Industri Manufaktur Hilangkan Penggangguran

oleh -
oleh

SUARABOJONEGORO.COM – Sebanyak 8.300 siswa tingkat SMA/MA/MK di Kabupaten Bojonegoro lulus sekolah tiap tahunnya. Sebagian dari lulusan tersebut ada yang ingin mencari pekerjaan baik di dalam kota maupun di luar daerah, sekalipun tidak memiliki bekal ketrampilan memadai.

Kondisi inilah yang menyebabkan terjadinya penumpukan pengangguran, karena lulusan tahun sebelumnya masih banyak yang menganggur ditambah lagi lulusan baru.

Problema itulah yang akan dicarikan solusinya oleh pasangan calon bupati (Cabup) dan wakil bupati (Cawabup) Bojonegoro, Soehadi Moeljono dan Mitroatin. Pasangan yang mengusung slogan “Semua Bekerja Semua Sejahtera” ini telah menyiapkan banyak program mulai dari pemberian keterampilan bagi pemuda usia produktif.

Program tersebut akan diselaraskan dengan percepatan pembangunan industri jasa, dan manufaktur untuk meningkatkan nilai ekonomi komoditas pertanian, perikanan, dan perkebunan agar membuka lapangan pekerjaan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Seorang pemuda, Febrianto, yang lulus SMK Purwosari tahun 2017 lalu, sampai kini kesulitan mencari pekerjaan. Sudah setahun dia kesana kemari melamar kerja bidang akuntansi di perusahaan tak membuahkan hasil.

“Ada beberapa panggilan kerja, tapi ya tidak lolos tes,” ujarnya kepada Wartawan, Kamis (24/5/2018).

Pemuda berkacamata minus ini pernah mengikuti kursus di salah satu lembaga swasta di Bojonegoro. Itu pun tidak banyak membantu.

“Akhirnya, ya sekarang  kerja di bengkel dekat rumah, seadanya saja,” ungkap warga Desa Ngraho, Kecamatan Gayam, Bojonegoro ini.

Diakui, potensi pertanian di desanya sangat besar, namun belum pernah ada gerakan inovatif baik dari pemkab maupun pemdes setempat untuk membuka peluang pekerjaan dari sektor tersebut.

“Selama ini setahu saya, tiap panen hasilnya langsung dijual tanpa ada pengolahan terlebih dahulu,” jelasnya.

Menurutnya, apabila ada pabrik pengolahan hasil panen seperti padi, jagung, kedelai, atau komoditas lainnya, pasti akan membuka peluang pekerjaan bagi pemuda usia produktif.

“Pasti itu, karena ada produk yang dihasilkan di dalamnya,” tandasnya.

Dia berharap, bupati terpilih mendatang bisa memberikan pelatihan dalam pengolahan hasil pettanian tersebut. Sehingga, ketika pabrik berjalan, para pemuda berpeluang terlibat langsung baik di bagian produksi, pemasaran, pembukuan, dan masih banyak lagi.

“Sangat setuju dan mendukung kalau nanti benar-benar ada pabrik seperti itu,” pungkasnya.

Sementara, Resa Mahendra, pemuda asal Desa Mojoranu, Kecamatan Dander, mengaku, meski lulus sekolah di SMA Negeri Dander, sejak empat tahun lalu, hingga kini belum mendapatkan pekerjaan sesuai harapannya.

“Saya malah jadi sopir di salah satu distributor makanan, padahal ingin kerja di perusahaan besar,” sambungnya.

Minimnya bekal keterampilan yang dimiliki menjadikan Resa, sapaan akrabnya, harus menerima pekerjaan tersebut. Sekalipun pekerjaan itu idamannya, namun dari puluhan lamaran pekerjaan yang dikirimkan baik melalui job fair atau secara online, tidak ada satupun yang merekrutnya menjadi karyawan.

“Baru satu tahunan ini saya dapat pekerjaan sopir, itupun karena ada teman sekolah yang kerja di perusahaan itu,” tuturnya.

Dia pun berancang-ancang untuk berwirausaha dengan modal dari menyisihkan sebagian gajinya setiap bulan. Bekerja menjadi sopir gajinya terbatas dan tidak ada tambahan lainnya.

“Kalau usaha sendiri kan bisa menentukan gaji sendiri,” tandasnya.

Menurutnya, potensi pertanian di Desa Mojoranu cukup bagus karena mengandalkan pengairan irigasi, namun belum dimanfaatkan secara maksimal. Sedangkan sekarang ini banyak sekali industri rumahan yang mengolah hasil pertanian salah satunya kedelai.

“Kalau industri rumahan itu dikembangkan lagi menjadi sebuah pabrik pengolahan, pasti akan membuka peluang pekerjaan cukup besar,” jelasnya.

Dia berharap, bupati terpilih mendatang bisa belajar dari daerah lain yang sudah memiliki pabrik pengolahan hasil pertanian, untuk kemudian diterapkan di Bojonegoro.

“Disini kan banyak komoditas Pertanian, jadi bisa berpotensi mengembangkan produk makanan kalau memang serius dikerjakan,” pungkasnya.

Menanggapi hal itu, Cabup Soehadi Moeljono menyatakan, program percepatan industri jasa dan manufaktur dengan memanfaatkan potensi lokal salah satunya pertanian, akan mempercepat mengurangi pengangguran. Banyak peluang pekerjaan dalam jangka waktu panjang yang dapat ditangkap pemuda usia produktif Bojonegoro sehingga mereka tidak perlu lagi bekerja ke luar daerah.

“Keberadaan industri ini nantinya juga akan mempercepat mengurangi kemiskinan. Masyarakat kita yang mayoritas petani akan mendapatkan nilai tambah dari hasil pertaniannya,” pungkas Cabup yang berpasangan dengan Kader NU ini. (lis)

No More Posts Available.

No more pages to load.