Disiapkan Pemuda Trampil untuk Dukung Industri Manufaktur

oleh -
oleh

SUARABOJONEGORO.COM – Sektor pertanian dianggap belum bisa memberikan jaminan pendapatan memadai bagi kaum pemuda Bojonegoro. Mereka pun lebih tertarik bekerja di proyek migas, pabrik, maupun buruh bangunan untuk mendapatkan penghasilan pasti.

Anggapan seperti itulah yang akan diubah oleh pasangan calon bupati (Cabup) dan wakil bupati (Cawabup), Soehadi Moeljono dan Mitroatin, untuk memaksimalkan potensi pertanian agar mampu membuka lapangan pekerjaan, dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Caranya, pasangan yang dikenal masyarakat dengan sebutan “Mulyo -Atine” itu telah menyiapkan program percepatan pembangunan industri jasa, dan manufaktur
untuk meningkatkan nilai ekonomi komoditas pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan, serta mengurangi angka pengangguran.

Kepala Desa Ngasem, Kecamatan Ngasem, Suwondo, mengakui, bidang pertanian di wilayahnya sebagian besar masih didominasi oleh pekerja usia tua. Sedangkan dari generasi muda belum ada yang mau.

Mayoritas pemuda di Desa Ngasem berkeinginan bekerja di proyek migas. Mereka menganggap sektor pertanian belum memberikan keuntungan lebih.

“Pekerjaan bertani masih dianggap pekerjaan yang kotor, dan kurang memberikan hasil,” jelasnya.

Pemuda sekarang ini pemikirannya sudah modern, dan tidak mau jika berurusan dengan tanah dan keringat. Sekalipun banyak sekali potensi pekerjaan di sektor pertanian jika mau terlibat di dalamnya.

“Sebenarnya banyak yang bisa dikembangkan dan menghasilkan,” ungkapnya.

Menurutnya, dengan adanya pabrik pengolahan hasil pertanian maka dimungkinkan bisa membuka lapangan pekerjaan bagi pemuda yang saat ini sebagian besar masih menganggur.

“Kalaupun ada, sudah pasti menyerap tenaga kerja,” tandasnya.

Pihaknya berharap, Pemkab kedepan memberikan pelatihan kepada pemuda setempat untuk belajar cara mengolah hasil pertanian.

“Jadi, ketika ada pabrik pengolahan hasil pertanian itu sumber daya manusianya siap semua,” tandasnya.

Sementara Kepala Desa Bobol, Kecamatan Sekar, Harinto, mengatakan, belum ada industri manufaktur skala besar di wilayahnya untuk hasil pertanian.

“Meskipun ada, itu sifatnya home industri,” tandasnya.

Di desa ini sebagian besar warga setempat memiliki usaha pengolahan hasil pertanian seperti keripik singkong, keripik tempe, dan lain sebagainya.

“Kalau industri tersebut diperbesar lagi, kami sangat setuju karena bisa menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi,” tukasnya.

Sudah saatnya para pemuda ikut serta terlibat dalam sektor pertanian, meski tidak secara langsung terjun ke sawah.

“Karena susah sekarang ini mengajarkan anak muda untuk bertani,” ungkapnya.

Pihaknya berharap, Pemkab kedepan bisa menyiapkan tenaga terampil agar masyarakat termasuk para pemuda berkembang melalui industri manufaktur yang akan didirikan.

“Harapannya, dengan adanya industri manufaktur ini hasil pertanian ikut meningkat,” pungkasnya.

Menanggapi hal itu, Cabup Soehadi Molejono, menyatakan, kedepan telah menyiapkan program percepatan pembangunan industri jasa, dan manufaktur untuk mempercepat mengurangi pengangguran dan kemiskinan. Industri ini dipastikan akan meningkatkan nilai ekonomis komoditas pertanian, perkebunan, perikanan, maupun perternakan sehingga dapat mengangkat kesejahteraan petani.

“Kita akan memberikan pelatihan keterampilan kepada pemuda agar ketika industri berjalan mereka sudah siap terlibat langsung,” tegas Pak Mul, sapaan akrabnya.

Industri ini, lanjut Pak Mul, akan mengoptimalkan potensi Bojonegoro salah satunya sektor pertanian yang sangat menjanjikan. Melalui percepatan pembangunan  percepatan pembangunan Waduk Gongseng, beserta jaringan sarana irigasi persawahan khususnya di wilayah selatan Sungai Bengawan Solo, dan pemberian jaminan ketersediaan pupuk bagi petani.

“Ketika hal ini berjalan dengan baik, maka kita dapat meningkatkan produk-produk pertanian kita sejalan dengan peningkatan industri manufaktur yang membutuhkan bahan baku yang diproduksi dari para petani-petani kita. Maka dari itu, peningkatan pendapatan para petani akan berkorelasi positif terhadap meningkatnya kesejahteraan petani dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” pungkas cabup yang berpsangan dengan Kader NU ini. (lis*)

No More Posts Available.

No more pages to load.