya dalam satu bulan harus membayar biaya yang sangat mahal mencapai sekitar Rp200 ribu, sementara jika dirinya menggunakan tabung gas hanya mengeluarkan uang Rp60 ribu.

Bahkan karena mahalnya biaya tersebut, sehingga dirinya tidak mampu membayar dan akhirnya disegel oleh pihak Jargas.

Selain itu warga yang lain, juga mengeluhkan  adanya pembayaran gas tersebut meski gas yang berasal dari Jaringan Gas Bumi tersebut tidak digunakan sama sekali dan harus membayar senilai Rp52 ribu. “Saya heran padahal sudah tidak saya gunakan namun masih harus membayar, dan saya sudah laporan dan sudah saya foto mulai saya tutup sejak awal dan sampai saat ini angka dimeterannya tidak bergeser,” Ujar Diro warga Sukorejo.

Hal yang sama juga dikeluhkan warga Kadipaten yang menggunakan jaringan gas tersebut dan tidak pernah digunakan namun juga harus membayar Rp70 ribu.

Dengan adanya hal tersebut, beberapa masyarakat lebih memilih tabung gas, dan pengeluarannya lebih jelas serta penggunaanya. Dan tidak sedikit masyarakat yang membiarkan jaringan gas tersebut dan menutup karena dianggap harus membayar mahal setiap bulannya meskipun tidak digunakan sama sekali

“Dulu katanya memakai jaringan gas Pipa lebih murah namun kenyataanya pengeluaran uang untuk gas malah lebih mahal,” ujar Gaguk warga Kadipaten.

Dia juga menyebutkan karena mahalnya gas melalui jaringan pipa tersebut, akhirnya kembali memilih menggunakan tabung gas.

Humas PGN Arif Wijaya, ketika dihubungi melalui sambungan teleponnya menjelaskan bahwa pembahmyaran mahal ini agar diketahui oleh masyarakat bahwa keluhan mahalnya pembayaran PGN adalah bukan pembayaran PGN yang mahal, karena menurut Arif Wijaya ada pembayaran minimal yang di bebankan ke pelanggan. Dan angka minimal tersebut adalah 4 meter kubik per bulan, dan jika perbulan pelanggan tidak menyampai angka 4 meter kubik maka akan dikenakan sampai 4 meter kubik sebagai pemakaian biaya beban.

Sedangkan adanya keluhan warga yang dianggap lebih mahal daripada gas Tabung, hal itu dikatakan bahwa uang yang dibayar oleh pelanggan sebagai jaminan pembayaran, “Hal itu untuk mengantipasi keterlambatan pembayaran pelanggan yang diambilkan secara otomatis, dan itu adalah uang ya pelanggan juga,” ujarnya.

Untuk warga yang sudah tidak menggunakan Jaringan Gas, diharapkan untuk datang ke Kantor guna melakukan pemutusan kontrak, karena jika belum diputus maka ada tanggungan pelanggan sebelum diputus ada tagihan yang belum dibayar tetap menjadi tanggungan pelanggan.

“Kalau sudah ada jaminan pembayaran yang lebih, juga akan dikembalikan ke pelanggan,” jelas Arif Wijaya.

Arif juga meminta jika ada keluhan pelanggan agar bisa berkonsultasi dan akan dibantu persoalan yang dikeluhkan oleh pelanggan dengan datang ke Kantor PGN di Bojonegoro. (Sas/Red)

No More Posts Available.

No more pages to load.