Pertanian Ekologis Desa Bonorejo Bojonegoro Berikan Pembelajaran Petani Desa Miru Lamongan

oleh -
oleh

SuaraBojonegoro.com – Kelompok tani, pendamping pertanian, dan perwakilan Dinas Pertanian Kabupaten Lamongan berkunjung ke Desa Bonorejo, Kecamatan Gayam, Bojonegoro. Mereka datang untuk belajar tentang pertanian ekologis yang dinilai sudah berhasil.

“Kami ingin belajar dan berbagi pengalaman tentang pertanian yang ramah lingkungan,” ucap Mochtar, mewakili rombongan, pada Jumat (4/7/2023).

Rombongan disambut oleh kepala desa Bonorejo, Yayasan Daun Bendera Nusantara, dna petani Pemandu serta petani peserta sekolah lapangan pertanian Desa Bonorejo.
Saat diskusi, Kepala Desa Bonorejo Rahmad Akhsan menyampaikan pentingnya membangun sinergi antara pemerintah desa, masyarakat, dinas, dan pihak swasta dalam pembangunan desa.

“Saya takjub, ternyata di sini, perusahaan dapat berdampingan harmonis sekali dengan masyarakat sekitar, terutama dengan petani,” ucap Mochtar merujuk pada Program Sekolah Lapangan Pertanian yang digulirkan ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) untuk masyarakat sekitar.

Mantan Kades Miru ini menilai program-program yang digulirkan EMCL sangat tepat sasaran.

“Saya rasa ini yang perlu ditiru di banyak tempat, terutama di wilayah Saya. CSR perusahaan harus tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat ” imbuh Mochtar.

Kata dia, keberadaan ExxonMobil terbukti bisa berdampingan dengan masyarakat sekitar, khususnya petani. Perusahaan telah menunjukkan perhatian kepada masyarakat petani, dan ini memberikan dampak positif bagi kawasan pedesaan.

Kades Bonorejo, selain menyampaikan mengenai manfaat program, juga menjelaskan aspek pertanian yang menjadi fokus pembangunan ekonomi di desanya. Namun dalam aspek pertanian ini dia merasa kesulitan mencari petani-petani muda sebagai generasi penerus.

“Saat ini, rata-rata usia petani di atas 45 tahun, dan ini menjadi persoalan di hampir semua wilayah. Maka dari itu, perlu dilakukan upaya untuk mendorong anak muda memiliki kepedulian terhadap pertanian,” ungkap Akhsan.

Dia terus mengupayakan agar perkembangan teknologi dan internet tidak menjauhkan generasi muda dari pertanian. Justru seharusnya teknologi yang dikuasai generasi saat ini bisa mendorong pengembangan pertanian lebih baik.

“Sistem pertanian berkelanjutan yang dikembangkan dalam program EMCL dan Yayasan Daun Bendera Nusantara di Desa Bonorejo ini diharapkan bisa memberi persepsi yang berbeda bagi masyarakat, khususnya pemuda,” tambah Akhsan.

Tren kesadaran masyarakat mengenai lingkungan dan kesehatan, kata Akhsan, muncul dari internet dan media sosial. Dia berharap, anak muda akan semakin termotivasi untuk praktek di lapangan.

“Kita terus berupaya agar Bojonegoro yang dulu terkenal sebagai lumbung pangan, bisa menunjukkan bukti dengan pertanian yang berkelanjutan,” ucapnya.

Rakhmad Akhsan juga berterima kasih kepada EMCL dan SKK Migas yang terus mendukung masyarakat sekitar operasi Lapangan Minyak Banyu Urip. Manfaat positif dari keberadaan migas tentu harus kita terus tingkatkan agar masyarakat menjadi semakin mandiri dan maju dalam perekonomian. (Red/Lis)

No More Posts Available.

No more pages to load.