Kemenkumham Nyatakan R. Murdjoko Sebagai Ketum PSHT

oleh -
oleh

SUARABOJONEGORO.COM –  Wahyu Subagdiono, selaku Ketua Cabang Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Pusat Madiun, menyatakan bahwa hasil dari Mahkamah Agung (Ajuan Kasasi dari kelompok Jakarta yang ditolak oleh Mahkamah Agung.red) yang dikembalikan ke Pengadilan Tata Usaha Negara.

Mahkamah Agung, secara resmi menyatakan dengan sah secara hukum R. Murdjoko, sebagai Ketua Umum PSHT dan berpusat di Kabupaten Madiun. Minggu (21/10/18).

Hal tersebut disampaikan saat dirinya menghadiri tasyakuran warga baru PSHT serta temu kadang PSHT Ranting Baureno, Cabang Bojonegoro, Pusat Madiun.

“Mahkamah Agung telah menetapkan bahwa PSHT yang berpusat di Madiun dengan Ketum Mas Murdjoko telah sah Badan Hukumnya. Jadi tidak ada lagi lainnya yang mengaku-ngaku sah secara hukum,” katanya.

Pria yang sekaligus sebagai Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), menegaskan bahwa cikal bakal PSHT di Kabupaten Bojonegoro, ini berawal dari Kecamatan Baureno, dengan perjuangan para sesepuhnya saat itu.

“Dulu itu awalnya dari sini (Ranting Baureno.red) dengan pelatih Mas Sriyanto. Awalnya berat dan sulit karena PSHT belum dikenal di sini, sehingga hanya 2 warga yang berhasil disahkan ketika itu,” ujarnya.

Hal tersebut dibenarkan oleh Sriyanto, sebagai babat alas PSHT di Kabuapten Bojonegoro. Pria pensiunan guru ini menjelaskan bahwa betapa butuh perjuangan mengenalkan ilmu Setia Hati di Kabuapen Bojonegoro, khusunya di Kecamatan Baureno. Pada tahun 1979 pertama kali dirinya membuka latihan PSHT dan hingga saat menyebar disetiap pelosok Kabupaten Bojonegoro.

“Njih, pada tanggal 6 Januari tahun 1979 pertama kali saya membuka latihan di Baureno. Ketika itu lumayan berat, karena SH Terate belum dikenal di sini,” jelasnya.

Sriyanto, bahkan menceritakan bagaimana ketika itu sempat ditantang oleh sejumlah pendekar setempat untuk adu ilmu di atas panggung.

“Itu bagian dari coba, karena sepiro gedhene sengsara yen tinampa amung dadi coba. Walaupun karena hal itu saya sempat diinapkan di Mapolsek Baureno,” tuturnya.

Dari buka latihan tahun 1979 tersebut, lanjutnya, akhirnya pada tahun 1983 hanya ada 2 siswa yang berhasil disahkan menjadi warga PSHT. Keduanya yaitu, Muntholib dan Laksamana Pertama Sidiq Mustofa yang hingga kini tetap mengabdi di PSHT yang berpusat di Madiun.

“Akhirnya sekarang telah menjadi 40 ribuan warga PSHT se-Cabang Bonegoro Pusat Madiun. Semoga berkah dan selalu dalam ridlo Allah SWT,” pungkas pensiunan PNS itu.

Dari pantauan suarabojonegoro.com, tasyakuran dan temu kadang warga PSHT dengan menggelar wayangan dengan lakon ‘Bubak Alas Wonomarto” tersebut dibanjiri ribuan pengunjung dan tamu undangan baik dari keluarga besar PSHT sendiri maupun khalayak umum.

Selain Ketua Cabang PSHT Bojonegoro Wahyu Subakdiono beserta seluruh pengurus, dihadiri pula Ketua Dewan Pertimbangan Cabang PSHT Bojonegoro, Suwarno, beserta anggota Dewan Pertimbangan Sutrisno.

“Terima kasih atas partisipasi seluruh keluarga besar SH Terate Ranting Baureno Cabang Bojonegoro Pusat Madiun. Terima kasih untuk seluruh panitia pelaksana, juga para kadang sepuh pengesahan tahun 80-an yang menyempatkan hadir untuk temu kadang,” ungkap Ainul Taufik, selaku Ketua Ranting PSHT Baureno. (Bim/red).

Reporter : Bima Rahmat

No More Posts Available.

No more pages to load.